V

1.8K 308 35
                                    

Sepulang dari Rumah Sakit, sebenarnya Takemichi ingin sekali untuk istirahat lagi. Kepalanya masih pusing, jadi dia bersiap untuk merebahkan dirinya di atas ranjangnya yang cukup empuk.

Baru saja Takemichi memejamkan matanya, dia mendengar bunyi dari ponselnya. Dengan malas, Takemichi melihat ke ponselnya dan mendapati pesan bernada kesal dan khawatir. Membuat pemuda bersurai pirang keemasan, terkekeh pelan.

"Pesannya sangat Hina-chan sekali, hehehe..."

From : Hina

Takemichi! Aku sangat marah dengan apa yang terjadi padamu. Jadi kau harus bersiap untuk menjelaskannya padaku.

Jaga dirimu dengan baik, Takemichi bodoh!

Dengan perasaan lelah namun sangat senang karena mendapatkan rasa khawatir dari orang yang disukai, Takemichi rasanya ingin bertemu sekarang juga. Sayangnya dia tidak memiliki kekuatan sama sekali, jadi tidak dia lakukan dan lebih memilih untuk tidur.

Keesokan paginya, ketika Takemichi baru membuka matanya, dering ponselnya sangat nyaring di pagi hari. Dengan sedikit kantuk, Takemichi membuka ponselnya dan ada panggilan masuk di sana dengan bertuliskan nama... "Mikey-kun?"

Mata Takemichi yang semula hanya terbuka sedikit, seketika melebar melihat nama petinggi Toman yang sangat dihargai dan ditakuti oleh geng lainnya.

Dengan kebingungan penuh, Takemichi mengangkat panggilan itu dan suara dari seberang teleponlah yang pertama kali terdengar. Suara tenang khas petinggi Toman.

"Bagaimana tubuhmu?" suara tenang itu sedikit ada nada khawatir di sana dan itu membuat Takemichi tersenyum kecil. Perasaan bahagia karena mendapat perhatian dari orang, terutama dari alpha top yang sangat dikagumi.

Berdehem sebentar untuk meredakan tenggorokannya yang kering, takut bahwa suara yang akan dihasilkan Takemichi sangat mengerikan karena efek bangun tidur. "Sudah lebih baik."

Meski pihak di seberang telepon sangat jauh, tetap saja Takemichi masih bisa mendengar meski pelan bahwa Mikey menghela napas lega.

"Apakah perlu aku antar?" pertanyaan Mikey mampu membuat Takemichi tergagap dan dia segera menggeleng dengan sangat keras. Sadar bahwa pihak lain tidak akan bisa melihatnya, dengan cepat, Takemichi menjawab, "Tidak, perlu. Aku bisa sendiri."

Terdengar dengungan pelan dari Mikey yang menandakan dia mengerti. "Kalau begitu... sampai nanti."

Setelah keduanya mengucapkan perpisahan, telepon segera ditutup. Dan itu meninggalkan Takemichi dengan perasaan yang campur aduk, ini disebabkan Mikey sangat perhatian dengannya, melebihi orang tuanya sendiri.

Baru beberapa detik ponsel Takemichi sunyi, kini terdengar deringan ponsel lagi. Ketika melihat siapa yang meneleponnya, di layar ponselnya tertera tulisan nama Draken. Dengan bingung, Takemichi mengangkat kembali panggilan itu dan terdengar suara berat dari sang Wakil Toman.

"Apa kau akan sekolah hari ini?" itu adalah ucapan pertama kali dari Draken.

"Ya, aku akan segera bersiap sebentar lagi." Takemichi segera berdiri dan berjalan menuju lemari pakaiannya.

Dari seberang, terdengar dengungan pelan yang sepertinya Draken sedang memikirkan sesuatu dengan sangat keras. Itu membuat Takemichi menjadi penasaran karena wakil petinggi Toman, sepertinya sedang bimbang dengan sesuatu sampai kebingungan yang sangat jelas.

"Draken-kun?" panggilan Takemichi menyadarkan Draken dari kebingungannya. "Ah, Takemichi. Kau mau aku antar?" pertanyaan dari Draken menyadarkan Takemichi bahwa kedua petinggi Toman hampir mengatakan hal yang sama. Sangat kebetulan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] CRYBABY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang