6. HUJAN

484 247 334
                                    

"Terlalu lepas tawamu, terlalu banyak
pula tangismu"

-Gerald Alexandro Caesar

-Gerald Alexandro Caesar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK!

"MAKSUD LO MUKUL MEJA KITA APA?!" bentak Erza yang ikut memukul mejanya dan berdiri dengan lantang.

Wajah yang tadinya sejuk kini berubah menjadi emosi setelah melihat perempuan yang sangat tidak ia sukai.

"KENAPA JADI LO YANG MARAH?" sentak Gres memajukan wajahnya mendekati wajah marah milik Erza.

"Pergi lo!" usir Gerald dengan dinginnya.

Gres langsung memalingkan wajahnya ke arah Gerald yang tengah melipatkan kedua tangannya di dada dan menatap Alda.

Gres mendekati Gerald, dan bertanya, "Lo ngusir gue?"

Gerald hanya membalas dengan deheman, dan tidak sedikitpun ia menoleh untuk menatap Gres.

Gerald menghembuskan nafasnya, dan menarik tangan Alda untuk membawanya ke suatu tempat.

"DASAR WANITA MURAHAN! SAMPAI KAPANPUN GERALD ITU MILIK GUE!" teriak Gres antusias seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.

"ELO YANG MURAHAN!" seru Erza langsung meninggalkan mereka terlebih dahulu.

Kini Gerald masih menggandeng tangan Alda dengan erat, Alda mulai merasakan kenyamanan ini kembali lagi. Entah mengapa, setetes air mata tumpah.

Secepatnya ia langsung menghapus dan mengikuti langkah Gerald. Gerald membawa Alda ke taman depan sekolahnya, dan menyuruhnya untuk duduk.

Mereka terdiam sejenak, entah apa yang mereka pikirkan masing-masing. Namun, Alda sangat gugup saat dekat Gerald.

Sudah lama rasanya ia 'tak berduaan dengan seseorang yang masih ia sukai. Begitu juga dengan Gerald.

"Pergimu membuatku kehilangan, datangmu membuatku senang seribu alasan," ujar Gerald menatap manik mata milik Alda.

Alda mencoba mengatur nafasnya, dan kembali menatap wajah Gerald dengan dekat.

"Luka itu masih kusimpan, tetapi sangat kurindukan," ungkapnya penuh penghayatan.

Gerald menggenggam tangan kiri milik Alda, dan berkata, "Menetaplah bersamaku, turunkan egomu, dan akan kulebihkan penyabaranku,"

Alda meneteskan air matanya saat Gerald berkata seperti itu. Tangan kanan milik Gerald menyentuh pipi Alda dan mengelap air mata yang membasahi pipi mulusnya.

"Tangis kebahagiaan yang kutunggu, bukan tangis kesedihan yang kau keluarkan,"

Tidak terlalu lama mereka bertatapan, rintik demi rintik hujan turun dengan derasnya. Semua murid yang ada di luar memutuskan berlari menuju ruang kelas masing-masing.

GERALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang