CHAPTER 7

7.5K 124 19
                                    

"Hallo...selamat sore" sapa ku ketika menelpon kak Meiza

"Sore...dengan siapa ini" jawab dari seberang

"Vicky kak"

"Heiiii.....lupa ya sama tante, mentang mentang ada tante Fie" sambut nya.

"Enggak kak cantik. Lagi sibuk aja" kataku.

"Bisa gak nih nanti malam"

"Dengan senang hati kak"
Dia menyakan mau jemput dimana.
Kukasih tau di parkiran tempat kerjaku pukul 18.00 teng.

Kusengaja diparkiran, apabila ada yang datang antar Uteb dan Om Rendy, biar mereka melihat dengan siapa aku jalan.

Aku berani memakai telpon kantor karena Mei Hwang cuti 3 hari.
Dengan begini aku bisa bebas lepas. Karena biasanya sore milik bossku Mei Hwang sebelum pulang.

Menunggu 45 menitan, aku mampir di warkop parkiran.
Ternyata tante Mei datang sebelum waktu yang kami sepakati.

Kususul dia ke mobilnya, ternyata ada yang memperhatikan, Om Rendy.

"Vicky....vicky..." panggilnya.
Tak kugubris walau ku dengar.
Aku masuk mobil tanya Mei dan kuminta untuk segera keluar dari parkiran.
Dengan membuka kaca jendela mobil, kulambaikan tanganku ke Om Randy. Dia mengepalkan tangannya ke arahku.

"Siapa Vick...." tanya tante Mei.

"Member setia kami kak. Selalu request lagu kalau aku nyanyi. Dia seorang gay. Suka sama aku."

"Hahh...ganteng ganteng gay..? Lu pernah main sama dia?"

"Hahhh..."balik aku terkejut."main gundu apa main layangan kak"
Dia ketawa renyah. "Enggaklah kak" bohong ku.

"Kali aja Vick. Seandainya iya pun, gak masalah bagi kakak. Yang penting itu batang masih bisa muasin kakak"

"Saat ini aku lagi butuh uang kak"

"Buat apa? Kenapa gak ngomong sama kakak"

"Mau beli motor kak. Soalnya kalau mau kerja ngangkot melulu" bohong ku padahal jalan kaki cukup.

"Nanti kakak kasih ya sayang. Tenang aja."

"Makasih kak" kucium pipinya, malah minta cium bibirnya masih keadaan nyetir.
Saat ku perhatikan hotel yang dituju, ternyata tempat yang sering kami pakai.

Dia minta dua kali main, sebelum memulai aksi pertama kami.

"Siapa takut kak" tantangku.
Aku melompat ke tempat tidur, dan merangkulnya. Seperti orang pacaran, kami melakukan penetrasi. Kusapu semua tubuhnya mulai dari belakang telinganya, tengkuk dan ketiak nya sambil meraba dan meremas gunung kembarnya. Menjamah mekynya dan menjilati.

Ronde pertma kak Mei menyerah terkapar. Sedangkan batangku belum menunjukkan tanda tanda akan meletus mengeluarkan magma.

Setelah selesai, kami tiduran. Nafasnya masih tersisa dari hasil orgasmenya.

"Vick...lu mau gak jadi suami kakak?"
Aku terperanjat dan batuk batuk.

"Kakak jangan bercanda ahh" kataku mendamaikan hatiku yang tadi gusar.

"Kakak serius sayang...se...ri...us"

"Kak, dengan begini saja kita sudah puas. Kenapa harus menikah"
Aku berfikir, wanita macam tante tante begini, mana mungkin ada kesetiaan. Palingan juga cari sensasi. Liat pria ganteng yang lain juga pasti good bye sama aku.

"Kakak ingin hidup normal Vick.  Kakak ingin,  bila arisan atau acara apapun, ada yang kakak gandeng. Tidak dikata katain lagi, cantik, wanita karier, tapi jomblo"

PETUALANGAN HASRAT (BISEXEUAL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang