Galaxy 21

217 18 5
                                    

"I Love You, Galaxy."

***

Eunha mengetuk-ngetuk pensilnya ke atas meja. Otaknya berputar keras mencari jawaban dari satu nomor yang entah kenapa tiba-tiba ia lupakan. Perlahan Eunha mengangkat pandangannya. Melihat ke sekeliling ruangan dimana teman-temannya sibuk mengerjakan soal mereka.

Eunha menolehkan kepalanya ke samping. Gadis itu menghela nafasnya kecewa. Kini musim sudah berganti menjadi musim gugur, namun lelaki itu tak pernah muncul sejak itu.

Semenjak berita itu tersebar, keberadaan Kim Jungkook seolah hilang bagai ditelan bumi. Bahkan Yoon Jaehyun yang menarik lelaki itu dari kerumunan juga tidak mengetahui keberadaan Jungkook. Entah ia benar-benar tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu.

Semenjak hebohnya berita itu, semua orang mulai mencari keberadaan Jungkook. Mulai dari mendatangi rumah Jungkook, meneror Jaehyun, dan terakhir menuduh Eunha bahwa sebenarnya gadis itu sudah mengetahuinya sejak awal.

"Baik. Waktu kalian kurang lima menit lagi." Seorang guru yang menjaga ujian di hari itu mengingatkan para murid untuk segera bergegas menyelesaikan ujian mereka.

Eunha kembali menatap soal dan lembar jawaban miliknya. Otaknya benar-benar sudah buntu sekarang. Gadis itu buru-buru membulatkan salah satu abjad yang tersedia dengan asal. Dan hanya bisa berharap Dewi Fortuna akan berpihak kepadanya.

***

Hari terakhir ujian. Para murid diperbolehkan pulang lebih awal hari ini. Terlebih sudah tidak ada kegiatan pembelajaran lagi mengingat liburan semester akan segera menyapa dua hari lagi.

Sembari memakan permen batang di mulutnya, Yena berjalan di samping Eunha merangkul gadis itu yang terlihat lesu.

"Ya! Kenapa kau sedih?" tanya Yena menghentikan langkah gadis itu. Yena memutar tubuh Eunha menghadap ke arahnya. "Kau seharusnya tersenyum. Seperti ini." Di akhir kalimat Yena menarik ujung bibir Eunha ke atas.

"Ingatlah bahwa beberapa hari lagi idola kesayanganmu akan segera mengadakan konser. Bayangkan saja dulu nilaimu meningkat dan kakakmu mengijinkanmu untuk benar-benar menonton mereka di dalam stadium."

Mengingat perjanjian yang ia lakukan dengan Chaewon membuat Eunha menurunkan bahunya lemas. "Jika aku beruntung."

Yena mencuatkan bibir bawahnya. "Kau harus yakin." kata Yena berusaha menyemangati.

"Bagaimana jika kita pergi jalan-jalan saja sebelum pulang?" ajak Yena sambil menyenggol bahu Eunha. "Sekarang jam berapa? Masih belum terlalu sore bukan?"

Eunha mengangkat lengannya dengan lemas. Kedua matanya membulat lebar ketika tak melihat jam tangan biru yang biasa melingkar di pergelangan tangannya mendadak hilang.

"Dimana jam tanganku?" tanya Eunha pelan. Gadis itu meraba-raba lengannya meski ia tau jamnya tidak akan mendadak muncul disana.

Yena menghentikan langkahnya ketika merasakan Eunha tak berada di sisinya. "Kenapa?" tanya Yena sambil berjalan mendekat.

"Jam tanganku hilang." jawab Eunha sambil memperlihatkan pergelangan tangannya yang kosong.

Eunha menatap Yena dengan perasaan bersalah. Sedangkan yang ditatap hanya menatap balik dengan ekspresi bingung. Satu detik. Dua detik. Sampai detik ke lima barulah Yena tersadar.

"Ya! Kang Eunha! Jangan bilang jam tangan kado dariku." kata Yena.

Eunha menyatukan kedua tangannya di depan wajah. "Maafkan aku."

GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang