beri aku penuh kepercayaan. Lalu kamu jatuhkan semua tanpa terkecuali. Beri aku lagi-lagi-- dan lagi, sehingga kamu mengulang kembali perbuatan sebelumnya.
Dulu, aku rapuh. Lalu tak lama kulihat sepasang kaki di hadapanku. Kepalaku kamu angkat, lalu kamu memeluk diriku. Dari situ semua, cerita baru tertulis dalam sepanjang helaan nafas.
Sampai akhirnya, malah kamu sendiri yang menjatuhkanku lagi.
Perlahan demi perlahan, kamu t'lah membantu diriku menjadi se-sosok yang kuat. Tanpa sadar
Perkataan mu menjadi bekal saat aku menghadapi sikapmu di jiwa yang lain.
Perbuatan mu menjadi solusi ketika aku sudah tak bisa menahan amarah.
kita semua mesti berevolusi.
Aku dan kamu harus dipisahkan. Karna kita memang bukan sepemikiran.