Part 28

44 7 0
                                    

Happy Reading❤

Typo komen!

Sore di kediaman Farel suasana sangat rusuh. Siapa lagi dalang di balik semua ini kalo tidak Farel dan sang adik. Yang satu suka ngegas sama ga mau ngalah, yang satu nya suka cari masalah. Indahnya perdamaian ini. Alasan hanya satu Nanda mau ke rumah Senja, sedangkan Farel tidak mau mengantarkan nya.

"Ayok napa bang!" ajak Nanda yang benar-benar ingin ke sana.

"Males dek abang tuh males! Capek mau tidur!" jawab Farel.

"Besok-besok aja capek nya sekarang ke Kak Senja!"

"Ya mana ada kek gitu. Ajak papa aja noh!"

"GA MAU! MAU NYA SAMA ABANG TITIK!" teriak Nanda kesal bukan main.

"Aduh iya iya keluar lo! Mau mandi gue!" jawab Farel setengah hati. Membuat Nanda senang bukan main. Hanya membutuhkan waktu 10 menit Farel sudah siap dan sampai di tangga terakhir dia di suguhkan tote bag, membuat Ia kebingungan.

"Buat?"

"Senja. Mama titip ya"

"Iya" jawab Farel seadanya, karena mood nya bener-bener hilang. Tak lama keluar Dino dari arah dapur. Dahinya menyerit karena wajah Farel dua kali lebih dingin dari biasanya.

"Kenapa?"

"Badmood. WOY BOCIL JADI KAGAK LO? GUE ITUNG 1 SAMPAI 3 LU GA MUNCUL GUE BALIK KE KAMAR"

"SATU...."

"DUA....."

"TI-.." Hitungan ke tiga belum selesai Nanda sudah turun dengan pakaian rapi. Sangat rapi. Membuat Farel mendengus kesal.

"Jangan galak-galak napa bang, lemah lembut dikit napa sih?" protes Dino.

"Masalah buat papa? Orang dia nya ga masalah. Udah deh Mas Dino bantuin Mbak Dina masak, sekalian belajar siapa tau bisa masakin Farel kan. Ga sia-sia papa belajar bisa berguna bagi anak. Udah ya kita berangkat. Assalamualaikum" pamit Farel sambil menyalimi kedua tangan orang tua nya di ikuti Nanda. Tenang ucapan Farel tidak pernah di masukan ke hati oleh orang tua nya. Malah membuat kedua nya menahan tawa. Bukan nya tidak sopan atau gimana, tapi sudah lumrah karena Dina dan Dino tidak keberatan. Wajah Farel saat dua kali lebih dingin sangat menggemaskan di mata keduanya.

"Kamu kira papa babu?" tanya Dino sebelum Farel pergi.

"Ga aku doang kali Pa, mama sama Nanda juga buat papa babu." Setelah mengucapkan itu Farel langsung melenggang pergi.

"Enak aja!" Sungut Dino. Dina yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. Sudah makanan nya setiap hari. Apalagi mood nya sang sulung jelek begini. Semua orang di semprot dengan kata-katanya.

***

Sore hari di temani segelas teh hangat. Duduk di emperan teras rumah. Menikmati suasana sore hari. Angin sepoi-sepoi melengkapi sore ini. Senja menutup mata nya perlahan. Nyaman. Jilbab instan nya berterbangan mengikuti angin.

"Non.." panggil Bi Siti. Senja langsung membuka mata nya dan menoleh ke arah Bi Siti.

"Iya Bi? Ada apa?"

"Ini non rapot nya. Tadi mau bibi kasih pas non pulang tapi lupa." jelas Bi Siti sambil menyerahkan rapot Senja. Senja yang melihat itu tersenyum senang dan menerima itu tak lupa mengucapkan terima kasih. Setelah mendapat jawaban dari Senja, Bi Siti langsung pergi ke belakang.

Senja melihat rapot nya nanar. Dibuka nya perlahan. Sempurna. Itu nilai yang Ia dapat setiap tahun. Ranking satu? Selalu di tangan nya. Nilai seperti ini pasti di banggain oleh orang tua nya. Bahkan orang tua Dika yang nilai hampir sempurna di banggain minta ampun. Bukan dia iri dengan nilai yang Dika dapat tapi kebersamaan dan dukungan dari keluarga yang kadang buat Dia iri.

S E N J A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang