Part 43

89 2 0
                                    

Happy Reading❤

Typo komen!

Di rekomendasikan sambil mendengarkan lagu

Runtuh - Feby Putri ft. Fiera Besari

***

Apa harus menyesal baru meminta maaf?
-Ikhsan Perdana-

Seperti saran dari Luna, mereka menuju musholla rumah sakit. Keadaan musholla sedikit sepi karena hanya ada beberapa orang saja. Dika dan Ikhsan melaksanakan dengan khusyuk. Sama dengan Luna.

Lima belas menit kemudian, mereka sudah bersiap kembali ke ruang ICU. Di perjalanan mereka melihat beberapa dokter dan dokter berlarian ke arah ruangan Senja. Mereka tak sengaja mendengar percakapan kakek dengan seorang suster.

"Sus, kenapa kok semua nya terlihat panik?" tanya kakek.

"Keadaan pasien bernama Athena Senja Maharani kembali menurun. Kalau begitu saya permisi." Suster itu pun berlalu dan masuk ke ruang ICU. Mendengar itu Ikhsan langsung berlari mendekati ruangan. Ia menangis tersedu-sedu di depan pintu. Ingin rasa nya Ia mendobrak pintu yang ada di depan nya. Nenek yang ada di belakang kakek pun akhirnya limbung. Dengan sigap Bagas membawa nya ke UGD.

"Kak Na. Bertahan ya, Ikhsan masih butuh bimbingan Kak Na." lirih Ikhsan. Beberapa menit kemudian keluarlah dokter Wanda dari dalam. Membuat Ikhsan bangkit dari duduknya.

"Bagaimana keadaan kakak saya dok?" tanya Ikhsan tak sabaran. Dokter Wanda menghela napas. Mungkin sudah waktunya. Rahasia yang besar Ia pendam sendiri dengan sang adik.

"Semua nya apa bisa ke ruangan saya. Ada sesuatu yang harus saya sampaikan," ucap Dokter Wanda. Membuat semua orang bingung. Ada apa ini? Apa sangat serius luka nya?, pikir mereka.

"Bisa, terus Kak Na?"

"Ada dokter lain yang menjaga nya. Saya jamin tidak akan terjadi apa-apa dengan Senja." ucap Dokter Wanda dengan senyuman. Membuat Ikhsan mengangguk kepala.

"Mari," Ajak Dokter Wanda kemudian di ikuti Ikhsan dkk, kakek, Gio, dan Gupta.

"Silahkan duduk. Sebentar saya ambil sesuatu." Mereka mengikuti perintah Wanda. Mereka menerka-nerka berita apa yang akan mereka dapat. Bahagia atau malah sebaliknya.

Tak lama Wanda kembali dengan map yang terlihat sudah usang.

"Saya sebelum nya meminta maaf atas ini semua. Bukan keinginan untuk menutupi ini semua dari kalian. Tapi Senja yang meminta dan saya tidak bisa membantah karena privasi pasien adalah tanggung jawab kami," Wanda berhenti sebentar Ia menarik napas, dada terasa sangat sesak.

"Senja bukan hanya kecelakaan. Dia selama ini bukan punya maag atau sebagainya. Tapi Ia mempunyai-" Ia berhenti sebentar, memori nya memutar dimana Ia berjanji pada Senja agar tidak memberitahu siapa-siapa.

Maafkan dokter nak, tapi itu sudah terlalu lama. Keadaan mu yang sekarang sangat mengkhawatirkan. Mau tidak mau dokter harus melakukannya. Jangan benci dokter saat kau bangun nanti. Batin Wanda yang sedang berperang antar logika dan batin.

"Ada apa dokter? Kenapa kakak saya?" tanya Ikhsan tak sabaran. Dika yang ada di samping nya mencoba menenangkan adik dari sahabatnya itu.

"Senja mengalami kerusakan ginjal dari umur 13 tahun." ucap dokter Wanda membuat semua orang membeku. Kecuali Dika yang sudah mengetahui fakta tersebut.

S E N J A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang