Air mataku telah kering
Namun rasanya tetap terasa sesak
Mataku tak lagi memerah
Namun panasnya tetap mengiris
Emosiku telah mereda
Namun hatiku tetap bergejolak
Hari itu telah terlewati
Namun ingatannya tetap terbayang~~~
Di sepanjang jalan tak ada yang membuka pembicaraan, suasana canggung menyelimuti mereka yang kini sedang berboncengan di atas motor sport berwarna biru muda itu.
" Ini kemana btw" ucap Yogi yang akhirnya memecahkan keheningan diantara mereka berdua
" Udah lurus aja dulu, nanti di depan ada pertigaan belok kanan, rumah gua nomor 97" jawab Nana dengan jelas supaya ia tak perlu berbincang lagi dengan Yogi
Setelah itu, keduanya kembali terdiam, Nana malas berbasa-basi apalagi dengan orang yang ia tidak kenal. Hingga pada saatnya rumah Nana telah terpampang di depan. Setelah sampai di depan rumahnya, Nana kemudian turun dan membuka helm serta jas hujan milik Yogi.
" Makasih" ucap Nana singkat
" Udah gitu doang?"
" Terus mau apalagi?"tanya Nana yang bingung
" Tawarin masuk dulu lahh minimal, ini malah cuma makasih terus udahh lo langsung cabut gitu aja" gerutu Yogi
" Hilihhh mau banget gua tawarin masuk, lagian mau ngapain emangnya?" ucap Nana jutek
" Mau ketemu orang tua lo, yaa kali. Ini ujannya kayanya bakalan nambah deres lo bakalan ngebiarin gua balik bahas kuyup gitu?Besok masih hari sekolah ya ege, gua ga mau sakit" ucap Yogi panjang lebar
" Oh" jawab Nana datar
" Udah? HALAHH berharap apasi gua sama cewe jutek macem lo ini" ucap Yogi lalu hendak manyalakan mesin motornya kembali
" Katanya mau masuk, yaudah cepet masuk. Gua ga mau yaaa besok disalahin sama geng lo gegara salah satu anggotanya sakit karena hujan" ucap Nana yang tetap datar
"Nahhh gitu dongg.. MAKASII YAA" teriak Yogi karena telah di tinggal Nana yang sedang membukakan gerbang untuknnya masuk ke pekarangan rumah Nana
" Lo parkir di garasi aja, biar ga kehujanan" ucap Nana yang tetap memasang wajah ketus kaepada Yogi
" Okeee okee miss jutek" ucap Yogi sambil membuka garasi
Nampak dalam cahaya redup yang samar-samar dapat Yogi lihat adalah terdapat beberapa kendaraan yang terparkir di sana. Dan saat Nana menyalakan lampu garasi, Yogi sedikit terkejut karena ia melihat ada beberapa motor dan mobil yang termasuk antik terparkir disana. Yogi sangat menyukai motor bahkan ia juga merupakan kolektor motor antik juga. Sehingga ia tahu bahwa motor yang terparkir di garasi Nana adalah motor yang sudah sangat langka untuk ditemui karena jumlahnya bisa dihitung jari bahkan dalam kategori in the world.
" Wehhh gilaa..koleksi siapa ni? Wihhh gua udah nyari ni motor dari lama ga nemu, ko lo bisa punya si?" celoteh Yogi kepada Nana
" Lo jadi cowo cerewet banget yaa, udahh ahh yu masuk " ucap Nana yang lagi-lagi jutek kepada Yogi
" Jangan jutek-jutek nanti gua suka, lo yang ribet " ucap Yogi yang sedikit berlari untuk mengejar keberadaan Nana yang sudah meninggalkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengadil
Teen FictionJihan seorang remaja belia yang masih duduk di bangku SMA. Awalnya hari-harinya biasa saja, sama seperti remaja pada umumnya. Hingga suatu hari ketika ia terbangun dari tidurnya, sesuatu yang aneh terjadi. Note : Typo bertebaran