Matt menemui teman teman terdekat Manu mencari tahu apa yang terjadi dengan Manu namun mereka juga tidak tahu apa yang terjadi mereka juga merasa heran dengan perubahan sikap Manu.
"Apa ini gara gara Nana ya?"
"Siapa Nana?"
"Itu kak"
Matt memandang gadis yang berpakaian seperti kehabisan bahan, ia berjalan menghampiri gadis yang ditunjuk dan Matt merasa jijik melihat sikapnya yang kegenitan.
"Apa yang kau lakukan dengan Manu?"
Gadis itu tertawa genit
"Tidak, mana mungkin aku mau dengan orang seperti itu ih wajahnya bikin rese"
"Begitu rupanya sekarang aku mengerti"
Nana heran dan Matt langsung pergi cuek saja.
"Dia bukan gadis yang baik ia merendahkan Manu dan teman temannya juga tidak tahu Manu menyimpannya sendiri"
"Ia memang seperti itu setiap kali kami mendesaknya ia menyimpan sendiri"
Matt menghembuzkan nafasnya kasar
"Gadis murahan seperti itu....ia bahkan menggodaku sungguh menggelikan"
"Kenapa kalian memyelidikiku?"
Semua nya memandang Manu diambang pintu
"Manu kami mengkhawatirkanmu"
"Aku baik baik saja dan aku bisa mengurus diriku sendiri, aku bukan anak anak lagi"
"Manu pelankan nada suaramu"
Matt tidak suka Manu meninggikan suaranya
"Kau jangan sok perduli padaku, urus saja urusan mu sendiri"
"MANU MEREKA ORANG TUAMU"
Manu mundur berlari keatas mengunci dan membanting pintu setelah dibentak oleh Matt.
Manu menulikan telinga ketukan dari Rose maupun Zach tidak ia tanggapi pintu terkunci, Matt sudah pindah ia mau pamit namun Manu juga tidak menanggapinya.
"Manu, buka pintunya nak"
Sunyi
"Pa, aku khawatir"
"Aku akan mengambil kunci cadangan di ruang kerja"
Zack kembali dengan kunci namun sia sia mereka menelpon Matt yang baru sampai dari kantor di apartemennya ia bergegas pergi rupanya Manu masih marah karena ia membentaknya.
Sesampainya Matt langsung mendobrak pinth kamar Manu mereka mendekati Manu yang terbaring Rose menepuk wajah Manu.
"Sayang bangun, Manu....buka matamu"
"Kita bawa kerumah sakit saja"
Matt meraup tubuh Manu ia dapat merasakan panasnya tubuh dan nafas Manu ia semakin merasa bersalah, setiba dirumah sakit ketiganya menunggu diluar.
"Sudah aku bilang ia akan sakit setiap kali kesana"
Zach diam saja mendengar istrinya demikian juga Matt ia tahu Rose meskipun bukan ibu kandung Manu namun ia sangat mengenal Manu dan kebiasaannya.
"Hei apa kabar, masih marah?"
Manu berbalik membelakangi Matt yang menggodanya ia baru sadar dan disuguhi pemandangan yang tidak ingin lihat.
"Kau tahu alasanku marah padamu"
Manu masih diam dan Matt menghembuskan nafasnya pelan
"Baiklah, aku pergi saja kalau begitu"
Manu berbalik
"Tunggu"
Wajah Manu merah padam rupanya Matt hanya mengerjainya
"Maaf, jika tidak begitu kau tidak akan berbalik"
Manu duduk bersandar ia menolak bantuan Matt
"Udahan ya marahnya"
"Tidak"
"Keras kepala sekali"
"Terserah"
Matt jadi gemas ia mencubit pipi Manu membuat Manu hampir berteriak kaget plus sakit ia mendorong Matt, ibunya masuk melihat pipi merah merah
"Itu pipi kenapa?"
"Ada yang melakukan pelecehan"
Ibunya memandang Matt
"Seharusnya mama tidak masuk tadi"
Manu mendelik kearah ibunya, Rose.
"Mama apa apaan anaknya dilecehkan kok bukannya dibela sih"
"Di grepe juga gak apa apa kalau itu Matt biar dapat cucu"
"Ayaaaahhhh aku mau pulang"
Ayahnya yang berdiri diluar kaget ia diperhatikan orang yang lalu lalang Zach jadi tidak enak hati 😅 ia tersenyum canggung buru buru masuk.
"Ayah aku mau pulang titik, aku tidak mau lebih lama dirumah sakit apalagi kalau ada orang itu"
Manu menunjuk Matt yang nyengir
"Nak kau membuat ribut dirumah sakit baiklah baiklah ayah akan menemui dokter"
Ayahnya kembali keluar ia merasa lelah serasa hanya dia yang normal sekarang ditambah Matt, Manu bangkit ia tidak sabar mau pulang.
"Manu sayang, sabar sedikit ayah belum kembali"
Manu terduduk kembali menghembuskan nafasnya kasar menyibukkan dengan hape mengabaikan Matt hingga ayahnya kembali tidak lama sekalian menyelesaikan administrasi, ibunya membantu Manu mengenakan jaketnya.
Matt pulang ke apartemennya ia memikirkan apa yang diucapkan ibu Manu mengenai cucu, ia tidak mengerti apa maksudnya.
Tbc