☔Hal.2 : Sempurna

320 67 3
                                    

☔☔☔

Jam pelajaran pertama sudah habis, kini saatnya beristirahat bagi seluruh siswa di SMA kebanggaan kota ini.

Haris dan Juna berjalan beriringan menuju kantin yang letaknya ada diujung lorong. Sepanjang koridor tak henti-hentinya mereka berdua mendapat sapaan dari siswa-siswi lain.

Juna sampai lelah tersenyum dan membalas sapaan mereka-mereka yang dilalui. Dia saja capek apalagi Haris yang daritadi tidak berhenti tersenyum.

"Hai kak Haris! mau ke kantin ya kak?" sapa seorang siswi berambut panjang.

Juna yang mendengarnya berucap dalam hati 'Ya elah dah tau masih aja nanya'.

"Iya,mau kekantin" jawab Haris diakhri senyum tipis yang mampu membuat orang itu tadi bersama 2 teman lainnya memekik girang.

Juna yang melihat hal itu menatap jengah lalu kembali melanjutkan langkahnya sedikit lebih cepat sambil menarik lengan sahabatnya.

Susah memang kalau punya teman yang dikenal banyak siswa. Mungkin bahkan hampir seluruh siswa yang bersekolah disini tau siapa Haris Adrian Aditama.

Pemuda tinggi nan tampan yang selalu menjadi idola bagi siswi perempuan. Keahliannya bermain basket selalu mendapat banyak dukungan setiap kali latihan ataupun bertanding. Sering mengikuti olimpiade dan berada diposisi paling atas diantara jejeran nama siswa berprestasi. Mempunyai wajah yang tampan dan tubuh yang ideal membuat banyak orang yang iri dengan apa yang dimiliki oleh Anak Sulung keluarga Aditama itu.

Juna sahabatnya sendiri juga kadang heran. Apa yang dia makan dan dimakan oleh Haris tak jauh beda kok, tapi kenapa pintarnya Haris beda dengan dia?

Mungkin memang sudah takdir kali ya.

"Gue mau pergi ambil makanan, mau nitip apa?" tanya Haris ke Juna yang mencari tempat untuk mereka berdua tempati.

"Nitip es jeruk ama chitato aja deh gue." jawab Juna.

Haris mengangguk lalu pergi ke stan-stan makanan dikantin yang cukup luas ini. Kondisinya yang cukup ramai sedikit menyusahkan untuk mendapat tempat yang kosong. Untung mata Juna jeli mendapati dua kursi kosong di ujung, Dia langkahkan kakinya menuju tempat dipojok kiri sebelum ada yang menempatinya.

Juna mendudukkan tubuhnya lalu menunggu Haris yang memesan makanan.

Tak lama berselang sahabatnya itu datang dengan nampan ditangannya "Nih punya lo".

Juna melihat dua pesanannya juga sebuah roti isi coklat dihadapannya.
Dia kan pesan es jeruk sama chitato doang, kenapa ada rotinya?

"Haris, lo gak inget pesanan gue? gue kan pesen—"

"Sengaja gue beli roti. Es jeruk ama chitato doang mana bikin kenyang" sela Haris yang sudah menyendokkan bakso ke mulutnya.

Juna akhirnya nurut-nurut saja lalu membuka chitatonya dan sambil mengunyah dia memindahkan beberapa es batu dari gelas Haris ke gelasnya.

Haris yang melihat itu menatap Juna "Mau pilek, Juna?" tanyanya dengan nada sarkas tapi dibalas cengiran lucu dari pemuda manis didepannya.

Chitatonya habis, roti jadi giliran selanjutnya. Matanya menatap ke lapangan yang terdapat tim futsal sekolah sedang berlatih. Ada Edam dan Arsel—teman sekelasnya yang ikut di tim futsal sekolah.

PLUVIOPHILE | [Harukyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang