Usai malam panjang yang dia lalui kemarin, Baekhyun cukup terkejut mendapati dirinya berhasil bangun cukup pagi tanpa bantuan alarm atau tanpa Suna harus meneleponnya hingga ratusan kali. Agak menyenangkan juga ternyata. Biasanya hanya untuk bangun, akan terjadi banyak sekali drama, entah itu siraman air di muka, atau parade marching band tutup panci di sekeliling tempat tidurnya, dan tak jarang Baekhyun harus bangun dengan sekujur tubuh sakit setengah mati karena Kuroo atau lagi-lagi Suna menindih tubuh juga mencekiknya hingga ia kehabisan nafas. Memang harus sebrutal itu biasanya dan Baekhyun juga tidak bisa melayangkan banyak protes. Percayalah, orang akan lebih senang disuruh membangunkan singa daripada harus berurusan dengan Baekhyun di awal hari mereka.
Tapi meskipun menyenangkan, bangun lebih awal dari biasanya juga tak membuat moodnya jadi lebih baik. Baekhyun masih merasa lelah dan karena pekerjaannya tadi malam juga sekarang sebagian besar bagian tubuhnya masih terasa nyeri. Namun Baekhyun mengabaikan itu dan dia memilih untuk segera beranjak menuju dapur apartemennya.
Baekhyun agaknya tahu saat ini kenapa dia bisa bangun tanpa bantuan; alasannya adalah karena perutnya kelaparan. Makanan yang terakhir kali ia makan hanyalah setangkup sandwich ayam dan itupun dia makan pagi kemarin, jadi wajar saja saat ini perutnya keroncongan dan berdemo untuk segera diisi. Karena itu, rencananya Baekhyun ingin mengisi perutnya dengan sarapan porsi besar ditambah satu teko kopi hitam dan mungkin semangkuk strawberry, namun baru saja dia membuka tutup rice cooker, ponselnya tiba-tiba saja berdering.
Nafas lelah sontak Baekhyun buang dengan kasar ketika ia sadar siapa yang meneleponnya. Itu Atsumu, toh siapa lagi yang berani meneleponnya seawal ini kalau bukan laki-laki Jepang itu. Tentu, Baekhyun ingin sekali membanting ponselnya detik ini juga tapi ia berbaik hati dengan menjawabnya. Dia memegang ponselnya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya memilih untuk mengambil selembar roti tawar. Kakinya ia bawa kembali melangkah menuju jendela apartemennya yang menunjukkan pemandangan pagi kota Osaka dari ketinggian lantai sebelas.
"Kuharap ini penting, Miya. Kalau tidak, aku bersumpah akan mengirimkan bom rakit ke rumahmu dan jangan harap kau selamat."
Baekhyun menjadi sekesal itu bukan tanpa alasan sebetulnya. Dia sudah cukup bekerja keras satu hari penuh kemarin. Baekhyun merasa ia berhak untuk istirahat, paling tidak hingga siang nanti atau paling tidak sampai ia selesai menikmati sarapan besarnya tanpa beban pikiran baru, itu sudah lebih dari cukup. Tapi satu hal juga, Atsumu bukan tipe orang yang akan menelepon tanpa hal besar yang akan atau mungkin sedang terjadi.
Baekhyun merasa kesal karena belum juga usai ia beristirahat, belum juga puas ia mengisi perut keroncongannya, ia sudah harus dihadapkan kembali dengan pekerjaan yang sudah bisa sangat dipastikan akan sangat rumit.
"Kenapa kau sensitif seperti itu, eh?"
"You just ruined my morning, dumbass. Tidak perlu basa-basi, ada apa?"
Terdengar kekehan dari balik sambungan. "Sudah lihat berita dari Korea pagi ini?"
"Kau salah besar jika mengira orang sepertiku akan bangun di pagi hari dan langsung melihat berita atau informasi terbaru."
"Yah, memang. Point pertama saja sudah cukup ajaib. Aku sejujurnya tidak menduga kau akan mengangkat teleponku hanya dalam hitungan detik."
"Jadi kau ingin aku menutup teleponnya sekarang dan membuatmu menunggu sepuluh jam lagi?"
"Tidak, tentu saja tidak."
Baekhyun sekali lagi membuang nafasnya kasar. "Stop beating around the bush, Miya. Katakan maumu!"
Kali ini bukan hanya kekehan, tapi Atsumu benar-benar tertawa. Jenis tawa renyah yang menyebalkan namun juga enak didengar. Atsumu lebih muda beberapa tahun darinya, namun karena satu dan banyak hal, saat ini jabatan Atsumu jauh lebih tinggi dibandingkan Baekhyun. Secara garis besar, Atsumu adalah atasannya. Karena itu jugalah, Atsumu bisa bertindak semena-mena dan Baekhyun juga tidak bisa dengan mudah mengabaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOIR
Fanfiction[INDONESIA - BL] YOU CAN CALL ME MONSTER FINAL VERSION Dengan kemampuan serta kecerdasannya, Park Chanyeol kini telah berhasil menguasai The Black Company serta mengembangkan sebuah sindikat Mafia bernama NOIR. Namanya dikenal serta ditakuti banyak...