9. GRES BERULAH

349 174 315
                                    

"Cukup bumi saja yang basah akan hujan, mata dan pipimu kuharap tidak basah"

-Gerald Alexandro Caesar

-Gerald Alexandro Caesar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PAGI BABU-BABU ERZ--." Erza berjalan sembari berteriak memasuki kelasnya yang ternyata sudah ada guru.

Ia langsung berhenti dan cengengesan melihat Pak Anjas yang sedari tadi tengah mengabsen murid-muridnya.

"Pagi, Pak," sapanya cengengesan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"DARI MANA AJA KAMU? SUDAH JAM BERAPA INI ERZA?!" bentak Pak Anjas menutup buku absennya dengan paksa.

Erza melihat jam tangan arlojinya yang melingkar ditangan kirinya, lalu kembali menatap Pak Anjas.

"Masih jam delapan kurang, Pak," balasnya dengan santai.

"KELUAR! DAN JANGAN IKUT JAM PELAJARAN SAYA PADA PAGI HARI INI!" usir Pak Anjas dengan kemarahannya.

Tanpa berfikir panjang, Erza langsung keluar dan seperti biasa markas yang ia tuju adalah kantin. Kantin yang masih sepi karena semua murid tengah belajar di dalam kelasnya masing-masing.

Erza memesan beberapa makanan dan minuman di kantin, lalu ia mencari tempat duduk untuk ia makan.

Terlihat dari kejauhan, ternyata tidak hanya Erza yang terlambat. Melainkan Dika yang biasanya selalu on time seperti Gerald, kini ia terlambat 'tak tahu sebabnya kenapa.

Dika melihat Erza yang sibuk dengan makananya langsung menghampiri dan ikut duduk bersama Erza.

Erza mendongak lalu berkata, "Terlambat ya, Mas?"

Dika hanya berdehem pertanda "iya".

"Biasanya selalu datang pagi. Habis ngebabu ya di rumah? Kasian ganteng-ganteng jadi babu rumah tangga," ejek Erza yang masih fokus pada makanannya.

"Bukan urusan lo," cetusnya menyandangkan kembali tasnya dibahu dan berjalan menuju lapangan basket.

Dika tidak beda jauh dengan Gerald, jika ada masalah atau apapun itu. Mereka selalu melampiaskan dengan bermain basket, bisa disebut hobi atau olahraga kesukaan mereka.

Saat tengah fokus mendrible bola basket untuk masuk ke ring, tiba-tiba ia dipanggil oleh salah satu anggota osis, bisa disebut adik kelasnya. Nessa, namanya.

"Kak Dika," panggil Nessa mendekati Dika.

Dika memberhentikan driblenya dan menoleh ke arah Nessa, ia menatap dengan malas dan mendongakkan kepalanya keatas sedikit lalu ke bawah tertanda ada apa.

"E-em ... Kakak sama Kak Gerald balik lagi ya jadi ketos sama waketos kita," tuturnya dengan nada pelan tetapi masih terdengar oleh Dika.

Dika mengambil tas yang terletak di pinggir lapangan, lalu berjalan mendekati Nessa. Nessa hanya menunduk 'tak berani menatap kakak kelasnya tersebut.

GERALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang