"I lost you but i found me, so i win."
-g-
***
Hyera melipat kedua tangannya didepan dada sembari menatap datar anak laki-laki didepannya. Sedangkan yang ditatap membalas tatapan Hyera dengan mata berbinar, merasa senang ditatap Hyera.
"Jake, kalo dibilangin sama yang tua itu harus nurut." kata Hyera datar. Jake yang mendengar itu tertawa ringan.
"Iya, Bunda Yera, aku tau. Makanya, Jake, gak bisa nurut sama Bunda sekarang karena Bunda itu keliatan mudaaa banget, gak tua!" jelas Jake penuh semangat.
"Ya ampun, Jake. Otak kamu, tuh, dimana?" tanya Hyera kesal.
Jake mengangkat kaki kirinya, lalu menunjuk dengkul, "Kata temen-temen aku disini, Bun." jawabnya dengan nada polos.
Hyera memejamkan matanya untuk menetralisir rasa kesalnya. Menghadapi Jake yang sekarang membuat dia sedikit frustasi. Anak laki-laki itu selalu pura-pura polos didepannya. Aslinya bejat kaya Si Suga bin boncabe!
Eh, jangan, jangan. Gak boleh.
"Ayo main basket dulu, Bun, di lapangan bebas. Pasti seru banget, tuh!" ajak Jake dengan penuh semangat. Hari ini apapun akan ia lakukan agar Bunda-nya terpengaruh.
Ini demi kemenangan!
Mulai deh!, seru batinnya frustasi. Hyera memang paling tidak bisa jika Jake-nya meminta dengan raut wajah ceria.
"Dua jam lagi manusia boncabe sampai dirumah. Bisa-bisa Bunda diamuk kalo belum masak," dalih Hyera. Padahal aslinya pengen rebahan di sofa ruang tamu.
"Ah, Bunda Yera, sejak kapan mau masakin Abang Suga," Jake menentang, "Bilang aja mau rebahan di sofa ruang tamu sambil ngemilin keripik singkong balado buatan mama Denise." sambungnya.
Sial, tenyata niatnya sudah ketahuan oleh Jake.
Memang benar setelah pertemuan Jake dengan Denise–teman lamanya–Jake berkunjung ke rumah baru temannya hari itu juga. Ketika pulang dari sana tangannya tidak lenggang, melainkan membawa paper bag mini berisi tiga bungkus keripik singkong balado buatan mama Denise.
Baru saja Hyera ingin membantah perkataan Jake, anak laki-laki itu sudah terlebih dahulu menarik tangan Hyera sampai lapangan bebas di daerah itu.
Letaknya tidak jauh dari perumahaan yang Hyera tinggali juga sangat dekat dengan pasar tradisional. Didekat situ juga ada taman bermain yang terkenal dengan bunga mawarnya. Tempat itu dikunjungi oleh banyak orang, terutama remaja-remaja yang sedang kasmaran.
JIAKHHHHHHHH
Hyera yang masih jomblo rasa mama muda ini merasa terkalahkan sama anak-anak rawit. Masa mata cantiknya dicuci dengan pemandangan anak-anak capung yang lagi pacaran.
Hyera iri, Hyera bilang.
Liatin aja, besok Hyera bakal pamer kalo gak kehabisan stok jodoh.
Seperti mendapat alarm bahaya, Jake berdiri dihadapan Hyera lalu berkata, "Bunda, aku gak butuh ayah tiri baru."
"Ayah tiri baru gigi mu!" Hyera ngegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYËRA
Teen Fiction[2] Sequel Ketos Imut; PJM Semesta seperti mempunyai rencana sendiri. Dua insan yang terpisahkan sejak lama, kini harus di pertemukan kembali oleh sebuah ketidaksengajaan. Meskipun terbesit keinginan untuk saling menghindar, semesta seakan tidak me...