Chapter 3

514 122 6
                                    

"Odin, rival sekaligus sahabat ayahku, aku mengagumi dia sebagai seorang raja dewa lebih dari ayahku," jelas Athena. "Bahkan Wisnu sendiri," tambahnya seraya mengedikkan kepala ke arah Emily.

Ethan pamit sebentar ke belakang karena perutnya terasa aneh.

"Apa Anda sedang bersembunyi?" tanya Emily sedikit takut.

"Kenapa kau tanya begitu?" sebelah alis Athena terangkat. Mata abu-abunya menatap tajam, mungkin jika Emily salah menafsirkan pertanyaannya badai langsung menyambar melalui mata sang dewi.

"Errr... Maaf jika itu menyinggungmu, cuma aku pikir seorang dewi yang agung sedang bersantai di sini, menyamar layaknya wisatawan, itu agak aneh menurutku," jawab Emily jujur, dia takut tersinggung.

Athena menatap Emily lumayan lama.

"Aku heran bagaimana gadis cantik dan sepintar dirimu bisa dengan mudah jatuh hati pada bocah itu?" tanya Athena heran. "Usia kalian juga terpaut jauh juga, kan?"

Emily tersenyum sopan, agak malu-malu dia berkata setengah berbisik, "aku tahu dia lebih tua dariku, dan dia bukan seorang cowok idaman wanita, tetapi dia tahu cara memperlakukan wanita, terutama dia selalu melindungiku," 

"Itu cuma ilusi yang diciptakan oleh cupit-cupit milik Aprhodite. Cinta tak ada yang abadi, hanya kebahagiaan semu yang suatu saat akan hilang," tukas Athena.

"Jika memang itu takdir kami, tak apa, karena setiap manusia pasti akan berpisah jalan. Entah karena berpisah menjalani hidup tanpa kita, atau berpisah karena di jalan kematian," balas Emily dengan sorot mata teguh.

"Jika kau meninggalkan dia, aku akan membantu kalian sepenuhnya sampai akhir," Athena masih berusaha.

Emily menggelengkan kepala. "Maaf, aku tak bisa meninggalkan Ethan," tuturnya.

"Tapi, bagaimana jika pemuda itu meninggalkanmu?" tanya Athena mengubah sudut pandang pertanyaannya.

Emily yang tadinya menaruh rasa hormat pada sang dewi tiba-tiba merasa muak, dia teringat pada salah satu buku yang dibacanya di perpustakaan sekolah, kalau Athena adalah salah satu dewi Olimpus yang tak memercayai laki-laki, dan seorang perawan kekal.

"Jika kau memang berniat membantu kami, bantulah, tapi aku mohon padamu untuk tak terlalu mencampuri urusan pribadi kami," kata Emily dingin.

"Kau akan menyesal suatu saat nanti," kata Athena tajam, dia beranjak dari kursinya dan menghilang begitu saja. Meninggalkan secarik kertas di atas meja.

Tak lama Ethan kembali, dia melihat Emily duduk sendirian.

"Di mana dewi itu?" tanya Ethan bingung.

"Dia pergi karena urusan mendadak," kata Emily ringan. Dia memberikan secarik kertas yang merupakan petunjuk di mana tiga bersaudari Graiai berada.

Mata Ethan berbinar-binar. "Akhirnya petunjuk pertama kita, ayo kita tak boleh membuang waktu," Ethan menarik tangan Emily.

Gadis berkacamata itu mengangguk ceria.

***
Dewi Freyja yang sedang duduk di singgasannya memikirkan cara terbaik membunuh Ethan dan Emily, diganggu oleh kedatangan dua orang tamu berjubah bertudung, dengan wajah ditutup oleh topeng.

Seorang Valkyrja mendekati sang dewi, berbisik di telinganya. Dewi Freyja mengerutkan kening.

"Apa hubungan kalian dengan mereka berdua?" tanyanya.

Salah seorang maju ke depan. "Kami ingin mencegah keduanya memicu kiamat yang akan datang, dan ingin bertukar pandangan dengan Yang Mulia Dewi, memohon izin untuk itu," terangnya dengan sangat sopan.

Mitologi: Sword Of The GodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang