BAB 1
Bangunan rumah besar, apa yang akan kalian pikirkan tentang bangunan itu.
Lapisan emas di setiap dinding dalam rumah, kayu berkualitas tinggi di desain menjadi ukiran ukiran unik di jadikan dekorasi pojok dinding.
Lampu- lampu bewarna silver tergantung di langit- langit atas dengan bentuk bunga yang cantik.Rumah besar itu memang sangat besar terdapat kolam renang, tempat gym, perpustakaan, kebun, dan masih banyak lagi.
Nyatanya rumah itu memang nyata impian semua orang.
Di ruang perpustakaan terdapat sosok cantik yang duduk sambil membaca buku, rambutnya yang hitam terawat, dengan kulitnya yang putih bersih yang di terpa pantulan sinar matahari dari luar jendela tak membuatnya risih.
Tangannya membuka lembar demi lembar buku yang ia baca.Di hari Minggu inilah kegiatan yang ia sukai.
Bersantai ditemani keheningan." Stupid" umpatnya pada karakter novel yang ia baca. Mengisahkan sosok wanita yang jatuh cinta terlalu dalam pada si pria, bahkan saat ia tahu si pria adalah seorang play boy justru si wanita tetap bertahan pada pendiriannya, membuat si pria jatuh cinta. Dan berakhir si wanita yang selalu tersakiti.
" Untukmu lora ( tokoh utama di novel) sadar woyy"
Ia langsung menutup buku novelnya kembali, merasa jenuh dengan kehidupan yang monoton.
Ia beranjak dari perpustakaan menuju taman tempat ia bisa menikmati udara sejuk.Namun pikirannya teralihkan oleh sesuatu dalam batinnya, ia ingin menari meluapkan rasa sesak yang selalu terjerat dalam hatinya.
Inilah yang ia benci. Ia benci pada dirinya yang sulit mengabaikan perkataan orang lain, melihat orang bahagia bagaikan tamparan untuknya. Karena ia tak pernah bahagia.Senyuman adalah topeng untuknya, bahagia bagai ilusi semata, keluarga harmonis bagaikan label yang di tempel pada sebuah kertas yang ada secarik coretan.
Nyatanya itu hanya kepalsuan. Keluarganya tak se harmonis yang terlihat, dan kesombongan ini bukan bentuk kesombongan yang sesungguhnya.
Andaikan ia bisa memilih takdir, maupun nasib dengan senang hati ia akan langsung menjawab 'hidup dalam keluarga sederhana penuh kebahagiaan selamanya'
Namun ia sadar itu hanya khayalan, nyatanya inilah keluarganya. Keluarga terpandang, hal apapun harus sempurna tak terlewatkan, terutama pendidikan dan gaya hidup.
**********
Evana Violeta Darwin. Putri ke tiga keluarga Darwin, sosoknya yang selalu terlihat jutek dan bermulut pedas adalah kebalikan dari sifat aslinya yang sangat ramah dan murah senyum. Sifatnya yang jutek dan bermulut pedas Itu hanya image yang ia gunakan saat berada di kawasan bahaya, tak di kenali dan yang terpenting membuatnya tak nyaman.
Ia memandang orang di depannya dengan raut wajah kesal. Rapi dengan seragam sekolah dengan tas yang sudah berada di belakang punggungnya. Ia kemudian lanjut menggunakan sepatu sekolahnya. Berlari menuju ruang makan lalu duduk tegap.
" Apa kau tidak lelah paman? Berhentilah mengikuti ku!"
Tangannya yang lentik mengambil sebuah roti lalu mengoleskannya selai blueberry dilanjut menutupnya dengan sebuah roti.
" Sepertinya tidak bisa nona ini perintah dari tuan besar" ucapnya masih setia berada di belakang Eva yang sedang melahap sarapan paginya.
" Maksud paman, ayah?"
" Bukan , kakek nona namun atas permintaan ayah nona"
Eva dengan perasaan kesal, ia pun segera pergi dari ruang makan dan ingin cepat cepat sampai ke sekolah meski ini masih terlalu pagi.
05.30 untuk jalanan yang tidak macet, dan 4.00 bila jalanan macet. Ia sudah terbiasa dengan rutinitas itu, setidaknya sekolahan masih lebih baik ketimbang rumahnya yang selalu membuatnya sakit kepala.Roda mobil yang berhenti menandakan tempat tujuan telah sampai, ia segera turun dari mobil dan melangkah memasuki sekolahnya.
" Paman Roby tolong bujuk ayah, jangan terlalu mengawasi ku. Aku merasa aneh" ujarnya sebelum melangkah lebih dalam memasuki sekolah.
Gelap. Suasana di sekolah ini masih terlalu gelap dan sunyi. Tapi Eva sudah terbiasa, ia berjalan menuju lorong sekolah dan mencari kelasnya.
Cklek
Pintu kelas terbuka, tanpa repot mencari kunci. Sebab penjaga sekolah sudah hafal dengan salah satu murid sekolah Darwin School yang mana merupakan sekolah milik ayah Eva, tentunya penjaga sekolah sudah membuka kunci pintu kelas sebelum nona keluarga Darwin datang. Ini perintah tuan Darwin.
Yang harus Eva syukuri adalah ayahnya setidaknya memiliki rasa peka walau teramat sedikit. Ia memasuki ruang kelas tanpa menyalakan lampu lalu meletakkan tas nya di samping kursi dekat jendela, tempatnya duduk.
Seperti biasa Eva akan memilih melanjutkan hobinya ' melukis' entah kenapa, tapi ia hanya ingin melukis saja, tanpa membawa perasaan sedih. Ia melukis menggunakan sketch book dan pensil warna yang selalu ia bawa saat sekolah. Melukis di pagi yang gelap hanya cahaya redup- redup yang menyinari ruang kelas itu.
* Lukisan yang di lukis Eva
Eva melukis sesosok wanita cantik dan terbilang sempurna dari segi wajahnya, hidungnya yang kecil tapi mancung, rambutnya hitam kecoklatan, bibir merah tipis, adalah hal yang didambakan oleh para wanita di luar sana. Kecuali Eva.
Tak terasa kini waktu menunjukkan pukul 06.25, matahari pun mulai terik dari sebelah timur.
Eva tersenyum lebar dengan hasil karyanya, ia pun langsung mengemasi semua peralatan menggambarnya sebelum orang- orang datang.ia mengeluarkan alat pemutar musik berbentuk kucing kecil yang tersambung dengan kabel earphone, yang akan di pakainya di telinga.
Satu
Dua
Tiga
........
Ia terus menghitung sampai hitungan terakhir
Lima
Segerombolan murid terlihat melalui kaca jendela kelas, senyum kecil mengembang dari bibir indah Eva. Firasatnya tidak pernah meleset.
Mereka membuka pintu yang sebelumnya tertutup dan langsung duduk di tempat duduk mereka masing- masing.Inilah tempat dimana Eva berada di zona aman, dimana ia ditakuti dan di segani karena posisi Ayahnya. Itu yang membuat hidup Eva tertekan akan bayang bayang orang yang bermuka dua di sekitarnya.
Karena slogan Tuan Darwin 'sekali mengusik, hidup terancam' dan hingga kini masih terus berlanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can Seë (Hiatus)
Action______________________________________________________ Ini story ngga jelas, makasih yang udah mampir🙏🙏✨ ______________________________________________________ Bagaimana perasaanmu saat kau tahu bisa melihat masa depan, mengetahui kejadian sebelum...