Part 1

1.1K 117 3
                                    

WELCOME✨

WELCOME✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🍏🍏🍏

"Apa itu?"
.
"Mulai saat ini, kau milik kami."
.
"Obliviate!!"

***

Anne bangun dari tidurnya sambil memegang kepalanya. Pandangannya mengitari ruangan yang di tempatinya.

"Ini dimana?!" serunya.

"Ini bukan kamarku!" lanjutnya lagi.

Tok Tok Tok

Anne terkesiap menatap pintu kamar itu, tak lama seseorang wanita masuk sambil membawa nampan.

"Kau sudah bangun?" tanyanya

"Kau.. kau siapa?" Anne bertanya balik menghiraukan pertanyaannya.

"Makanlah dulu." meletakkan nampannya ke atas nakas.

"Kau siapa?" tanya Anne yang masih menatapnya bingung.

"Avangeline, kau bisa memanggilku Ava." ujarnya.

"Ini dimana? kenapa aku ada disini?!"

"Suamiku menemukanmu pingsan di tengah hutan." Ava tersenyum lebar kearah Anne. Anne mengerutkan keningnya.

"Tengah hutan?" gumamnya.

'Bagaimana bisa aku ada di tengah hutan?! Apa yang sebenarnya terjadi?!'

***

Sebentar lagi jam makan malam. Anne berada di balkon kamarnya. Masih banyak pertanyaan dikepalanya yang belum terjawab.

Ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi setelah interview itu.  Tapi tidak ada yang bisa dia ingat.

Tok Tok

Suara ketukan pintu disusul suara pintu terbuka. Anne menoleh ke sumber suara.

"Anne, ayo kita makan malam." ajak Ava.

Anne beranjak dari balkon mengikuti Ava ke bawah menuju ruang makan. Disana seorang pria asing menunggu di meja makan.

"Kau sudah membaik, Anne?" tanya nya. Anne tidak menjawab, kerutan diantara alis nya kembali.
'Suara nya-' pikiranya terpotong.

"Anne? you alright?"

"Oh yeah, yeah i'm alright." ujar Anne tersadar.

"Anne, ini suamiku, Robert." Anne tersenyum tipis menatap  Robert. Dibalas senyum lebarnya.

"Dia yang menemukanmu di hutan." lanjut Ava. Anne kembali mengerutkan keningnya.

"Ayo kita makan." Anne menggeleng kecil menghilangkan pikiran anehnya. Lalu duduk di samping Ava.

"Anne, kenapa kau bisa ada di hutan itu? kau ingat sesuatu? mungkin kita bisa membantumu." Robert membuka suaranya.

Anne menatap pria yang duduk di depan Ava itu sekilas lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku ga tahu kenapa aku bisa di sini."

***

Sudah seharian Anne berada disana. Pikirnya dia akan kembali lagi dan menganggap itu hanyalah mimpi, tapi nyatanya tidak.

Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang membawanya kesini? Bagaimana kalau Daniel mencarinya?Apa yang harus dia lakukan?
Pertanyaan-pertanyaan terus berputar di kepalanya.

DUK! DUK!

Pikiran Anne buyar mendengar suara itu. Anne menghampiri jendela kamarnya. Burung hantu?
Anne membuka jendelanya, burung hantu tampan berbulu kecoklatan itu membawa surat yang ada di parunya. Anne mengambil surat yang dibawanya.

Ketika Anne sudah mengambil kiriman yang dibawanya, si burung hantu menyisiri bulunya dengan lagak sok pentingnya, merentangkan sayapnya, dan terbang keluar lewat jendela menembus langit malam.

Anne terkejut melihat surat itu. Ia langsung berlari ke lantai bawah menghampiri Ava dan Rob.

"Ava! Rob!" Ia memberikan suratnya.

Robert membuka amplopnya, menarik perkamen pertamanya lalu membacanya:

HOGWARTS SCHOOL of
WITCHCRAFT and WIZARDRY

Headmaster: Albus Dumbledore

Ms. Radcliffe yang terhormat,

Dengan gembira kami mengabarkan bahwa kami menyediakan tenpat untuk Anda di sekolah sihir Hogwarts. Anda akan bergabung dengan tahun ajaran ke tiga di Hogwarts.
Hogwarts Express akan berangkan dari stasiun King's Cross, peron sembilan tiga perempat, pada pukul sebelas.

Murid-murid kelas tiga diizinkan mengunjungi Desa Hogsmeade pada akhir-akhir pekan tertentu. Mohon formulir perizinan terlampir ini diserahkan kepada orangtua walimu untuk ditanda-tangani.

Daftar buku untuk kelas tiga terlampir.

Hormat saya,
Professor M. Mcgonagall.
Wakil Kepala Sekolah.

"Wow! sepertinya ada yang akan sekolah di Hogwarts nih!" Ava tersenyum hangat.

"Tapi, se..sebenarnya aku bukan penyihir." Ava dan Rob saling perpandangan sejenak lalu kembali menatap Anne.

"Soal itu, Sepertinya kau salah. Disini kau adalah penyihir, Anne." ujar Ava tersenyum.

"Tapi-"

"Sudahlah, lupakan soal itu. Kau sudah menjadi bagian dari kami sekarang. Kau akan menjadi penyihir hebat." potong Ava. masih dengan senyumnya.

Robert kembali menarik keluar perizinan ke hogsmade lalu menandatangani formulir itu.

"Besok kita akan ke Diagon Alley. Okay?" ujar Robert mengelus rambut Anne.

🍏🍏🍏



TBC.

HOPE U LIKE IT!

WOI VOTE DAN KOMEN DULU GUYS!!

Another World | Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang