"Ugh, Lee Jeno did you bring some chic last night?" tanya Lucas.
"Apa?" mataku membelalak terbuka saat sahabatku berteriak di pagi hari dan melemparkan tatapan jijik padaku.
"Aish, ruangan ini benar-benar menguarkan bau sex," Jisung berjalan mengelilingi ruangan sambil menjepit hidungnya.
"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak membawa pelacur manapun tadi malam. Aku bersama ...," kualihkan pandanganku pada sisi kasurku yang lain dan tidak ada siapapun di sana. Sial, dimana Jaemin? Aku yakin tadi malam kami tidur bersama, berpelukan bahkan.
"Dengan siapa Hyung?" Jisung melemparkan handuk yang baru diambilnya dari kamar mandi padaku,"Cepat mandi sana Hyung! Setelah itu bersihkan ruangan ini sebelum ada yang datang kemari!"
"Eugh jangan bilang kau masturbasi semalaman Lee Jeno," Lucas menatap menyelidik padaku setelah matanya menangkap handuk yang tergeletak di dalam keranjang baju kotorku.
"Yah, aku tidak sepayah itu!" kulemparkan bantal yang paling dekat denganku ke wajah tersenyumnya.
"Sudah kukatakan jangan bawa gadis manapun kesini! Aku benci hal itu Hyung," Jisung berkacak pinggang di depannya dan membuat ekspresi marah yang sangat tidak sesuai dengan wajah imutnya itu.
"Fuck you! I'm not bringing any girls last night!"
"Jadi siapa yang kau ajak kalau bukan para gadis?"
"Aku tidak ingin membicarakannya. Aku mau mandi!"
Aku yakin Jaemin masih di sini semalam, tetapi kenapa pagi ini dia menghilang? Dia berkata kalau aku harus menjadi pacarnya 24 jam, tetapi sekarang aku masih punya dua jam sebelum semuanya berakhir. Aku penasaran kemana Jaemin pergi? Tapi tunggu dulu, sepertinya sebelum Lucas berteriak-teriak aku sempat punya mimpi aneh.
Dalam mimpi itu Jaemin mencium bibirku sekilas dan berkata,"Jeno, terima kasih karena telah mengabulkan semua permintaanku. Sekarang, aku bisa menghilang dari kehidupanmu selamanya."
What the heck was that dream mean? Is it real? I'm sure it's not real.
🍁🍁🍁
Sudah dua minggu aku belum melihat Jaemin. Dia tidak masuk kelas dan Mr. Hwang juga tidak pernah mengatakan apapun tentang Jaemin ataupun nilai matematikaku. Aku sering melirik tempat duduknya, tetapi hanya ada Haechan di sana. Mungkin saja dia absen karena sakit.
"Sekarang aku bisa menghilang dari kehidupanmu selamanya," kata-kata itu terus terngiang di kepalaku. Suara berat milik Jaemin terdengar sedih dan kacau. Apakah itu hanya mimpi? Itu bukan kenyataan, kan?
"Jeno hyung, seseorang mencarimu!" Chenle membuatku berhenti melamunkan Jaemin dan mataku terpaku pada seorang pemuda tampan yang berjalan ke arahku.
Tiba-tiba saja pemuda itu menghantamkan tinjunya ke wajahku membuat semua anggota tim basket melihat ke arah kami.
"What the heck!" kucengkeram kerahnya dengan kasar, kukepalkan tinjuku siap membalasnya.
"Seharusnya aku menghajarmu lebih awal," mata pemuda ini menyiratkan kebencian. Aku tidak tahu kenapa. Apa yang salah dengan pemuda ini?
"Jaehyun hyung, apa yang kau lakukan di sini?" Jisung mencoba memisahkanku dan pemuda bernama Jaehyun.
"Lee Jeno sialan ini pantas ditonjok," Jaehyun berkata tanpa melihat Jisung dan masih setia memelototiku,"Kalau bukan karena si brengsek ini, Jaemin tidak akan pernah ..."
"Hyung! Hentikan!" Lee Haechan pemuda imut yang terkenal bisa sangat galak ini berjalan ke arah Jaehyun dan menarik tubuhnya yang notabene lebih besar darinya menjauh dariku. Suaranya menjadi pelan saat berkata,"Hyung, kumohon jangan bertindak seperti ini! Jaemin tidak akan menyukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞Be My Love For Today (Nomin) (Completed)
Fanfiction"Jadilah kekasihku untuk satu hari." "Apa? Kau sedang bercanda, kan?" "Ani. Aku serius. 100% serius." --------- "Jeno, please make love to me!" "Yah, Na Jaemin! Aku sudah melakukan apapun yang kau mau seharian, tetapi itu bukan berarti aku akan mela...