☔Hal.10 : Selalu Utama

212 32 5
                                    


☔☔☔

Jam kosong dikelas yang berada dilantai 2 itu membuat seisi kelas senang dan bersantai. Selepas istirahat, ada pengumuman jika guru-guru akan mengadakan rapat sehingga siswa-siswa tidak belajar sampai jam pelajaran selanjutnya.

Dikelas yang diisi 30 orang pelajar ini, melakukan banyak kegiatan. Dari ada yang bermain game online, truth or dare, bergosip, ada yang makan, bahkan sampai yang tertidur juga ada.

Dimeja paling belakang, ada Haris yang duduk ditempatnya hanya berdiam sambil menyaksikan apa yang dilakukan teman-teman sekelasnya. Dia tak ikut bukan karena tak diajak, tapi memang si Haris ini agak berbeda dari para siswa yang mempunyai banyak tenaga untuk melakukan berbagai macam kerandoman hingga ke hal-hal yang aneh namun mengundang tawa.

Haris hanya menyumbang ketawa saja saat melihat tingkah teman-temannya.

Sambil sesekali dia melirik ke pemuda berlesung pipi yang duduk bersama sekumpulan temannya yang lain sedang bermain Truth or Dare.

Senyum tipis tersungging dibibir tebalnya melihat Juna yang tengah asik tertawa karena menjahili Helmi.

Apapun yang dilakukan oleh pemuda yang kadang dia panggil Aksara itu selalu menarik perhatian dan mengundang senyum dibalik wajah tampannya yang jarang berekspresi.

"Bangsat Juna! lo ngasih dare yang waras dikit napa sih?! ya kali gue nyium si bibir dower! mendingan gue nyium pantat bebek njir dari pada dia!" protes Helmi kepada Juna yang justru puas menertawainya.

"Hahaha..."

"Malah ketawa lo!"

"Helmi..."

Helmi yang sudah menjulurkan tangannya untuk membekap mulut Juna langsung urung saat Haris lebih dulu memanggilnya yang bermaksud untuk tidak melakukan hal itu.

Pemuda berkulit tan manis itu memutar bola matanya malas, "Yaelah, pawangnya ngawasin" cibir Helmi.

Juna yang masih tertawa sedikit menoleh pada Haris yang menatapnya. Melempar senyum lebar hingga lesung pipinya muncul dikedua pipinya. Sambil mengacungkan jempol untuk Haris yang membalas dengan senyuman.

"Gemes" tanpa sadar Haris berucap pelan, namun satu orang yang duduk disampingnya masih bisa mendengar ucapannya yang langsung membuat pemuda berambut blonde itu melirik Haris.

"Siapa? Juna?" tanya Jirza.

Haris mengangguk tanpa menoleh.

"Lo sama dia pacaran gak sih?" tanya Jirza. Bukan tanpa sebab dia bertanya seperti itu. Sebab kedekatan Haris dan Juna sudah begitu lengket sampai mungkin yang baru mengenal mereka berdua akan menganggap hubungan mereka itu sebagai pasangan kekasih.

"Nggak" jawab Haris.

Kening Jirza mengernyit "Masa sih? padahal kalian udah kenal lama masa gak ada salah satunya yang suka?"

"Dia gak mau pacaran katanya"

"Ooh....tapi lo, Ris? banyak yang suka, gak ada satu pun dari mereka yang sering kasih hadiah atau apalah itu yang buat lo tertarik gitu?"

PLUVIOPHILE | [Harukyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang