Ia memperhatikan punggung ibunya wanita tangguh yang membesarkannya sayang nya ibunya ini tidak bisa memberinya adik namun Manu sangat menyayangi ibunya ya walau sering berdebat.
"Ma?"
Rose menoleh
"Ada apa Manu, kenapa diam duduk melamun di meja makan?"
"Maafkan Manu"
Rose mengerutkan dahinya mengapa Manu minta maaf padanya kesalahan apa yang Manu buat, ia duduk di kursi dekat Manu.
"Ada apa Manu, kau tidak melakukan kesalahan apapun mengapa harus minta maaf?"
"Manu selalu mengungkit perihal....mama bukan ibu kandung Manu....maaf"
Manu tertunduk dalam Rose bingung apa anaknya lagi kesambet atau apa mengapa auranya jadi sedih gini.
"Manu kau seperti anak kandung mama dan memang benar kau tidak perlu minta maaf sayang, ih kenapa jadi sedih gini jangan kau pikirkan lagi"
Rose sedih ia mengusap wajah Manu, Zach melihat dari kejauhan tersenyum ini momen yang ia suka.
Manu habis menemui beberapa temannya dan memutuskan pulang lebih cepat ia tidak mau sampai ketinggalan bus ia lebih senang menggunakan angkutan umum melihat orang orang didalamnya berinteraksi.
Matanya terpicing memastikan apa yang ia lihat benar itu Matt bersama seorang gadis sangat mesra bergelayutan dilengan Matt, entah ia tidak suka melihat gadis itu dekat dekat Matt.
"Dasad murahan"
Makinya tanpa alasan ia buru buru melangkah ke halte bis dan duduk disana ia tidak bisa melupakan apa yang ia lihat dan kenapa ia marah kepada gadis itu dan Matt.
"Kenapa aku jadi begini, Matt itu dlsiapa aku siapa bodoh sekali apa yanf aku pikirkan"
Ujarnya dalam hati, sebuah mobil berhenti didepannya.
"Manu, kau disini ayo aku antar?"
Manu lihat gadis itu duduk didepan tersenyum padanya, Manu menulikan dan membutakan matanya ia memilih bis jika tidak naik taksi saja.
"Manu ayo"
Manu bangkit melangkah pergi ia akan menaiki taksi saja, Matt menangkap mata penuh marah dan cemburu tapi kemudian ia tersenyum hatinya senang.
Matt diundang acara makan malam dirumah Manu oleh Rose dan Zach sudah lama Matt tidak menemui keluarga itu, ia buru buru bersiap mungkin membeli beberapa buah dan sebotol anggur untuk mereka.
"Ah selamat sore nak, masuklah"
"Ini Om"
Menyodorkan buah dan sebotol minuma
"Wah tidak perlu repot repot nak, terima kasih"
"Tidak enak jika datang dengan tangan kosong"
Matt tersenyum masuk menutup pintu berjalan dibelakang Zach, ia melihat Manu yang berbaring disofa menonton tv terdengar Rose memanggil Manu untuk makan malam ia belalu begitu saja dan duduk bergabung seolah Matt tidak ada mata Matt terus mengamatinya.
Setelah acara makan malam Manu diminta tetap duduk dan Rose memandang suaminya lalu Manu
"Begini Manu sayang, orang tua Matt menghubungi kami mereka ingin menjadikanmu sebagai anggota keluarga mereka dalam hal ini melamar mu sebagai menantu"
"Mama ini tidak lucu jangan bercanda"
"Ini serius dan inilah alasan mama mengundang Matt untuk makan malam"
"Ma aku.....aku tidak yakin aku butuh waktu"
Manu gugup ia memang tidak yakin dan belum siap menikah apalagi itu dengan Matt, Matt hanya diam ia juga tidak ingin mendesak Manu.
"Katakan dengan mama ada apa, kamu seperti menyembunyikan sesuatu dari kami nak?"
Mereka bicara dikamar Manu
"Manu melihatnya bersama seorang gadis ma, aku tidak mau menikah dengan orang seperti itu bagaimanapun Manu tidak mau makan hati"
Rose tersenyum mendengar Manu membuat Manu merasa heran dengan sikap Rose
"Sayang apa kau menyukai Matt?"
Wajah Manu merah mendengar pertanyaan ibunya ia merasa malu tertangkap basah
"Ma aku serius aduh susah kalau bicara dengan mama, aku mau tidur saja"
"Jangan menghindar dari pertanyaan mama"
"Aku tidak tahu ma, serius"
"Tapi kenapa kau cemburu melihat Matt bersama orang lain"
Manu memajukan bibir nya
"Ma, aku mengantuk dan besok aku harus bangun pagi"
Manu mendorong Rose keluar dari kamarnya Matt sendiri sedang bicara dengan Zach merasa heran melihat ibu dan anak itu dan Manu menutup pintu kamarnya.
Tbc