Happy reading!~♡
Saat ini Viona sedang rebahan di kamarnya, sesudah mandi tadi Viona memilih rebahan sambil scroll ig saja, karna hari ini sungguh melelahkan baginya.
Viona hanya seorang diri dikamarnya, orang tuanya sedang berada di butik mereka. Keluarga Viona mempunyai butik yang dibangun oleh kedua orang tuanya, memang hanya sederhana tapi itu cukup untuk kebutuhan mereka.
"Huftt, gimana ya nasib gue besok," Viona mendudukkan dirinya di pinggir kasurnya, sedari tadi pikirannya tak bisa lepas dari balapan motor yang akan dilakukan besok.
"Kalau gue kalah gimana dong, gue kan ga mau jadi pacar itu orang, malah galak banget, amit amit deh."
"Lagian gue juga ga pernah pacaran, masa pacaran pertama gue kesannya gini sih. Pacaran karna kalah balapan," mungkin kalian berpikir Viona sudah stres, tapi ketahuilah bahwa Viona stres semenjak berurusan dengan Arsen.
¢¢¢
*Di kediaman ABIPUTRA*
Arsen yang baru sampai dirumah langsung mendapat sapaan hangat dari Evi, mama Arsen
"Ehh, anak mama udah pulang."
Arsen berdecak mamanya selalu menyambutnya dengan kata 'anak mama' sebenarnya tidak ada yang salah, tapi Arsen tidak suka dipanggil seperti itu karena kesannya seperti anak yang manja.
"Ya ma," jawab Arsen malas
"Eh ini anak di sapa baik baik, kok malah masam gitu mukaknya."
Arsen mengacuhkan mamanya lalu naik ke tangga, menuju kamarnya dan merebahkan badannya di kasur king size beralas sprai hitam.
Ingatannya kembali kepada cewek yang akan balapan dengannya, sebenarnya saat Viona tidak sengaja menabrak Arsen kemarin, Arsen sih ga masalah tapi karna Arsen ngerasa ada yang beda di hatinya makanya Arsen panjangin masalahnya sampe ngajak balapan. Apa mungkin cinta pandangan pertama? Ahh sudahlah daripada pikiran Arsen pergi lebih jauh Arsen memilih untuk mandi karna badannya terasa lengket.
15 menit...
"Arsenn!"
Arsen yang baru selesai mandi mendengar teriakan mama nya yang memanggilnya.
"iya maa?" Balas Arsen tak kalah berteriak karna posisi nya Arsen masih di dalam kamarnya.
"Sini turun, ini ada temen kamu."
Arsen yang mendengar itu langsung tau siapa yang dimaksud teman oleh mamanya, itu pasti Varo dan Fahri.
Mereka bertiga memang sudah menjadi sahabat bahkan sejak masih di bangku SMP.
Arsen keluar dari kamarnya dan menuruni tangga, pemandangan yang pertama kali dilihat nya adalah kedua sahabatnya itu tengah menonton televisi dengan berbagai camilan di depannya, dan jangan lupakan kaki yang diangkat ke sofa.
"Woy anjirr, kayak rumah lo pada aja rumah gue ya."
"Rumah lo, rumah kita juga. Ya gak Var?" kata Fahri melihat Varo sambil menaik turunkan alisnya.
"Yoi broo." Balas Varo, lalu mereka berdua sama sama tertawa terbahak bahak..
Tapi melihat Arsen yang hanya menunjukkan ekspresi datar, membuat mereka berdua memberhentikan tawaanya.
"Ehh Sen, lo jadi besok balapan sama cewek tadi?" Tanya Varo setelah beberapa saat hening.
"iya jadi." Jawab Arsen
"tapi kan dia cewe sen, masa lo ajak balapan pake ninja, belum tentu tuh dia pande. Pasti lo yang menang mah." Cerocos Fahri.
"Lah suka suka gue dong, kok lo yang sibuk, dia nya aja ga keberatan." Arsen memandang tak suka kepada Fahri
"Yaudah santai napa lo."
"Lo luan bangke, buat emosi."
"Loh, kok gue lo tuh yang emosian gue cuma bilang gitu aja marah, huhh."
"Gelud?"
"Gass."
Akhirnya mereka berdua pun bergelud, jangan pikir gelud beneran karna mereka hanya pukul pukulan menggunakan bantal sofa.
Varo yang melihat itu pun hanya bisa pasrah, memang diantara mereka ber tiga Varo lah yang tidak terlalu banyak bacot. Bisa dibilang sih Varo lebih alim di bandingkan Arsen dan Fahri.
TBC...
~~~
Halo readersnya VIOARSEN, apa kabar kalian? semoga baik baik aja yaaa~
huhh, setelah sekian lama akhirnya aku up juga guys.
Emang aku juga udah lama ga pantauin cerita aku karna aku kan masih sekolah dann sekarang udah tatap muka
kalau sekolah kalian gimana?okedeh sekian dari aku, jangan lupa di Vote ya orang orang baik(◍•ᴗ•◍)❤
boleh di follow juga akun aku supaya kalian dapet notif pembaruan dari cerita akuu,
see you💋
YOU ARE READING
VIOARSEN (BELUM DI REVISI UTUH)
Teen FictionPertemuan yang tidak sengaja antara Viona dan Arsen, membuat semuanya semakin rumit. Kesalahan kecil yang dilakukan Viona terhadap Arsen membuat Viona harus terjebak dalam taruhan yang diadakan oleh Arsen. Semua tak masuk akal, termasuk Arsen yang m...