8. MENGINGAT KEMBALI

408 216 343
                                    

"Derasnya hujan 'tak akan mampu menghilangkan jejakmu yang terlintas dipikiranku"

-Aldara Zivanna Audrey

Segerombolan anak muda tengah berkumpul di warung kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segerombolan anak muda tengah berkumpul di warung kecil. Anak remaja lelaki. Tepatnya dipenghujung komplek. Entah mengapa warung itu tidak pernah sepi, karena pengunjungnya anak-anak remaja muda khususnya lelaki. Memakai warung tersebut menjadi basecamp, atau tempat tongkrongan mereka.

Terutama bagi keempat remaja muda yang masih berpendidikan, dan duduk di bangku SMA. Siapa lagi kalau bukan, Gerald, Dika, Farhan, dan Erza.

Warung yang terlihat kecil. Namun, memiliki tempat yang sangat luas sehingga pengunjung yang datang bisa duduk secara lesehan yang berlapis karpet, yang sudah disediakan dari warung tersebut.

Memiliki pohon besar yang menjulang tinggi, dan di bawahnya terdapat tempat duduk yang dibangun oleh anak-anak remaja muda untuk meneduh saat siang hari, ataupun berkumpul untuk bermain.

Tampak dari kejauhan, Farhan tengah membawa gayung yang berisi air penuh. Tepatnya air bekas cucian piring. Dika sudah menduga bahwa Farhan akan membangunkan Erza dengan cara menyiramnya.

Memang, Erza dari tadi sudah tertidur pulas di bawah pohon yang rindang. Di mana semuanya pada sibuk bercerita, bermain, dan makan. Ia memilih untuk terlelap dalam khayalan dan mimpinya.

Gerald dan Dika langsung berdiri dan sedikit menjauh dari Erza, karena Farhan sudah berdiri tegap di samping Erza.

"Satu ... Dua ... Tiga!" Farhan langsung menumpahkan gayung yang berisi air dibagian wajah Erza yang terlihat sangat pulas.

Erza terkejut dan langsung bangkit dari tempatnya. Gelak tawa sang teman pecah, tidak hanya temannya, tetapi semua orang yang melihat itu ikut tertawa sejadinya.

"ANAK BANGSAT!" cerca Erza mencekik leher Farhan dengan sangat emosi.

"Emosi boleh, asal jangan buat anak orang mati," ujar Gerald kembali duduk dan meminum segelas es teh manis dinginnya yang sudah ia pesan sejak tadi.

"D--deng--rin t--tkh k--ktkh ...." Belum sempat Farhan menyelesaikan ucapannya, ia sudah dicekik lebih kuat oleh Erza.

Merasa kasihan terhadap Farhan, Erza langsung melepaskan cekikannya karena wajah Farhan sudah memerah dan ia susah untuk bernafas secara normal.

'UHUK! UHUK! UHUK!'

Farhan terbatuk-batuk, ia melihat ada secangkir es teh manis dingin dimeja yang ia tengah tempati oleh ketiga temannya.

GERALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang