00.02

22 10 7
                                    

Cie cie yang emosi ceritanya gantung mwehehehee

Ini aku sambung kok!

Jangan lupa vote dan comen disetiap paragrafnya yak!

JANGAN JADI PEMBACA GELAP !!!

HAPPY READING 💚!

                  🌑🌑🌑🌑🌑

"Oh Baron toh! Eh iya Baron ini gimana cara masuknya coba? Gerbangnya udh ditutup" ujar Ara.

"Ikut gue" ujar Baron sambil menarik lengan Ara untuk segera mengikutinya.

Karena langkah Baron yang terlalu lebar Ara menjadi kesulitan untuk mengimbangi langkah Baron.

Dan kini mereka sampai ke depan gerbang belakang sekolah yang tidak terlalu tinggi bagi Baron, namun bagi Ara itu sangatlah tinggi.

Baron mengambil tangga yang terdapat di samping pohon besar kemudian meletakkannya didepan mereka.

"Lo naik gih" suruh Baron kepada Ara.

"Ih Ara takut Baron,itu tu tinggi banget Tauu" ujar Ara sambil mengerucutkan bibirnya. Baron yang melihat itu merasa gemas dengan Ara,hingga membuatnya ingin melahap bibir mungil itu (anjirlaa authornya hilaf).

"Naik aja,ntar gue awasin dari bawah"

"Isss takuttt"

"Cepetan atau Lo mau dihukum sama Bu Nining Hm?" Ujar Baron sambil tersenyum miring.

"Ih iya iya, jangan ngintip kamu ya!" Ujar Ara dengan wajah galaknya,namun bagi Baron wajah itu sangat menggemaskan.

Ara menaiki tangga itu dengan berhati hati karna takut terjatuh, dan Baron memegangi tangga itu dari bawah.

Dengan keberanian yang tinggi akhirnya Ara sampai ke tangga paling akhir dan dia duduk di tembok untuk menunggu Baron yang barusaja Akan menyusulnya ke atas.

"Lo loncat duluan gih" ujar Baron setelah berhasil duduk disamping Ara.

"Ih kamu dulu dong! Nanti kalau kamu udah sampai bawah baru aku loncat kamu yang tangkep mwehehehe" ujar Ara cengengesan, bron memutar bola matanya.

"Iyadah iya" ujar Baron kemudian lompat ke bawah dengan pendaratan yang sempurna, karna memang Baron sudah terbiasa dengan hal itu.

"Cepetan Lo loncat!"

"Ihh Ara takutt" ujar Ara, ketakutan setelah melihat kearah bawah,yang memang tembok itu lumayan tinggi namun lebih tinggi tembok yang di gerbang depan.

"Udah loncat aja aelahh, gue tinggal nih" ujar Baron dengan lagak seperti akan pergi dari sana.

"Ihh iya iya, tangkep yaa" ujar Ara.

Ara menarik nafas kemudian menghembuskanya secara perlahan bersiap untuk mengumpulkan tenaga, kemudian menutup matanya dan.....

Brukk

"Uh selamat! Eh tapi kok gak sakit" ujar Ara kemudian membuka matanya perlahan.

Dan dia terkejut melihat Baron yang berada dibawahnya dengan menatapnya datar, pantesan gak sakit ternyata ada kasurnya toh eh Baron maksudnya hehe maafken author ya bar.

"Eh Baron rupanya Ara kirain kasur mwehehe" ujar Ara cengengesan.

"Ketawak Lo! Bagun encok ni gue" ujar Baron sambil menyentil kening Ara.

"Iya iya ini bangun" ujar Ara kemudian bangun dari badan Baron dan membersihkan bajunya yang agak kotor begitu juga dengan Baron.

"Lo murid baru ya?" Tanya Baron yang dibalas anggukan oleh Ara.

"Iya! Eh anterin aku ke ruang kepala sekolah dong, aku gak tau dimana ruangannya" Ujar Ara.

"Kalo gue anterin gue dapet apa?" Tanya Baron dengan mengeluarkan senyum simrknya.

Mendengar pertanyaan Baron Ara berfikir sebentar, apa nanti yang akan dia kasih ke Baron coba.

"Terserah Baron deh maunya apa, tapi jangan Aneh aneh yak" ujar Ara.

"Oke sebagai imbalannya Lo jadi pacar gue!" Ujar Baron dengan menekan kata pacar.

"Pacar? Apa itu?" Tanya Ara dengan wajah bigung.

"HA! Lo gak tau pacar?" Ujar Baron terkejut, jaman sekarang tidak tau pacar haduhhh.

"gak tau hehe" ujar Ara cengengesan.

"Pacar itu 2 orang yang saling mencintai, dan mereka memilih untuk menjalin cinta mereka dengan cara berpacaran! Ngerti?" Jelas bron panjang lebar.

Ara yang mendengarkan itu hanya mengangguk kan kepalanya.
"T-tapi Ara gak cinta sama Baron" ujar Ara yang terlalu polos.

Ktetekk (bunyi hati Baron yang patah wkwk)

Bagai tersambar petir,tertabrak truk,hanyut di sungai, kira kira begitulah kondisi hatinya Baron wkwk.

"Hfhh nanti lama lama juga cinta Ra"

"Yaudah deh! Ayo cepet anterin pacarrr!" Ujar Ara

Baron yang mendengar ucapan Ara tersenyum, dan kemudian menarik lembut lengan Ara dan membawanya ke ruang kepala sekolah.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke ruang kepala sekolah, saat ini kondisi koridor sekolah sedang sepi,karna memang kegiatan belajar mengajar sudah terlaksanakan sejak tadi.

Dan kini mereka sampai ke depan ruangan yang diatas pintunya bertuliskan ruang kepala sekolah.

"Dah Lo masuk gih! Gue masuk kelas dulu ya" ujar Baron kemudian pergi menuju kelasnya setelah melambaikan tangan.

Setelah kepergian Baron Ara segera masuk keruangan itu setelah mengetuk pintu.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam silahkan masuk" ujar seorang lelaki paruh baya yang sepertinya itu adalah kepala sekolah disini.
Ketika mendengar suruhan dari kepala sekolah tersebut ada segera masuk kedalam.

"Kamu adak baru itu?" Tanya pak Doni- nama kepala sekolahnya.

"Iya pak saya Amara panggil aja Ara!" Ujar Ara sambil tersenyum.

"Baiklah Ara kamu masuk di kelas XI IPA 4 ya" Ujar pak Doni.

"Tapi saya gak tau kelasnya dimana pak"

"Bu Lita Wali kelas kamu sebentar lagi kesini jadi nanti kamu bareng sama Bu Lita aja" jelas pak Doni.

Setelah pak Doni mengatakan itu terdengar suara pintu terbuka dan muncullah seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik, dan itu adalah wali kelasnya Bu Lita.

"Nah ini Bu Lita wali kelas kamu" ujar pak Doni setelah melihat kehadiran Bu Lita.

"yuk nak ikut ibu" ujar Bu Lita sambil tersenyum manis.

"Yuk Bu, permisi ya pak!" Ujar Ara kemudian berjalan mengikuti Bu Lita untuk menuju ke kelas barunya.

Yeyy sampai sini dulu yaa!

Lanjut ke part berikutnya yaa

Jangan lupa vote dan komen ye gaisssss

Luvyu<3

Ini AMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang