Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar "Dewa Kematian."
Itu adalah julukan dari seorang Elea dari Butterfly,tidak ada yang tidak mengenal nya di sekolah ataupun di jalanan,orang yang masuk ke kehidupan seorang Elea akan susah keluar,kecuali MATI...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa salah hamba ya allah,ke sekolah bukan nya cari ilmu,saya malah jadi babu."Dadang berjalan menuju kelas nya dengan kresek yang isinya permen karet punya Elea.
Dirinya kalah main uno bersama Elea dan Zahra tadi di kelas,dan hukuman nya adalah ke kantin membelikan Zahra minum dan juga permen karet buat Elea.
"Punya temen dua cewe yang satu kagak guna,yang satu preman pasar,cuman gue doang yang waras."Sepanjang jalan Dadang hanya mengeluh saja sejak tadi.
Sampai di kelas Dadang langsung mengasihkan minuman punya Zahra dan satu kresek permen karet milik Elea.
"Nih Le,awas aja besok udah habis lu."Ujar Dadang.
"Bagus lagi kalau cepet abis,kan bisa beli lagi gue,biar kaya entar ibu kantin lama lama."Elea membuka permen karet nya dan membuang bungkus nya sembarangan.
"Yeuu gue bukan babu ya,di suruh lu berdua mulu perasaan."
Zahra menggeplak kepala Dadang dengan minuman botol nya."Lo yang kalah main uno ogeb."
"Ih Ra!kepala gue limited edisen jangan lo tabok tabok anjing."Dadang mengusap kepala nya pelan sedangkan Zahra hanya tertaw saja melihat Dadang yang meringis.
Zahra memihat Elea yang berdiam saja tiba tiba pun merasa aneh,biasa nya Elea tidak sediam ini.
"Lu banyak pikiran ya Le?"tanya Zahra.
"Hm."
"Lu masih muda Le,jangan ngutang ngutang,kepikiran kan lu jadinya."Sambar Dadang,membuat Zahra mengulum senyum nya.
"Gue kaya anjing,ngapain gue ngutang!"Elea langsung melempar pulpen yang ada di meja nya ke arah Dadang.
"Hehe iya ya,gue lupa Le ya allah."
"Bisa bisa nya lu lupa kalau Lea kaya anjir."Zahra menggelengkan kepala nya tidak percaya.
"Emang nya lu mikirin apasii?gue kan kepo."
"Yeuuu kepoan lu!"Ujar Zahra.
"Biasalah,butterfly."jawab Elea.
Zahra dan Dadang langsung terdiam,mereka berdua sekarang paham betul,Elea memang sangat peduli dan setia terhadap butterfly,tidak heran jika dia sampai banyak pikiran seperti ini.
"Lo mau cerita sama kita atau nggak?"Tawar Zahra.
Elea melihat ke arah teman teman nya sekilas."Ada yang ngancem butterfly,katanya bakal ada sesuatu yang besar terjadi,tapi gue gatau apa dan kapan."
"Bahaya banget anjirr."Ujar Dadang.
"Lo udah cari solusi nya Le?"Tanya Zahra,biasanya Lea sangat cepat dan tanggap dalam menyelesaikan sesuatu dengn caranya.
Tapi jawaban Le kali ini berbeda dari biasanya."Belum,kali ini gue diminta untuk ga gegabah kaya biasa nya Ra,soal nya yang di ancem bukan cuman butterfly,tapi croco sama phonix juga."
