"Jangan, Hali!" Larang Ice.
Halilintar yang hendak membersihkan jarinya yang berlumuran gula dengan tisu setelah memakan putri salju pun menghentikan pergerakannya dengan heran.
"Jangan kenapa?" Halilintar mengernyitkan dahinya.
"Sayang kalo gulanya dipeperin ke tisu. Mending aku yang bersihin aja."
"Bersihin pake—"
Hap
"Eh?!" Halilintar kaget dengan semburat merah menghiasi wajahnya begitu Ice menghisap jarinya.
Ia terus memperhatikan Ice yang menghisap jarinya satu-persatu sampai bersih. Setelah itu ia menjilati bibirnya seraya menatap Halilintar polos.
"Selesai, terima kasih makanannya." Ice pun melenggang pergi meninggalkan Halilintar yang masih terheran-heran dengan perbuatannya.
⛄
Beberapa hari kemudian
Halilintar dan Taufan yang sedang bermain monopoli di karpet sesekali melihat Ice yang sedang menonton tv sambil makan ring di sofa yang tidak jauh dari mereka. Setelah cukup banyak ring yang dimakannya ia menghisap jarinya yang berlumuran bubuk keju satu-persatu.
"Dia itu emang suka ngisep jari kayak gitu ya?" Gumam Halilintar.
"Iya, soalnya dia itu nggak tahan kalo liat makanan sisa. Kesannya sayang banget gitu. Jatuhnya jadi kayak anak kecil makannya."
Halilintar terdiam sambil menatap Ice lekat-lekat. Untung Ice fokus pada tontonannya jadi tidak mendengar obrolan mereka. Tak lama kemudian ia kembali menatap Taufan intens.
"Kamu pernah diisepin dia?"
"Pernah pernah, waktu itu abis makan stik balado. Aku kan emang bukan orang yang demen nyemilin sisa makanan kayak gitu jadi tadinya mau kulap. Tahu-tahu dia dateng terus aku diisepin deh. Hahaha." Taufan menggaruk pipinya yang tak gatal dengan wajah memerah kemudian kembali memperhatikan Ice dengan senyum yang sulit diartikan. "Jujur, dia imut banget pas ngisep jariku. Gimana kalo ngisep yang lain ya?"
"Beraninya kamu ngomong gitu di depanku, Taufan?! Kuhajar kamu!" Halilintar pun menyergap Taufan namun Taufan berhasil menghindar dan lantas melarikan diri yang langsung dikejar olehnya.
"Kenapa kamu marah banget?! Aku kan cuma bercanda! Bukannya candaan Blaze malah lebih parah ke kamu?!"
"Taufaaan ...." Geram Halilintar dengan nada seperti raungan.
Mereka pun terus berkejar-kejaran dengan mengitari sofa yang ditempati Ice menyisakan Ice yang kebingungan sambil memeluk remotenya.
⛄
Suatu hari saat Halilintar sedang makan nyam nyam sambil bermain hill climb racing tiba-tiba Ice memasuki kamarnya sambil membawa flashdisknya.
"Hali."
"Iya, Ice."
"Kamu bisa pake inkscape nggak?"
"Lumayan, emangnya kenapa?"
"Kalo gitu ajarin aku buat tugas TIK aku."
"Maaf, Ice. Bukannya niat nolak nih. Tapi apa nggak lebih baik kamu minta ajarin Solar ato Gempa yang notabenenya lebih pinter?"
"Mereka lagi kerkom bio di bunderan taman."
"Oh, iya ya. Ya udah. Aku ajarin."
Setengah jam kemudian
"Iya, aku ngerti. Makasih, Hali." Tutur Ice seraya mengambil sebatang nyam nyam Halilintar lagi.
"Sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Frosela
FanficHalice adalah kapal langka. Meski jarang yang ngeship aku nggak bakal nyerah mewujudkan zona nyaman buat kapal ini P.S: Maaf kalau ada kesalahan atau hal-hal yang tidak berkenan dari cerita ini. Terima kasih 🙏❤️