CHAPTER 8

6.8K 118 18
                                    

Hatiku sedikit ciut, ketika hendak melangkah mengikuti kak Meiza keluar dari kamar hotel kami menginap.

"Tante, kok aku merasa nervous ya. Apa ini pilihan tepat atau tidak"

"Vicky, kamu hanya senyum senyum menghadapi teman temanku. Biar aku yang menjawab pertanyaan mereka. Kamu harus berada disampingku"

"Tapi tiba tiba ada yang tak diduga, bagaimana?"

"Jauh banget sih pikiranmu Vick. Sama sama kita atasi. Dan lagi, kamu itu orangnya smart. Pasti bisa kau atasi bila aku tidak ada dekatmu. Percaya dah ya."
Kak Mei memberikan aku semangat agar percaya diriku tidak oleng.

Bak pasangan sesungguhnya, kami menuju mobil kak Mei, penghuni hotel yang berada diluar kamar, mereka melihat kami tertegun.

Selama dalam perjalanan, aku sering menarik nafas panjang.
Kak Mei senyum senyum melihat tingkahku.

"Kalau melihat memek, mau nerkam, giliran diajak happy malah ciut"

"Bedalah kak."
Kak Mei masih saja senyum senyum melihatku.
Rasanya Ac mobil yang mengarah ke wajahku tidak cukup mendinginkan tubuhku.
Kuarahkan lagi ac mobil ke wajahku.

"Vicky....vicky....aneh aneh saja kau ini. Ini kita sudah mau sampe. Tuh gedungnya."

"Acara apa sih kak?"

"Udah, nanti juga kau tau. Tenangkan dirimu sayang" bujuk kak Mei.
Kutarik lagi nafasku, kubuang pelan. Dan lagi...dan lagi...

Melangkah turun dari mobil, kupejamkan mataku, sambil berdoa, agar aku bisa menghadapi semua ini.

Gandengan tangan kak Mei membuatku sedikit aman.
Kak Mei, menenangkan aku dengan bercanda.

"Kalau masih grogi, nih tetek kakak Pegangin"
Aku tertawa.....
"Hilangkan groginya"
Aku masih senyum. "Bisa aja kak Mei ahhh....iya hilang nih grogiku"

Aula tempat acara yang penuh manusia manusia berpakaian rapih itu, seakan menyambut kedatangan kami.
Semua mata tertuju ke kami.

"Tenang sayang. Senyum saja membalas mereka" bisik kak Mei
Kulakukan apa yang diusulkan.
Tiba tiba pengeras suara berbunyi.

"Kita sambut calon Direktur kita yang baru"
Anjirrrrr....Direktur?? Jadi yang selama ini aku tiduri adalah calon Direktur.
Pantas tidak hitung hitungan memberikan uang. Ckckckck..

Setelah dipersilahkan duduk, acara baru dimulai.
Tak berani aku memandang ke manusia manusia rekan kak Mei.
Mataku hanya tertuju pada satu titik, dinding Aula.

Rasanya aku ingin berlari dari tempat itu. Serasa aku dalam karung goni yang di ikat. Pengap.

"Just calm down, honey" bisik kak Mei.
Selepas acara formil, ramah tamah.
Aku dikenalkan sebagai calon suaminya.
Tiba tiba aku terbatuk. Mampus gua.....
Untungnya tidak menyebut kerjaku apa.

Saat santap siang yang meriah itu, kak Mei yang mengambilkan makananku. Dikittttt banget. Padahal aku dah kelaperan.

"Dikit amat kak" bisikku.

"Tunjukkan kita punya kelas, Vick. Jangan kaya kelaparan. Nanti kita makan lagi diluar." bisiknya.

"Heiiii cinta...selamat ya, udah jadi bu Direktur. Kenalin dong gandengannya"goda seorang wanita genit rekan kak Mei.

"Ihhhh...lu say, tadi kan sudah gue kenalin." kak Mei mencubit lengannya.

"Boleh tuh"

"Diam lu ah...Nanti aku kenalin lebih dalam"

PETUALANGAN HASRAT (BISEXEUAL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang