"Salah satu kebahagiaan terbesarku adalah hari kelahiran dirimu."
____
Seorang gadis berambut hitam panjang berlari tergesa-gesa di koridor sekolah. Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah tetapi kakinya malah melangkah cepat ke ruang OSIS, ruangan yang bisa membuatnya mual karena orang-orang di dalamnya.BRAK!
"Woy, Kak, masih lama lo?" ketusnya, dia baru saja sampai didepan pintu ruang OSIS yang sengaja ia tendang membuat beberapa anggota yang sedang rapat menatapnya sinis.
"Tengil."
"Si pembuat onar, ya."
"Dia, sih, caper."
"Yeah, si caper tingkat tinggi."
"Dia pindah sekolah kan bukan buat belajar, tapi buat cari sensasi."
"Sekolah ini kenapa masih buka gerbang buat sampah masyarakat."
"Nyuap?"
Bukan sebuah bisikan, ucapan terang-terangan yang diakhiri tawa mengejek itu ditujukan untuk seorang gadis yang kini berdiri diambang pintu dengan tangan yang melipat didepan dadanya.
"Udah bacotnya?"
"Belum, sih, soalnya lo emang harus di bacotin biar sadar diri haha..."
Hyera menatap sinis ke orang-orang yang berani berkomentar tanpa tau fakta, seperti orang yang tidak menggunakan fungsi otaknya. Benar-benar menyedihkan, pikirnya.
"Lanjut aja, gue mulai terbiasa kok sama bau sampah." Hyera menyindir.
"LO!"
"Maksud lo apa?!" bentak salah satu anggota.
Hyera menunjuk mereka satu persatu, kemudian mengetukkan jarinya di kepala bagian otak kanan.
"Masih punya ini atau emang udah gak berfungsi alias rusak?" Hyera terkekeh pelan dengan tatapan mengejek, "Kayanya gak punya, ya."
"HYERA!"
"Ups! buka kartu, ya,"
"Maksudnya itu lo semua lebih buruk dari sampah." lanjutnya yang berhasil memancing amarah beberapa anggota OSIS. Beberapa lagi hanya ketar-ketir saat perdebatan semakin panas.
Mereka harus dipisahkan!
"Jangan--"
"Jangan buka mulut, bau tai." Hyera tersenyum mengejek, lawannya ini mudah sekali terpancing emosi.
Namanya Jane, cewek itu geram mendengar ucapannya dipotong. Jane berdiri dari duduknya dan menghampiri Hyera yang memasang wajah songong. Tipikal cewek yang kalah debat, cewek itu melayangkan tangannya tepat di wajah Hyera sebelah kiri untuk melampiaskan kekesalannya.
Sayang sekali tangan Jane berhasil di tangkap oleh cowok yang memiliki jabatan berpengaruh disekolah. Ketua OSIS SMA Cendrawasih, Jimin.
"Jangan main kekerasan kalo emang udah kalah, Jane." ucapnya sedikit geram, senyum manis tetap terpatri dibibir tebalnya.
"Ck!" Jane menarik tangannya kasar sembari menatap permusuhan ke Hyera. Cewek itu mengambil tasnya dan keluar ruangan sambil menyenggol bahu Hyera kasar.
"Waw, lumayan." komentar Hyera.
"Rapat kita akhiri sampai sini, bagi yang mau bertanya lebih lanjut silakan tanya ke Sohee atau Taemin. Mohon kerjasama-nya, jangan malas mengerjakan kewajibannya dan saya ucapkan terimakasih karena telah meluangkan waktu kalian. Sekali lagi, terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
HYËRA
أدب المراهقين[2] Sequel Ketos Imut; PJM Semesta seperti mempunyai rencana sendiri. Dua insan yang terpisahkan sejak lama, kini harus di pertemukan kembali oleh sebuah ketidaksengajaan. Meskipun terbesit keinginan untuk saling menghindar, semesta seakan tidak me...