Part 15

866 57 20
                                    

"Halo"



"Do you miss me?" Tanya si penelpon

"Oh my God, Nio I miss you so much, kata Daddy kamu lagi ada misi di Belanda, udah selesai?" tanya Queen

"Yah baru selesai dua hari lalu, aku juga baru sampai di mansion tadi subuh," jawab si penelpon yang ternyata adalah Nio
Masih inget Nio kan?

"Lalu si kembar?" tanya Queen

"Mereka masih menjalankan misi, mungkin beberapa hari lagi akan selesai," balas Nio

Mereka berdua saling mengobrol melalui handphone yang menampilkan wajah masing-masing, Nio beralih ke panggilan video beberapa menit yang lalu.

"Love you my Ita," ucap Nio

"Love you too Nio,"

Queen lalu memutuskan panggilan video bersama Nio lalu bersiap untuk tidur.

"Good Night Crystal,"

÷π÷π÷π÷

Queen berjalan menyusuri koridor sekolah yang tampak sepi, membawa tumpukan buku biologi ditangannya.

Merasa beban yang dibawanya berkurang, sontak Ia menoleh kesamping, Arven dengan ekspresi khasnya membawa sebagian buku-buku biologi dari tangan Queen.

"Gue bisa sendiri," ucap Queen

"Lo cewe, berat!" balas Arven

"Lo-

"Udah sampe," potong Arven

Queen masuk disusul Arven, membuat para siswi-siswi dikelasnya berbisik-bisik.

"Terima kasih Abel, kamu boleh kembali ke tempat duduk," ucap Bu Rina, guru Biologi

Bu Rina lalu berbalik menatap Arven "Dan kamu Arven, terima kasih juga karena sudah membantu Queen" sambungnya

"Sama-sama bu permisi," pamit Arven, Ia melirik kearah Queen sebelum keluar kelas.

"bel, kok lu bisa ketemu sama kak Arven?" tanya Lia

"Gak sengaja di koridor," jawab Queen

"Chris masih latihan basket?" tanya Nasya

"Iya, pertandingan sebentar lagi," balas Queen

Lia yang merasa heran langsung bertanya "ngapain lu nanyain Chris?"

Nasya terlihat salah tingkah dengan muka yang memerah.

"Jangan bilang kalo lu suka sama Chris?" Tuduh Lia

Nasya mengatur napasnya agar tak terlihat gugup "E-eh apaan sih, ya enggak lah gue cuman pengen tau aja kenapa dia gak masuk" jawab Nasya

Aelah ujung-ujungnya juga lu ngomong terbata-bata nying :v

"Diam" sentak Queen

Nasya dan Lia hanya mengangguk kaku lalu kembali memperhatikan papan tulis.

÷×÷×÷×

Dentingan sendok dan garpu, serta suara-suara yang mampu membuat gendang telinga pecah menyambutnya, bahkan sebelum dirinya menginjakkan kaki ke tempat dimana banyak terdapat stand-stand makanan maupun minuman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang