Kelopak mata yang tertutup cukup lama itu terbuka perlahan.
Sekali-kali mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang merambat masuk ke dalam indera penglihatannya.
(Y/n) terbangun, menatap langit-langit ruangan yang ia sendiri tidak tahu ruang apa itu.
Selama beberapa waktu ia terdiam, akhirnya terlonjak kaget akibat menyadari bahwa ia tidak berada di kamarnya.
Ya...dia rasa begitu.
(Y/n) terduduk, memperhatikan sekelilingnya yang terasa sangat asing. Bahkan ada beberapa alat medis di sekitarnya dan menempel di tubuhnya.
'ini... sepertinya ini bukan rumah ku,'
Batin nya bingung dan was-was.
Kemudian pintu tiba-tiba terbuka, seorang pemuda berpakaian coklat yang di dominasi warna emas dan hitam masuk sembari membawa sebaskom yang sepertinya berisi air hangat serta handuk kecil di kedua tangannya.
Tanpa sengaja mereka bertatapan, untuk beberapa saat. Sebelum pada akhirnya pemuda tadi segera berlari menghampiri (y/n), meletakkan bawaannya kemudian memeluk (y/n) dengan sangat erat.
"Akhirnya (y/n) bangun!!" Pekiknya senang.
Gadis itu justru mendorong tubuhnya. "Kau siapa!?" Bentaknya.
Pemuda itu tampak terkejut, tetapi setelah itu mengelus surai (y/n) lembut dan tersenyum sendu.
"Tunggu di sini, jangan pergi, aku akan memanggil yang lainnya" perintah pemuda itu lalu keluar secepat mungkin.
Seketika (y/n) ngebug :)
Tak lama kemudian, terdengar gemuruh langkah kaki dari luar ruang--kamar yang (y/n) tempati, mendengar suara itu saja sudah membuat jantungnya dag dig dug serr.
Takut kalau-kalau mereka malah penculik namun ngedrama jadi orang terdekatnya?
Ya...siapa tahu kebenarannya yang bahkan dia sendiri tidak tahu.
Waw, warna-warni.
Iya, warna-warni :)
Di depan (y/n) kini tersaji pemandangan sekumpulan manusia warna-warni. Maksudnya pakaian dan warna matanya, bukan warna kulitnya.
(Y/n) melotot, kaget, syok, takut, dan perasaan lain yang bercampur aduk.
"(Y/n) sayang ku~ aaaaa~~" salah seorang perempuan berlari mendahului yang lainnya dan langsung memeluk (y/n) erat.
"Ih, apaan sih? Kalian siapa!?" Gadis yang baru saja sadar itu mendorong tubuh perempuan tadi, lalu mendelik tajam pada orang-orang yang berdiri di depannya yang menatapnya dengan khawatir.
"Kasian...kit heart," ujar salah satu perempuan lain dan langsung di iringi tangisan drama dari pemuda berpakaian biru laut yang di dominasi warna kuning dan putih.
"Kau gak ingat? Kami Abang mu..." Ucap pemuda serba coklat itu dengan sayu.
"Abang?" Beo (y/n) masih bingung.
"Iya, (y/n). Dan mereka adalah teman-teman kita.." sahut pemuda lain berpakaian hijau dan di dominasi oleh hitam sembari menunjuk para perempuan yang sedang menatapnya cemas.
"O-oh, begitu..." Gumamnya mengerti walau masih terbesit rasa curiga yang besar. "Kalian bukan orang jahat, 'kan? Gak usah pura-pura baik deh di depan aku! Aku tau sebenarnya kalian tuh punya niat lain!" Bentak (y/n) sembari mencabut paksa jarum infus di tangannya dan memaksakan diri untuk berdiri tegap.
Namun tubuh yang masih lemah itu terhuyung dan akhirnya terjatuh.
Mengundang rasa iba semua yang ada di kamar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home sweet Home (Elemental X Reader)
Fanfiction"Tetaplah hidup." Dia hanya seorang gadis yang menginginkan sebuah rumah hangat, keluarga yang harmonis dan perhatian. Bukannya sebuah rumah yang penuh kekerasan dan perpecahan. *** Warning(s): typo, alur berantakan, slow update, bahasa non baku...