III

2.2K 362 6
                                    

Tidak ada yang tidak merasakan ketika ada rasa penyesalan yang tumbuh di diri kita, saat menolong seseorang tetapi kita juga akan terkena akibatnya dengan yang sedang dilakukan. Walaupun tujuannya baik, namun rasanya menyesakan karena tidak sesuai.

Inilah yang dirasakan oleh Takemichi saat ini. Tubuhnya dengan amat sangat menyedihkan, juga dijadikan samsak oleh para berandalan yang sedang haus akan mangsanya.

"Bedeb*h sialan. Kau pikir, dirimu apa?!" salah satu dari mereka segera melayangkan sebuah tendangan pada perut Takemichi.

Tendangan yang diterima oleh Takemichi, membuatnya mual dan isi perutnya yang sudah dia keluarkan karena muntah akibat tendangan mereka sebelumnya, membuat Takemichi muntah kering.

Air mata Takemichi yang seperti tidak ada habisnya itu, para berandal yang melihatnya tertawa mengejek. Perasaan malu, kesal dan kecewa yang dirasakan oleh Takemichi membuatnya tidak tahan oleh perilaku mereka.

Jujur bahwa Takemichi sadar akan kemampuannya yang sangat buruk dalam hal berkelahi. Namun melihat penindasan, Takemichi tidak bisa tahan hal tersebut. Meski dia harus mengalami luka setiap dia membantu siapa saja, dia seperti tidak pernah jera sedikit pun.

Perasaan menyesal ada karena pukulan dan luka yang terdapat di tubuhnya. Selebihnya dia tidak akan peduli lagi.

Siklus Takemichi selalu berputar seperti itu. Menolong. Menyesal. Dan melupakan. Lalu dia akan mengulanginya berkali-kali.

Penglihatan Takemichi sedikit buram karena lebam disekitar matanya dan kelelahan. Dengan kekuatan yang tersisa, Takemichi memegangi salah satu kaki di antara yang menghajarnya. Memegangnya dengan erat. Hanya inilah yang bisa dilakukan Takemichi saat ini.

"Lepaskan, aku! Dasar sialan!" berandalan tersebut memukuli Takemichi berkali-kali dan itu tidak menimbulkan keberhasilan. Membuat dia gemetar karena takut, marah dan bimbang. Merasakan hal tersebut, mungkin disebabkan betapa gigihnya pemuda yang berada di bawahnya dengan luka lebam.

"Lepas? Hah, ti-tidak akan! Meski nyawaku taruhannya. Temanku... lebih penting!" teriak Takemichi sekerasnya, sehingga mampu menghentikan yang lainnya.

Salah satu petinggi Toman yang hampir pingsan itu, mendengar perkataan pemuda bodoh yang babak belur yang sepertinya berniat menolongnya. Namun gagal.

Petinggi itu berdiri dengan sisa-sisa kekuatannya, melihat ke arah yang cukup jauh tepat di ujung taman. Dia bisa melihat hal yang membuatnya geram sampai ingin membunuh para berandalan ini. Matanya rasanya tersakiti dengan apa yang dihadapannya, ini semua dikarenakan menyangkut kekasihnya yang tidak dia tahu, seberapa luka yang diterimanya.

"Oi, lihat! Ketua divisi 3 To—" belum sempat salah satu dari anggota yang memukuli Takemichi menyelesaikan perkataannya, tercengang saat dua anggota yang dekat dan tidak menyadari bangkitnya salah satu petinggi Toman, dipukul sekaligus sampai tidak sadarkan diri.

Menyadari jika mereka tidak segera meringkus petinggi musuhnya, meski dia hanya satu orang saja. Tetap itu akan membuat mereka sedikit sengsara.

"Ayo, kita hajar dia!" anggota yang lain segera mengerubungi petinggi Toman dan menyerang dia secara bersamaan, namun tidak semua pukulan mengenai dirinya, melainkan banyaknya anggota yang menghajarnya malah banyak yang jatuh.

Melihat hal tersebut, Takemichi juga beraksi kembali. Sekuat tenaga yang dia miliki, bertarung dengan berandalan yang dia pegangi erat, meski harus menerima beberapa kali pukulan. Tekad yang dimiliki oleh Takemichi sangat kuat, lawannya tidak akan bisa menjatuhkannya dengan mudah.

Entah sudah berapa lama Takemichi begitu juga dengan petinggi Toman tersebut bertahan. Akhirnya kesadaran Takemichi tidak bisa dia pertahankan lebih lama, dia jatuh pingsan setelah mengalahkan dua anggota berandalan tersebut. Walaupun dia harus mendapatkan luka yang mengerikan.

[BL] CRYBABY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang