Part 20. Penyesalan 2. (END)

136 12 26
                                    

Playlist : Saat terakhir🎶

Disarankan membacanya sambil dengerin music di playlist ya


Jangan lupa vote sebelum membaca

Happy Reading✨😇

🍃🍃🍃🍃

Bintang menatap nisan itu dengan pandangan kosong. Tak lupa ia membawakan bunga mawar putih kesukaan Vannia. Semua orang yang ikut serta berziarah satu per satu beranjak meninggalkan Bintang seorang diri.

Kei yang menatap Bintang dari kejauhan dengan pandangan miris, dengan ragu Kei  melangkahkan kedua langkah kaki nya  untuk menuju ke arah Bintang. Ia harus menyerahkan surat dari Vannia, ia fikir ini adalah waktu yang tepat dan sebagai tebusan dari rasa bersalahnya. Sebelum berbisik memanggil nama Bintang, ia terlebih dahulu menatap nisan itu.

"Maaf Van gue emang salah, gue egois, gue menyesal pernah melakukan kejahatan dan membuat hati lo terluka, nggak seharusnya orang baik seperti lo dapat perlakuan kejam dari gue, sekali lagi gue minta maaf dan semoga lo bahagia di sana, pasti di sana lo nggak akan merasakan terluka lagi, Pasti di sana lebih indah ya?" batin Kei, tak sadar air mata telah jatuh membasahi pipinya.


"Bintang," lirih Kei.

Bintang yang mendengar suara yang sangat ia kenal tetapi Bintang enggan untuk menoleh. Kei yang tak dapat respon, ia tersenyum masam, dadanya sesak tapi ia tak ingin menyerah, ia harus segera menyampaikan surat itu. 

"Bintang, sebelum Vannia pergi, dia pernah menitipkan surat untuk lo," ungkap Kei, berharap Bintang menoleh dan berhasil.

Bintang yang mendengar nama Vannia, ia langsung menoleh ke arah Kei dan menerima surat itu dengan kasar tak lupa tatapan tajam nya yang membuat Kei gugup.

"Bagaimana bisa surat ini ada di tangan lo?" tanya Bintang dengan menyipitkan kedua matanya.


Flashback on.

Kei yang melihat Vannia sontak  terkejut tak lupa sorot mata  penuh kebencian.

"Darimana lo tahu rumah gue?" tanya Kei sinis.

"Nggak perlu lo tahu, sorry Kei gue emang punya  salah ke lo tapi tolong gue titip surat ini buat Bintang, sampaikan suratnya pada waktu yang tepat," tutur Vannia, dengan menyodorkan surat itu ke tangan Kei.

"Tolong beri dia kebahagiaan jangan buat dia bersedih, gue yakin lo adalah orang yang tepat buat jadi pilihannya," ucap Vannia.

"Tanpa lo suruh gue akan bahagiain dia kali karna dia bahagianya cuman sama gue, bukan sama lo!" sinis Kei

"Iya cuman sama lo Kei," lirih Vannia dengan senyum mirisnya. "Yaudah itu aja yang gue sampaikan ke lo, gue pergi," lanjut Vannia, beranjak
meninggalkan kediaman rumah Kei. 


flashback off

Bintang yang mendengar semua penjelasan dari Kei, Ia mengepalkan kedua tanganya, menahan amarah.


ia hanya menganggukan  kepalanya dan dengan langkah berat ia berlalu pergi.

Kei yang hanya bisa menatap  punggungnya yang semakin lama semakin menghilang dari pandanganya.

"Dulu dia tak pernah sedikit pun untuk beranjak meninggalkan ku tapi sekarang ia tak segan - segan membalikkan punggungnya untuk meninggalkanku seorang diri, tapi ini semua memang lah salahku, dan aku pantas mendapatkan perlakuan seperti ini. Mungkin ini yang dulu Vannia rasakan bahkan rasa sakit ini belum seberapa jika  dibandingkan yang dahulu Vannia rasakan," batin Kei, miris.

🍃🍃🍃🍃

Sampai di kamar nya, Bintang pun langsung membaca surat dari mendiang Vannia, setiap untaian kata yang tertulis membuat dadanya semakin sesak.  Ia amat menyesal telah menyia - nyiakan gadis sebaik Vannia, gadis yang mecintai dirinya sepenuh hati,  hingga mempertaruhkan nyawanya demi lelaki yang tidak tahu diri ini.

Bintang membanting barang-barang di sekitar kamar untuk melampiaskan kesedihannnya, membuat kamar tersebut dengan keadaan berantakan.  Ia memaki dirinya sendiri.

“ARGGGGG.”

“GUE BODOH!”

“SEHARUSNYA DIA MASIH ADA DISINI!”

“SEHARUSNYA GUE YANG MATI BUKAN DIA!”

Bintang memukul kepalanya sendiri dan membenturkan kepalanya ke dinding berharap dengan cara ini bisa mengurangi rasa penyesalan, tapi nyatanya penyesalan itu semakin membelenggu.

Penyesalan memanglah datang terlambat, apalagi menyesal tanpa ada lagi  pertemuan, dalam dirinya ia telah menegaskan bahwa ia akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Ia merenungkan kesalahan - kesalahan yang selama ini ia perbuat. Hatinya remuk redam, hukum alam jika sudah bermain sakitnya luar biasa. Andai saja ia tak pernah menyia-nyiakan mungkin hukum alam tak akan pernah terjadi.

“Maaf, Tuhan... dari manusia yang telah menyia-nyiakan kesempatanMu, maaf  Tuhan... dari manusia yang tak tahu diri. Hukum alam ini memanglah amat pantas untuk aku dapatkan.”

Bintang pun sadar bahwa ini semua bukan semua salah Kei, ini juga salahnya, ia harus meminta maaf kepadanya telah berperilaku kasar,
Sekarang juga ia akan ke rumah Kei. Ia tak ingin menambah rasa bersalahnya, setidaknya ini salah satu cara untuk membuat hatinya sedikit  lega.
Hanya dalam kurun waktu selama 30 menit, ia sampai di kediaman rumahnya Kei, kebetulan sekali Kei berada di teras rumahnya.

Kei bingung,  mengapa Bintang ke rumahnya, bukanya Bintang sedang marah besar kepada dirinya, itulah yang sekarang ada di benak Kei.

Beberapa menit Bintang tak kunjung membuka suara membuat suasana menjadi canggung,  mengumpulkan keberanian untuk berbicara.

Kei tak sabar menunggu Bintang berbicara, karena selama ini ia merindukan suara khas dari seorang Bintang.

"Ma....maaf Kei gue sadar selama ini semua salah gue bukan salah lo, maaf atas perlakuan kasar gue," tutur Bintang, dengan gugup.

"Bukan cuman salah lo, tapi ini juga salah gue, gue egois, gue terlalu obsesi,  sehingga dapat membutakan mata hati gue. Udah ya jadikan semua ini pelajaran agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik," ucap Kei, dengan menyunggingkan senyumnya.

"Jadi kita kembali berteman ya?" tanya Bintang, memastikan.

Dengan cepat Kei menganggukan kepala sebagai tanda jawaban. Bintang tersenyum mendapat persetujuan dari Kei. Ia menghamburkan ke pelukan Kei membuat Kei terkejut, segera saja tersadar dari keterkejutannya dan membalas pelukan dari Bintang.

Sesudah aksi berpelukan, mereka menatap senja  yang terlihat indah.  Mereka memikirkan satu nama yang sekarang sudah berada di langit.

“Senjanya indah sama seperti lo Van, terima kasih telah memberikan pembelajaran yang tak ternilai. ” — Keinara Azzellia Azzahra.

“Senja itu kamu, selalu memberikan keindahan meskipun telah disakiti berkali-kali, selamat beristirahat di rumah barumu bidadari penghuni surga.”— Bintang Nararya.

SELESAI


🍃🍃🍃🍃

Gimana End nya? 😇

Bintang dan Kei akhirnya menyadari kesalahannya. 😇

Jika belum puas dengan endingnya bisa beli versi novelnya nanti ya.

            Between Me You And Her Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang