O2. Teman

64 15 3
                                    

"Dia kembali, namun hatinya bukan
untukmu lagi."

–DH–

***

BUGH!
BUGH!
BUGH!

"Fu*k"

PRANG!
PRANG!

"JANGAN DI ANCURIN SEMUANYA GILA"

"WOHOOO~"

"STOP!"

Teriak seorang anak laki-laki yang masih memakai seragam berhasil menghentikan keributan yang sedang terjadi.

Orang-orang yang disebut sebagai tamu menatap anak laki-laki itu dengan tatapan sengit. Anak itu pasti dalang dari semua ini, pikir mereka.

Anak laki-laki itu tidak mengindahkan karena itu memang fakta. Lagi pula hal ini memang harus diberikan dan dibungkus dengan kata hadiah.

Iya, ini adalah sebuah hadiah darinya untuk sang Ayah tercinta.

"Ayah baik, selamat atas pernikahannya ya." ucapnya santai saat sudah berada didepan pasangan pengantin. Agar lebih menarik ia ucapkan sembari tersenyum miring.

Seseorang yang dipanggil 'Ayah' itu mengepalkan tangannya menahan emosi. Kekacauan didepan matanya benar-benar berhasil merusak moment kebahagiannya.

"Haah...ini yang diajarkan bunda ka––"

"Sssstttt ck ck ck... Semua ini murni ide saya sekaligus hadiah untuk pernikahan Ayah baik dengan wanita––"

"JAKE!"

Anak laki-laki bernama Jake itu memutar badannya. Senyum manis pun terbit di bibirnya saat tau siapa yang memanggil.

"Bundaaa..." Jake berlari menghampiri sang bunda. Cium tangan adalah kewajibannya saat bertemu.

"Bunda ngapain kesini? Acaranya udah selesai, Bun," Jake cengengesan, senang sekali Sang Bunda melihat karyanya.

Boleh kan kekacauan ini disebut karya?

Hyera memijat pangkal hidungnya sebelum berkata, "Suruh semua teman-teman kamu pulang, Jake. Sekarang."

"Siap, Bunda!"

Jake langsung memberi kode kepada teman-temannya untuk mengikuti dirinya. Tidak berselang lama keadaan kembali normal.

Tunggu...

Apa boleh dikatakan normal ketika semua yang ada didepan mata benar-benar kacau balau. Mungkinkah setelah ini Hyera disuruh membayar semua kerugiannya?

Hyera menarik napas berat sebelum mendekati pasangan pengantin. Sesaat dirinya tidak menyangka jika hubungan Jimin si mantan dan Eunha si dosen muda bisa sampai kejenjang serius.

"Maaf."

"Kalian berdua tolong maafin, Jake. Gue bakal tanggung jawab atas semua kerusakannya." ujar Hyera mantap.

Maaf saja tapi Hyera tidak berniat memberikan ucapan selamat apalagi memanjatkan doa kebahagiaan. Dia lebih memilih menyelesaikan urusannya lalu pulang dengan damai.

"Segampang itu?" tanya Jimin. Ekspresi laki-laki itu bahkan tidak bersahabat sama sekali.

"Iya. Berapa?"

"Sayangnya gak segampang itu." Jimin merogoh sesuatu dari saku celananya.

Hyera pikir laki-laki dihadapannya akan memberikan total yang harus dibayar. Tapi dia salah, Hyera membelalakkan mata ketika tau apa yang diambil oleh Jimin. Bahkan jantungnya berdegup sangat kencang.

HYËRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang