Part 6

168 11 1
                                    

*Aras,,kalau nanti ibu dan ayah tidak ada, kau harus menggantikan kami menjaga adikmu, sayangi dia seperti kau menjaga nyawamu sendiri*

*Iya bu, aku berjanji*

Perlahan namun pasti sosok ibu menjadi memudar, menjelma menjadi bayangan dan akhirnya menghilang,,

*Ibu..ibuuu...jangan pergiiii,,,!"

"Ibuuuuu" 

Aras terbangun dari mimpi buruknya, mimpi tentang ibunya,mimpi yang hampir setiap malam menjadi langganan mampir kedalam tidurnya.

"Mimpi itu lagi" Desah Aras.

Aras beranjak dari tempat tidurnya, mengambil segelas air minum di samping ranjangnya, setelah itu berjalan ke arah jendela kamar, dan duduk di sofa dan memandang keluar kamar, sekarang baru jam 2 malam, suasana di luar tampak tenang.

*Ayah dan ibuku tidak akan tenang di alam sana, sebelum Jose Lehaen ku habisi, seperti mereka menghabisi ayah dan ibu*

Tok..tok..tok..

Sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunan Aras.

"Aras..boleh tante masuk?"

"Ya" jawab Aras

klik..pintu terbuka, dan tampaklah tante zumi masuk, sambil membawa segelas susu jahe kesukaan Aras.

"minum ini" Ucap tante zumi saat dirinya telah masuk ke kamar aras.

Aras pun mengambil susu itu dari tante dan menghabiskannya dalam beberapa teguk.

"Mimpi lagi?" Tanya Tante zumi

Aras tidak menjawab, dia hanya menarik nafas dalam, dan menghembuskannya secara kasar. dari sikapnya itu, tante zumi tahu jika tebakannya benar.

Tante Zumi memeluk tubuh Aras,dia mengusap pelan rambut keponakannya itu.

"Ras, kau harus mencoba mengikhlaskan kepergian orang tuamu, kau terlalu rapuh, untuk setia dengan dendammu itu sayang"

Aras melepas pelukan tante zumi..

"Tidak akan! aku akan selalu membalas kepedihan yang jose berikan kepada kita tante!"

Tante Zumi terhenyak mendengar jawaban Aras.

*Ya tuhan,,Kak Arila,,Anakmu Aras yang dulunya berhati malaikat, yang selalu mengasihi orang, memaafkan walaupun tersakiti, sekarang telah berubah menjadi seseorang yang kejam, tak memiliki belas kasihan*

* * *

Aras duduk di sebuah sofa di ruang keluarga sambil membaca koran Pagi ini, Matanya terfokus pada sebuah Artikel.

"Pengusaha Tampan Yang Sukses Di Usia Muda"

"Marcell Lehaen"

*Pria itu menduduki peringkat pertama sebagai pengusaha sukses diusia muda? tidak salah? aku rasa Calvin Johnson dari Widescom lebih pantas menyandang gelar itu*

Aras melempar koran itu ke atas meja, mengambil Teh Madu nya kemudian menyeruput teh dengan pelan.

"Kak, kenapa korannya di lempar?" Tanya Tyas seraya mengambil korannya dan mulai membaca.

"Sejak kapan kau disitu?"

"Sejak kakak melempar korannya"

Aras menarik nafas dalam* dan kembali meminum tehnya.

"Waw!!" Teriak Tyas

"Kenapa?"

Tyas mendekat ke Arah Aras, tangannya menunjuk Artikel yang sedari tadi di bacanya.

My Beloved SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang