Sudah sejak 2 hari ini yuuji tidak bisa tidur, dia bahkan tidak bisa istirahat dengan tenang, kakaknya choso tak kunjung kembali karena sibuk sekali dengan urusan 'pesan' yang harus diurus secepat mungkin.
Jadi dia harus bersama anak menjengkelkan ini, selama 2 hari yang membagongkan seumur hidupnya, aah.. baru kali ini rasanya ia begitu ingin hidup dengan normal.
"Kali ini apalagi..." yuuji akui ia benar-benar akan menonjok satoru kali ini, ia baru saja tidur selama 2 jam ketika satoru kembali berteriak manja layaknya bayi yang lapar. "Kalo ini tentang masalah pertunangan ku lagi... aku benar-benar akan menghajarmu habis-habisan."
Gojo menatapnya memelas, mengangkat tangannya yang terikat, "aku ga bakal kabur dari yuuji kok...tapi ini sakit tanganku..."
Yuuji menghela nafas, duduk di tepi ranjang gojo, kali ini benar-benar menyerah dengan segala tingkah laku gojo yang membuatnya merasa tuhan sedang mencobai dia.
"Aku lebih takut kau berbuat sesuatu padaku daripada kabur dariku." Yuuji menggerutu, dengan tubuh lelahnya akhirnya ia menyerah dan melepaskan ikatan tangan gojo.
"Aaaahhh akhirnyaaa, yuuji tanganku sakit sekali!! Perih!!"
Yuuji menatap gojo agak menghakimi, serius? Dia mengeluh karena luka seuprit seperti itu? Waktu seumur gojo, yuuji bahkan mendapat bekas luka akibat tebasan pedang dari pamannya.
Lah jadi adu nasib?
"Mau aku tiup?"
Gojo ngangguk-ngangguk semangat, dengan mata berkaca-kaca, luka iritasi di lengannya seakan menjadi akhir hidupnya.
Yuuji meniup-niup luka gojo perlahan, sementara gojo sendiri menatap yuuji penuh minat dari tempatnya, memperhatikan wajah yuuji, matanya, hidungnya, pipinya yang chubby bahkan bibirnya yang mungil, menggemaskannya...
"Yuuji... kamu benar-benar gak cinta kan sama megumi?"
Yuuji meliriknya sejenak sebelum menghentikan tiupannya pada pergelangan tangan gojo.
"Mengapa kau begitu penasaran dengan cerita cintaku?"
Selama 2 hari ini gojo sendiri tampaknya ngotot sekali mengemukakan pendapatnya tentang ucapan semata yang ia pikir semua pertunangan itu dilandaskan paksaan.
Memang tidak salah...
"Yuuji, terus terang saja padaku! Kau dipaksa keluargamu kan??? Kau tidak cinta pada zenin itu kan?!"
Mata yuuji mengantuk, ia harus tidur, ia lelah sekali mengurus bayi besar ini, tapi mengapa??? Anak ini sepertinya memiliki jam tidur yang singkat tapi dia sama sekali tidak mengantuk, ataupun lelah!
Yuuji benar-benar kewalahan...
"Gojo...hoam~" yuuji mengucek-ucek matanya, memposisikan dirinya senyaman mungkin di sisi ranjang kiri gojo. "Pertunangan kami mungkin direncanakan oleh kedua pihak keluarga...tetapi... baik aku dan megumi sama-sama ingin mengenali satu sama lain."
Mata gojo berbinar-binar, ia menghadap yuuji seperti anak anjing yang lucu, wait... lebih mirip kucing sih.
"Itu benar jika yuuji dan zenin itu gak saling cinta?!"
Yuuji mendengus, "mungkin belum...tapi megumi tidak membuatku entahlah, merasa kami dijodohkan?"
Gojo mendekat, berbaring menyamping dan membuatnya saling bertatapan dengan yuuji yang saat itu benar-benar mengantuk.
Bagaimana pun yuuji menjelaskannya, bagi gojo jelas bahwa yuuji masih belum kepincut sama si rambut bulu babi.
"Yuujii hehehe kamu tidur bersama ku aja ya?"
"Jangan menyentuhku ya..." yuuji menguap untuk terakhir kalinya sebelum memejamkan mata.
"Iyaaa!!" Gojo tersenyum, memandangi wajah yuuji yang semakin terlelap, hehe, yuuji sangat imut.
Gojo semakin penasaran dan penasaran tentang identitas yuuji, zenin tidak mungkin sembarang memilih orang untuk menjadi pasangan, harus punya latar belakang yang jelas adalah salah satu syaratnya, tapi marga itadori hampir tak pernah menonjol selama ini.
Gojo ingin tahu semuanya tentang yuuji, ia ingin mengenal yuuji lebih dalam, dan memastikan... hatinya masihlah belum dihuni siapapun.
....
Yuuji baru saja mengalami mimpi yang aneh, di mimpi itu rasanya seseorang tak henti-hentinya menjamah tubuhnya dari atas ke bawah dan berulang kali seperti itu.
Tubuh yuuji merinding, mengapa mimpi mengerikan macam itu yang harus ia rasakan.
Kouwaiiii~
Yuuji memandang sekeliling ruangannya tempatnya tidur, sepertinya ruangan ini berbeda, asing-
"Gojo!!"
Yuuji mencari keberadaan gojo di sekeliling ruangan, nihil! Ia tidak menjumpai keberadaan gojo sama sekali.
"Aahhhh!!! Aku pasti dibunuh paman sukuna!!"
Yuuji memasrahkan diri, sedikit menjambak rambutnya karena imajinasi berlebihan tentang pamannya yang mungkin saja akan menembak kepalanya karena ia membiarkan tahanannya lepas.
"Kouwaiii.... membayangkan wajah paman saja... mengerikannn..."
Tidak tidak...tubuh yuuji merinding ngeri, bayangannya pamannya yang bertubuh kekar, tinggi, besar, dengan tatto norak itu saja membuatnya bergetar takut.
"Ah yuuji! Kau sudah bangun????"
"Eeh?"
Gojo memunculkan dirinya dengan semangat di pintu, wajahnya terlihat berseri-seri, yuuji sampe melongo dibuatnya.
"Kau...tidak kabur?"
Gojo menggeleng dengan polos, lah kali dia adem ayem gini keliatan banget gantengnyaaa.
"Kabur?" Gojo mendekati yuuji, menepuk-nepuk kepala yuuji bahkan ingin mencium dahi yuuji, yuuji keburu melayangkan tamparan manisnya ke wajah gojo.
"Ku bilang jangan menyentuhku sembarang!"
"Hahaha." Gojo tertawa canggung, teringat apa yang ia lakukan ketika yuuji bobo, sepertinya mimpi yang dialami yuuji itu bukan sekedar mimpi belaka.
Ekhem...ya gojo mungkin sedikit mengintip tubuh indah di balik pakaian yuuji malam tadi.
Yuuji mencubit pipi gojo, berusaha menyamakan tinggi ya walaupun...agak kalah jauh.
"Ku tanya kau kemana saja?" Yuuji melepas cubitannya, "kau...tidak beli makanan keluar kan??"
"Ahh...tentang itu!" Cengiran gojo lebar sekali, ia menggoyangkan tubuhnya seperti bocah yang sok manis. "Aku lapar, jadi ku ambil uang di dompetmu dan beli makanan di minimarket terdekat."
"A-...APA?!"
"aku tidak minta tolong atau bilang aku diculik kok!!!" Gojo membela diri, rada tersinggung dikira ia bakal minta tolong padahal situasinya memang ia sepatutnya minta tolong.
Yuuji menatap gojo tercengang, untuk beberapa saat ia hanya menatap gojo, nyawanya benar-benar akan terbang ke langit ketujuh.
Jika...pamannya tahu... pekerjaannya seberantakan ini... ia membiarkan korbannya berjalan-jalan di luar, mencuri uangnya, dan... seharusnya gojo minta tolong tapi ia tak lakukan.
Harga diri yuuji sebagai penculik pemula hancur ...hancur...jadi debu. Diinjak-injak oleh albino setan satu ini.
PLAK!
"AWW!!! Untuk apa ituuu?!" Gojo mengusap-usap pipinya dengan wajah sebal tapi segera mengganti ekspresinya ketika yuuji memeluknya.
"Untuk uangku dan ini untuk tidak kabur dariku."
Sebenernya... gojo ngerti bener maksud dari perkataan yuuji itu, tapi kan dia udah kepalang jadi bulol?! Ya jadila dia kesem-sem sange, balas memeluk yuuji dengan hati yang gembira tanpa peduli rasa ngenyut di pipinya lagi.
"Aku janji lhoo ga akan kabur dari sisi yuuji~"
Yuuji cuma tertawa kecil di pelukan gojo, pikirnya, terserahlah anak ini mau ngomong apa.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
stockholm syndrome
FanfictionSatoru sang penerus tahta keluarga besar 'gojo' telah diculik atas harta warisan yang diperebutkan oleh dua keluarga besar, tapi satoru TIDAK MAU KEMBALI PULANG dan BERPISAH dengan penculik unyunyaaa.