Part 3

243 15 1
                                    

Aras Menunggu tyas di meja makan, 15 menit kemudian tyas keluar dari kamarnya, dengan kemeja hijau muda dan jeans biru yang dikenakannya, membuat tyas tampak lebih cantik pagi ini.

"Selamat pagi kak.." sapa tyas seraya mencium pipi aras

"kau telat 15 menit" ucap aras

"ah iya kak, maafkan aku."

tante zumi datang membawa 2 gelas susu jahe..

"ini untuk aras,, dan ini untuk tyas" ucap tante zumi

"terima kasih tante" tyas mencium pipi tante zumi

usai memberikan susu jahe, tante zumi menarik kursi disamping tyas dan segera duduk.

"kita sarapan sekarang" ucap aras

Setelah sarapan, aras bergegas mengambil kunci diatas nakas. tante zumi dan tyas langsung mengantar aras ke teras depan.

sesampainya di teras, aras mencium punggung tangan tante zumi, dan mengelus pelan rambut tyas.

"Kakak pergi"

Kak Aras berbalik memunggungi ku, dan secara spontan aku menarik tangan kak aras, hingga kami berdua saling berhadapan.

"Ada apa tyas" ucap aras lembut

"Begini kak,.ini tentang kuliahku.."

"Kenapa?" tanya aras

"Aku,,begini kak,,aku mungkin tanggal 11 akan ikut itu..ya ikut"

"Ujian komprensif" potong aras cepat lalu melanjutkan kata-katanya

"Kakak tahu kau akan ikut ujian kompreshif, bersiaplah, jika kau berhasil maka bulan depannya kau bisa ikut wisuda, tapi seperti yang kau ketahui, kakak sibuk, jadi tidak bisa mendampingimu wisuda, tante zumi yang akan mendampingimu" ucap Aras seraya berjalan menuju ke mobilnya dan segera meluncur meninggalkan Tyas yang masih terdiam.

Tante Zumi yang memang paham betul sikap dan sifat aras hanya geleng* kepala. kemudian tante zumi langsung memeluk tubuh tyas..

"Kau pasti paham bukan bagaimana sifat kakakmu? tante sudah dari kecil mengurusnya, jika dia tidak bersikap dingin, maka sudah pasti dia bukan kakakmu"

Tawa tyas pun pecah mendengar ucapan tante zumi, tantenya benar, jika tidak dingin dia pasti bukan arastya kakaknya. Tante zumi pasti sudah tahu benar kepribadian kakaknya itu. Tyas beruntung memiliki tante zumi, jarak umur tante zumi dengan kak aras hanya terpaut 10 tahun. wajahnya hampir mirip dengan ibu, karena tante zumi adalah adik kandung ibuku. terlebih lagi tante zumi tidak menikah karena ingin mengurusi aku dan kak aras.

"Daripada kita memikirkan aras, bagaimana kalau kita memikirkan tentang kebayamu saja hem.." tante zumi mengerlingkan matanya ke arah tyas

"aah iya te" tyas memeluk tante zumi.

* * *

Aras telah sampai kantornya, dengan langkah pelan dia menuju ke ruangannya. setelah dia masuk ke ruangannya tak lama kemudia terdengar ketukan pintu.

"Masuk"

Seorang wanita masuk kedalam ruangan Aras. wanita itu adalah tante Nadya sekretaris Aras. dulunya tante nadya menjadi sekretaris ayah aras. dia seorang janda yang memiliki seorang putra, namun karena perceraiannya, hak asuh putranya jatuh kepada suaminya, beruntung Nadya dibantu oleh Aras untuk mendapatkan hak asuh putranya kembali, sejak saat itu kesetiaan nadya terhadap Aras patut untuk diancungi jempol.

"Ada apa tante?"

"Begini ras, ada seorang pria ingin menemuimu, tapi dia belum membuat janji"

"Hem,,siapa namanya?" tanya Aras

"Namanya Genta Adhitya" ucap pria itu dari ambang pintu.

Nadya dan Aras menoleh ke arah pintu secara bersamaan. lalu seutas senyum muncul diwajah Aras.

"Tante boleh keluar, dia adikku"

Nadya permisi kepada Aras dan mempersilahkan Genta Masuk. Aras bangkit dari kursinya dan memeluk tubuh genta sebentar, kemudian menyuruhnya duduk, tak lama kemudian nadya mengantarkan teh untuk mereka.

"Kakak minta maaf karena tidak datang di pelantikanmu kemarin" Aras membuka pembicaraan

"Tidak apa-apa kak, tapi ibu sangat merindukanmu" ucap Genta sambil meminum tehnya

"Bulan depan kakak akan mengunjungi ibu, setelah proyek mall ini selesai"

"kak Aras hanya sibuk bekerja, sampai* lupa kalau ada kami yang merindukanmu ya "

"Bisa saja kau ta, bagaimana rasanya menjadi direktur rumah sakit di umurmu yang baru 27 tahun? nyamankah?" Tanya aras

"Begitulah, aku menyukai pekerjaanku kak, menjadi dokter adalah cita-citaku sejak kecil, dan menjadi direktur bagaikan bonusnya"

Percakapan Antara Aras dan Genta makin berlanjut, hingga tak terasa waktu telah petang, genta pun permisi untuk pulang.

* * *

Tyas berjalan mondar mandir di teras rumah, sesekali dia melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Tante zumi yang sedari tadi melihat tyas langsung menemuinya.

"Tante,, kenapa kak Aras belum pulang? dia tidak biasanya pulang telat"

"Mungkin dia ada meeting yas, ayo kita masuk. kau akan dimarahi oleh aras jika diluar malam-malam begini" ucap tante zumi

Tak lama kemudian sebuah mobil masuk ke halaman rumah, dengan tergopoh-gopoh asisten rumah tangga membuka kan garasi. Aras memasukkan mobilnya dan masuk ke dalam rumah.

"Kenapa kakak pulang telat?" tanya tyas saat melihat aras pulang, blazer yang dikenakan Aras tersampir di pundak kirinya.

"Kau sudah makan?" tanya aras balik

"Sudah kak, oh ya aku sudah menyiapkan air hangat untuk kakak mandi, cepatlah mandi, nanti airnya keburu dingin kak"

Aras hanya menganguk, kemudian masuk ke dalam kamarnya.

* * *

My Beloved SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang