Part 5

169 16 1
                                    

Suara Intercom membuyarkan konsentrasi Aras, Aras segera menjawabnya.

"Ya"

"Bu Aras, CEO Lehaen.Inc sudah ada disini"

"Suruh masuk"

Sebuah ketukan terdengar di pintu kerja Aras..

"Masuk"

Seorang Pria memasuki ruangan Aras, Pria itu sangat tampan, Dan senyuman yang manis membuat pria ini semakin sempurna saja. Namun bukan Aras namanya jika dia terpesona kepada pria itu. karena sedari tadi Aras memasang wajah dinginnya.

"Silakan duduk"

Pria itu segera duduk di sofa..

"Nama saya Marcell Lehaen, saya CEO Lahaen.Inc " ucap pria itu

"Arastya Fernandes"

"Saya tidak menyangka, jika CEO World.Inc seorang wanita cantik seperti anda"

Aras menatap tajam ke arah Marcell, wajahnya semakin menjadi dingin.

"Bisa kita mulai kerja sama sekarang? Anda membawa proposalnya?"

"Tentu, ini proposalnya" jawab Marcell seraya memberikan proposal itu.

* * *

Marcell berjalan menuju ke mobilnya, perusahaan Aras telah setuju untuk menjadi investornya.

"Arastya Fernandes, Nama yang cantik, secantik orangnya" batin Marcell

Marcell segera pulang ke rumahnya, sesampainya dia dirumah, dia segera menuju ke ruangan ayahnya, Jose Lehaen.

"Bagaimana? kau berhasil?" tanya jose lehaen

"Iya ayah, CEO nya telah menyetujui untuk menjadi investor di proyek kita kali ini" ucap Marcell

"Bagus, sangat susah untuk bekerja sama dengan World.Inc, terlebih lagi CEO nya yang perawan tua itu sangat selektif memilih rekan kerja" desis jose lehaen

*Perawan tua? itu berarti Arastya Fernandes belum menikah?* batin Marcell

"kita beruntung ayah" ucap Marcell

"Kau benar anakku, kita beruntung, dan ayah tidak salah memilihmu untuk menggantikan ayah"

Jose Lehaen memeluk Marcell, dan setelah melepas pelukannya, Tawa jose pun menggema.

* * *

*ayah,,ibu,, jika dengan kehilangan seluruh harta ini kita bisa bersama, aku rela menjadi miskin.*

Aras mengusap mukanya dengan kasar,,Entah mengapa dendamnya makin memuncak saat melihat Marcell.

Like father,like son! pikir Aras

Sementara itu Tyas telah selesai mengikuti ujian kompreshif dengan lancar. dia mengambil handphonenya dan menelepon Aras.

Dengan Malas Aras mengambil handphone di sakunya "Tyas Call"

"Ada apa?"

"Kak, aku berhasil ujian kompreshifnya, aku yakin nilaiku bagus, karena aku bisa menjawab semuanya" cerocos Tyas

"Baguslah, kalau begitu cepatlah pulang"

"tapi kak,."

"Kau tahu kakak tidak suka dibantah bukan?" ucap Aras penuh penekanan

"iya kak, aku tahu, baiklah aku akan segera pulang"

* * *

Tyas Telah sampai di rumah, rumahnya memang seperti istana, terlebih lagi kakaknya mempekerjakan banyak Asisten Rumah tangga. dia memang hidup seperti seorang putri, namun tetap saja, dia merasa kesepian. Tyas memasuki rumahnya, dia segera melemparkan tubuhnya keatas sofa besar diruangan keluarga.

"Seharusnya aku ikut tante zumi saja, aku kesepian sekarang"

"Ya,, seharusnya kau ikut tante saja"

"Tante zumiiii" teriak Tyas seraya memeluk tantenya.

"Tante bilang akan menginap di rumah paman toby"

"Mana mungkin tante tahan berpisah jauh-jauh dari kalian, dari si cantik tyas dan si dingin Aras" tante Zumi mengerlingkan matanya

Tyas tertawa dengan kelakuan tantenya, begitu juga dengan tantenya, tawa mereka terhenti ketika bunyi bel menggema. bi minam membukakan pintu.

Seorang wanita dengan tubuh tinggi semampai, rambut sebahu berwarna coklat tanah, belum lagi gaun yang dikenakannya, menambah kecantikan wanita itu saja.

Bi Minam segera mempersilahkannya masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu. tak lama kemudian, Tante Zumi dan Tyas menemuinya.

"Kak Anita!!" Teriak Tyas

"Hai sayang,," ujar anita sambil memeluk tyas

Anita adalah Teman Aras sejak kecil, dia mungkin satu-satunya teman Aras, mengingat sejak kecil Aras hanya bermain dengan Anita, Mereka sama-sama kuliah di luar negeri, bedanya Anita mengambil jurusan Design, sedangkan Aras Ekonomi

Sama seperti Aras, Anita melanjutkan usaha keluarganya. Anita telah menikah dan memiliki Dua orang putra.

"Sudah lama tidak kesini, nampaknya kau telah lupa pada tante dan tyas" ucap Tante Zumi

"Bagaimana bisa aku lupa pada tante, ibu kedua ku" ucap Anita

Tyas sedari tadi memperhatikan Tas kertas bermerek Falzio.

*Falzio adalah merek brand ternama yang didirikan oleh kak Anita sejak tahun 2007, tapi kenapa aku sangat penasaran dengan isi tas kak anita* Batin Tyas

Anita yang sedari Tadi menyadari gerakan mata tyas langsung memberikan tas kertas itu.

"Ini untukmu,,dan ini untuk Tante zumi"

Tyas langsung membuka tas kertas itu, matanya membulat saat melihat isinya.

"Kak anita terima kasih, aku baru mau memikirkan modelnya, tapi kakak sudah memberikannya" ucap tyas girang

Kebaya ini sangat indah, dengan warna coklat muda kombinasi warna hijau tosca, modelnya pun bagus sekali.

"Cobalah dulu kebayanya, kakak takut tidak pas"

Tyas langsung berlari ke arah kamarnya,,20 Menit kemudian tyas sudah keluar dengan memakai kebaya yang sangat pas di tubuhnya.

"Terima kasih kak, kebayanya cantik, dan aku suka" tyas memeluk anita

"Kau harus berterima kasih kepada kakakmu"

"kak aras?"

"Ya..Aras..siapa lagi kakakmu kalau bukan aras?" jawab anita enteng

"Aku tidak mengerti"

"Sebulan yang lalu Aras datang ke butik kakak, dia bilang adik tersayangnya ini akan wisuda, jadi dia meminta kakak untuk membuatkanmu kebaya, dia sendiri yang memilih bahan, warna dan model kebayanya, bahkan ukuran tubuhmu pun dia hapal, Aras juga memesan mantel bulu untuk Tante zumi" jelas Anita panjang lebar

Tyas terdiam, dia tidak menyangka kakaknya yang dingin itu memperhatikannya. Tyas benar-benar terharu.

* * *

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, saat Aras pulang ke rumah, ketukan sepatunya memenuhi ruangan itu, wajah Aras kelihatan sangat lelah hari ini, tiba-tiba Tyas langsung memeluk Aras dari belakang.

"Kakak lelah tyas" ucap aras lembut

Tyas pun melepaskan pelukannya. Aras lalu berbalik menghadap tyas, matanya menatap tajam ke arah tyas.

"Terima kasih ya kak, untuk kebayanya, aku suka sekali kak" ucap Tyas Girang

"Berlebihan" ucap Aras singkat

Mendengar jawaban aras, membuat Tyas mengerucutkan bibirnya. Aras yang melihat perubahan wajah adiknya hanya membelai rambut tyas, kemudian berlalu menuju kamarnya.

*Kakak,,kau selalu dingin kepadaku*

* * *

My Beloved SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang