Halilintar menyunggingkan senyum miring, berpikir jika Ice pasti mati di tangannya.
Ini adalah masa yang tepat untuk balas dendam karena Ice sudah memakan kue Pikachu miliknya yang ia beli susah payah di Amerika.
Tega sekali adiknya itu memakan begitu saja kue karakter yang benar-benar menggemaskan sekali di mata Halilintar, padahal ia ingin menikmati kue itu bersama (y/n) kemarin sore.
Akan tetapi, tampaknya itu hanya tinggal angan-angan.
Entah darimana asalnya, namun Mizuki tertembak tiga kali hingga benar-benar basah.
Ia mengumpat dan menyalahkan Halilintar, "sialan ini semua gara-gara kamu ya Hali!" Dan akhirnya mati di tempat.
Ketika itu juga seseorang melompat turun dari dahan pohon di sebelah Mizuki. "satu target mati," gumamnya.
Ice tersenyum tipis dan berbalik menodongkan pistol airnya ke arah dada Halilintar. Sang sulung bernetra ruby tersentak akibat serangan kejutan ini.
"Menyerah saja, kak"
"G-Gempa..."
Gempa ikut tersenyum manis, menodongkan pistolnya ke wajah Halilintar yang terdiam. Apa-apaan ini, seharusnya yang terjebak adalah Ice namun kenapa malah sebaliknya? Licik sekali.
"Ck," ia berdecak tidak suka, dengan secepat kilat menembakkan air tepat di wajah Ice membuatnya batuk kesakitan karena air yang masuk tanpa sengaja ke dalam hidungnya.
Sebuah penderitaan paling menyakitkan yang bisa membuat kita nangis kejer.
Kini Ice basah dari kepala hingga dada, dan langsung tumbang di hadapan Gempa yang syok parah.
"Menyerah saja, Gempa" ucap Halilintar mengcopy paste ucapan sang adik dengan senyum seringai.
Kembali ia menodongkan pistolnya ke wajah Gempa, kini pistol-pistol itu saling berhadapan dimasing-masing wajah lawan.
Dengan rasa percaya diri yang tinggi, Halilintar menarik pelatuk dan hendak menembak Gempa, namun sayang seribu sayang ternyata amunisi yang terdiri dari air itu sudah kosong tak tersisa dari tempatnya.
Kali ini Gempa yang menyeringai, ia melakukan hal yang sama dan menembak sang kakak hingga tewas di tempat.
***
Di taman belakang.
Blaze dan Faney mengendap-endap seraya tiarap melewati semak-semak hias, mereka tengah melarikan diri dari sosok Solar, Anaya dan Yuki yang mengejar-ngejar mereka dengan ganas dari dalam mansion.
Sejak awal permainan Blaze sudah menarik Faney untuk bersembunyi di mansion, karena itu satu-satunya cara agar tak tertembak dan tetap aman. Namun sayangnya, Solar, Anaya dan Yuki malah mengikuti mereka. Lalu terjadilah aksi tembak-menembak brutal di sana.
"Padahal Gempa bilang ini cuma permainan, tapi mereka serem banget, asli!" Gerutu Faney.
"Lelah but no what what-" sahut Blaze tertekan. Dan ia semakin tertekan kala mengetahui bahwa amunisinya hampir habis.
Disaat-saat mereka berdua tengah kelelahan dan panik, terdengar hentakan kaki tepat di depan semak tempat persembunyian mereka.
Blaze dan Faney semakin panik hingga tak bernafas, pemuda merah api itu mencoba mengintip siapakah yang ada di depan sana.
"Keknya kita bakal mati deh," dan dihadiahi pelototan syok dari Faney.
![](https://img.wattpad.com/cover/243503812-288-k218325.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Home sweet Home (Elemental X Reader)
Fanfic"Tetaplah hidup." Dia hanya seorang gadis yang menginginkan sebuah rumah hangat, keluarga yang harmonis dan perhatian. Bukannya sebuah rumah yang penuh kekerasan dan perpecahan. *** Warning(s): typo, alur berantakan, slow update, bahasa non baku...