05 : Apricity

656 121 46
                                    

Disclamer : Masashi Kishimoto
.
.
Story au by : Aizuhime
.
.
15+
.
.
Mulmed : Umareru Negai.
.
.
NHL

🍁🍁🍁🍁

Sai hanya memandang heran pada Naruto yang sejak masuk ke kelas sudah tidak bersemangat. Rasanya aneh sekali ketika seseorang yang biasa banyak tingkah tiba-tiba menjadi pendiam. Apalagi, Naruto sudah seperti itu sejak kemarin. Awalnya Sai berpikir kalau Naruto sedang kesal lantaran kemarin pak Kakashi menghubungi Kushina dan mengadukan masalah Naruto yang mendapat hukuman karena merusuh lagi. Tapi jika sekedar itu masalahnya, si heboh Naruto tidak mungkin murung sampai berlarut-larut. Sai sangat tahu prinsip hidup sahabatnya, 'masalah hari itu harus selesai hari itu juga, tidak boleh sampai mempengaruhi hari lain'.

"Kau kenapa? Apa kemarin bibi menghukum mu terlalu keras?"

Naruto hanya menggeleng pelan. Seolah tak tertarik pada Sai, pandangannya terus fokus ke arah jendela, memperhatikan anak-anak dari klub berenang melakukan pemanasan pagi dengan berlari mengelilingi sekolah. Naruto pernah sangat membenci kegiatan itu, menurutnya berlari sangat membosankan dan melelahkan, tapi siapa sangka jika dia merindukan momen itu sekarang. Dia rindu berlatih mati-matian sebelum mengikuti turnamen berenang.

Gerak-gerik Naruto tentu tidak luput dari pengamatan Sai. "Kau tidak ikut latihan?"

"Aku menyerahkan surat pengunduran diri dari klub tadi pagi."

Manik Sai membola seketika. Dia adalah saksi hidup bagaimana seorang Naruto sangat menggilai dunia berenang sejak kecil. Pencapaian Naruto dalam turnamen juga tak main-main, ketika baru bergabung dengan klub berenang SMA saja dia sudah berhasil menyabet mendali perak tingkat nasional. Menjadi juara termuda dari prefektur Tokyo, yang kala itu masih duduk di kelas satu. Para orang dewasa bahkan menyebutnya jenius. Kalau saja ia tak harus direpotkan dengan 'anugrah', dan terpaksa hiatus dengan alasan cedera, mungkin Naruto juga menjadi kandidat juara ketika naik kelas dua.

"Kau yakin ingin mundur lagi tahun ini?"

"Iya. Meski berat aku harus merelakannya. Lagi pula aku tidak punya pilihan lain 'kan?" Naruto tertawa pelan, sangat kontras dengan raut wajahnya yang tampak kacau. "Tahun ini adalah kesempatan terakhir ku untuk mengalahkan kak Sasuke. Aku tahu tahun depan aku masih bisa ikut turnamen sebagai mahasiswa, tapi aku benar-benar ingin meraih medali emas sebelum lulus dari sekolah ini."

Uchiha Sasuke, kakak angkat Sai itu memang menjadi role model bagi Naruto sejak lama karena mereka sama-sama menekuni olahraga berenang. Sebenarnya, berbeda dengan Naruto yang sangat mencintai dunia berenang dan selalu bekerja keras, Sasuke adalah tipe berbakat yang mampu meraih medali emas di tahun pertama dia belajar berenang dengan mudah. Sai masih ingat bagaimana terlukanya harga diri Naruto kala itu, karena kalah dari orang yang bahkan tidak berkompetisi secara serius. Sampai-sampai Naruto bertekad untuk meraih medali emas sebelum lulus SMA supaya tidak kalah dari Sasuke.

"Naruto, kau tidak perlu buru-buru untuk mundur.. Kita masih punya waktu sebelum kejuaraan dimulai, ayo cari jalan keluar bersama."

"Bagaimana jika kutukan itu tidak menghilang sampai aku mati?" Sorot mata Naruto terlihat tanpa hasrat. Membayangkan masa depan mengerikan dimana ia harus terus bersembunyi dari hujan, mematahkan sisa semangat yang ia punya. "Kutukan ku harusnya sudah selesai saat aku naik kelas tiga, tapi kenyataannya.."

"Hei, kenapa kau jadi pesimis begitu?" Sai mengguncang pelan pundak Naruto supaya ia mengangkat kepalanya dari atas meja. Melihat Naruto yang lesu begitu benar-benar membuat Sai tidak nyaman. "Bukankah kau bilang, kau mendapatkan petunjuk soal kutukan saat bersama Hinata? Kenapa sekarang malah menyerah?"

Fox & CyborgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang