chapter 19

3.4K 300 36
                                    

Jam menunjukkan pukul 05.00
[name] bangun dari tidurnya mengumpulkan segenap nyawanya untuk memulai pagi yang cerah ini.

Dilihatlah dua kekasih barunya yang tertidur lelap disampingnya.[name] tak tega membangunkannya.Berpindah ke posisi duduknya
[name] mengecup perlahan pipi mereka.

CUP

CUP

senyum kecil nampak di sudut bibir [name].

[name] memutuskan untuk mandi,mengingat semalam Haitani menyerangnya dengan brutal.
Saat akan menggerakkan kakinya untuk turun dari kasur [name] mengerang kesakitan.

"Shh ah sakit"[name] memegang pinggangnya yang terasa nyeri

Lantas erangan itu membuat Ran terbangun.

"Emhhh....[name] apa kau baik baik saja?"

"Aku kesakitan bodoh!dan ini terjadi gara gara kalian"Umpat [name] kesal.

"Maafkan aku [name]"Ran mempoutkan pipinya.

"Argh kalian brisik sekali,jangan ganggu tidurkuuu"Erang Rindou tergangu.

PLAKKK

Tamparan tangan [name] mendarat di pipi Rindou.

"AWWWW,Sakit [name]"

"Bantu aku bodoh,aku juga kesakitan.Apa yang kau pikirkan selain tidur!"

Ran tertawa mengejek adiknya yang mendapat tamparan dari [name].

"Jangan tertawa aniki ini tidak lucu."

"HAHAHAHAHAHA"Tawa Ran semakin mengeras

"Haitani apa kalian tidak mendengarkanku!Bantu aku cepat!Nii chan pasti akan segera datang."

Ran pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan menggendong [name] ala bridalstyle ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Rindou pun membersihkan kasur yang berantakan karena ulah mereka.

"Ngapain masih disini?"Tanya [name] kepada Ran yang tak mau keluar dari kamar mandi.

"Emm anu...itu,mau mandi bareng hehe"

"Gaada mandi bareng,keluar!"

"Tapi kan--"

"Gaada tapi tapi.Keluar!"

Ran pun akhirnya mengalah karena tidak mau [name] tambah marah.Kedua Haitani itu tak ingin kekasih barunya sampai marah.Karena bisa bisa mereka tidak mendapat jatah lagi dari [name].

Setelah mereka bertiga selesai membersihkan diri [name] lebih memilih untuk tidak berbicara dengan Ran dan Rindou.

"[name] maafkan kami,kami janji tidak akan mengulanginya."

[name] hanya terdiam tak menggubris permintaan maaf Ran dan Rindou.

2 jam sudah terlewat semenjak mereka terbangun dari tidurnya.Ya sekarang sudah jam 7 lebih.
Kokonoi akhirnya kembali.[name] pun tak tahu apa yang harus ia katakan kepada kakaknya itu.Pasti Kokonoi sangat kecewa padanya.

[name] yang sedari tadi berada dikamar ingin turun menemui kakaknya itu.Memang kakinya sangat nyeri tapi [name] memaksakan untuk berjalan agar bisa sampai kebawah.

"Nii-chan kau sudah pulang."Teriak [name].

Ran dan Rindou saling melirik memberi kode katakutan,kalau sampai [name] mengadukan mereka pada Kokonoi mereka bisa saja mati sekarang juga.

Pasalnya [name] langsung mengunci kamarnya dan tak mau bicara pada Ran maupun Rindou setelah memaksa mereka keluar dari kamar yang ditempati [name].

Dan Haitani itu tak bisa berbuat apa apa selain menunggu [name] keluar dari kamar dan memaafkan mereka.

"Iya [name]"

"[name] apa yang terjadi?!"

Kokonoi menghampiri [name] yang berjalan menuruni tangga dengan terpincang pincang.Kokonoi khawatir terjadi sesuatu pada [name] saat ia tidak ada.

Ran dan Rindou hanya pasrah menundukan kepala mereka dan bersiap siap akan mati karena dibunuh Kokonoi.

"Hehe tidak papa nii-chan aku hanya terpleset di kamar mandi tadi."

"Bagaimana bisa?"

"Gomen gomen aku aku kurang berhati hati"

"[name] kau membuatku khawatir.Bagaimana mereka menjagamu?!"

"Ayolah nii-chan ini salahku bukan salah mereka.Iya kan Ran Rin?"Jawab [name] melepaskan rangkulannya dari sang kakak lalu merangkul Ran dan Rindou.

"Baiklah kalau begitu.Tapi kalau sampai mereka berani menyentuhmu mereka akan ku bunuh sekarang juga"

Ran dan Rindou pun tersenyum.Lalu senyum itu mendapat kan balasan dari [name] berupa senyum keterpaksaan dan sesekali mendapat tatapan tajam dari [name].

[name] pun duduk di sofa dan mengeluh kelaparan.

"nii-chan aku lapar."

"Kau mau makan apa [name] biar aku pesankan"

"emm pengen ramen yang level 10"

"[name] ini masih pagi,itu terlalu pedas tidak baik untuk kesehatanmu"Jelas Ran khawatir.

"Haha siapa peduli?Terserah yang makan juga aku."

"Kalau tidak boleh aku tidak mau makan"Lanjut [name].

"Baiklah akan niichan belikan"

"Ramennya 2,Sama nasi gorengnya 2 ya"

"Iya [name]"Koko tersenyum sambil mengelus pucuk surai adik kesayangannya itu.

Tak lama setelah itu...

PUNTEN GOPUDDD.

Makanan yang mereka pesan pun datang.

Rindou pun keluar dan mengambil makanannya lalu menyiapkan di meja makan.

[name] pun mengambil mangkok dan menyiapkan ramennya.

"Nii chan aku makan nasi gorengnya saja."

"Loh kan katanya pengen ramen"

"Iyasih,tapi kemaren Ran sama Rin bilang pengen ramen yang pedes.nah berhubung [name] lagi baik jadi itu buat Ran sama Rin aja"

"Begitu,ya udah makan gih dari pada buang buang"

Ran dan Rindou terkejut membulatkan netranya.

"Makan!kalau mau aku maafin"bisik [name] kepada Haitani.

Ran dan Rindou dengan susah payah menelan saliva mereka dan hanya menurut perkataan kekasihnya tentu saja agar dimaafkan oleh [name].

[name] menahan tawa melihat ekspresi Ran dan Rindou yang kepedesan gara gara makan ramen level 10.Sebenarnya maksud [name] itu sengaja mengerjai mereka.

Ingin rasanya [name] melepas tawa itu sekeras kerasnya agar ia lebih puas dengan hasil rencananya.

"Hahhhhh Rin pedessssss.Ambilin minum buruan!"

"Gamau goblog aku juga kepedesan"

Ran berlari menuju kulkas untuk mengambil susu.Sialnya susu itu sudah lenyap.

"Nyari ini?"[name] mengoyang goyangkan kotak susu yang ada ditangannya.

Ran mengangguk.

"Udah abis wleee...hahahahaha"[name] menjulurkan lidahnya dan tertawa sekeras kerasnya.

Setelah itu semua Ran dan Rindou tidak akan berani membuat [name] marah lagi.

✁ • ・・

hai gimana cerita chapter 19 nya?
semoga kalian suka.
btw pas aku ngetik banyak ngakak jadi maaf kalo absurd (≧▽≦),baru selesai ini juga langsung aku up hehe.
tunggu terus updatean selanjutnya.
dukung author dengan comen dan vote supaya author juga semangat updatenya.
•maaf jika ada penulisan kata yang salah
•makasi yang uda baca booknya.

ʜᴀɪᴛᴀɴɪ ʙʀᴏᴛʜᴇʀꜱ x ʀᴇᴀᴅᴇʀꜱ | 18+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang