Jimin melangkahkan kaki nya memasuki ruangan putih, mata nya langsung mengedar kesuluruh penjuru, mencoba mencari orang yang begitu lama tidak dia temui
Di ujung lorong jimin melihat yoongi yang melambai dan seorang wanita paruh baya namun masih terlibat cukup muda juga menatap ke arah nya
"Kau datang? Apa kau sudah membuat keputusan?" Jimin langsung di hujami pertanyaan dari yoongi
"Ne hyung, sudah...." jawab jimin
"Kau tidak menyesali keputusan mu kan?" Tanya yoongi sekali lagi, yang langsung di angguki oleh jimin
Ny. Jeon tampak menghela nafas memperhatikan jimin sebentar sebelum akhir nya menggenggam tangan jimin erat dengan mata berkaca kaca, jimin tidak tahu benar apa arti ekpresi itu, tapi jimin tahu di wajah tua nya begitu banyak rasa salit yang dia tanggung saat melihat putra tunggal nya tersiksa hanya karena laki laki biasa seperti nya
"Tolong jangan terlalu keras pada jungkook, dia sudah sangat kacau setelah kepergian mu" Ny. Jeon tampak menahan air mata nya sebisa nya namun pertahanan itu seolah mengkhianati nya
Air mata itu berhasil merebes keluar di iringi dengan bibir yang bergetar seolah memohon pada jimin untuk mempertimbangkan sekali lagi keputusan nya, namun jimin tetaplah pada pendirian nya, dia mengutamakan otak dari pada hati, dia tidak bisa begini terus, dia tidak boleh lemah hanya karena cinta, dia bukanlah uke lemah, dia sekuat baja
Jimin mendorong pelan pintu kamar jungkook, karamel nya langsung melihat tubuh kurus jungkook yang terbaring di ranjang dengan rambut gondrong berantakan dan kumis yang tumbuh tidak teratur di sekiar mulut nya
Jimin menutup mulut nya erat, tak pernah terbayangkan oleh jimin, jungkook yang begitu kuat, memeliki tatapan setajam belati dan badan yang kekar mendadak menjadi seorang yang begitu lemah dan pucat seperti ini, apa dia mulai kehilangan akal sehat nya lagi? Apa dia menjadi tidak tega mengatakan keputusan nya pada jungkook saat ini
Jimin mendekat ke arah jungkook, duduk di bangku samping ranjang jungkook, mengelus wajah tirus yang begitu terlihat sangat berantakan, di tambah bibir pucat yang pecah pecah
"Selama ini apa yang sudah terjadi padamu" jimin bertanya pada seorang yang tengah tidur di depan nya
Perlahan mata jungkook terbuka, jimin segera menegakan tubuh nya, lalu di saat jungkook sudah mencapai batas sadar nya jungkook tersenyum sambil memeluk erat tubuh jimin
"Kau tahu, betapa lama aku menunggu mu disini?" Tanya jungkook
Tak ada jawaban dari jimin, jimin hanya diam sambil terus menahan air mata yang kapan saja jatuh tanpa persetujuan nya
"Kau tahu betapa gila nya aku kehilangan mu? Kenapa kau meninggalkan ku tanpa izin ku? Aku sudah mengatakan pada mu jangan pernah meninggalkan ku tanpa izin bukan" jungkook semakin mengeratkan pelukan nya
Menekan punggung jimin hingga jimin hampir kehabisan nafas, jimin memukul mukul punggung jungkook, mencoba meronta ronta untuk keluar dari siksaan jungkook
"Lepaskan aku!! Aku tidak bisa bernafas!! Jungkook!!! Akhhh!!" Jimin berusaha melepas kuat nya pelukan jungkook namun hasil nya dia malah semakin tidak bisa bernafas
Untung nya yoongi datang bersama seorang perawat, perawat itu langsung menyuntikan sesuatu pada lengan jungkook hingga perlahan pelukan jungkook terlepas dan jungkook mulai kehilangan kesadaran nya lagi
"Kau tidak apa apa kan jim" yoongi menghampiri jimin dan memberikan sebotol air
Jimin meneguk habis air tersebut lalu menatap jungkook yang di pindahkan keranjang
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECRETARY °COMPLETE✅°
Fiksi Remajamenjadi simpanan CEO memang menyenangkan bukan? asal tidak ketahuan saja tapi berbeda dengan park jimin dia tidak menginginkan sama sekali menjadi simpanan, dia adalah seorang yang mempunyai perasaan jadi dia tidak mau menyakiti hati orang bxb gay ...