02

2 1 0
                                    

📌 Chapter : Kenalan ✨



Jangan lupa di vote🤗 satu vote = satu semangat🥰



Kasih love biru di sini 💙



Sesampainya di halaman rumah Shila, mereka bergegas keluar dari mobil. Acha yang pertama keluar disusul Tio—adiknya Acha— dan kemudian yang lain.

"Omah!" seru Acha dan Tio bersamaan.

Shila merentangkan kedua tangannya untuk menyambut hangat kedua cucu tersayang. "Omah kangen kalian," ucap Shila sambil mengusap lembut puncak kepala cucu-cucunya.

"Kita juga kangen banget sama, Omah," balas Tio dengan antusias.

Shila tersenyum senang kemudian merenggangkan pelukannya. "Jagoan Omah sekarang udah besar, ya. Sekolah kelas berapa?" tanya Shila berbasa-basi.

"Kelas tiga SD, Omah," jawab Tio.

Tak lama, Diki, Ina, Danita, dan Surya ikut menghampiri Shila. Mereka mencium tangan Shila dengan takzim kecuali Danita. Shila yang menyalami tangan Danita. Disusul Anto yang membawakan koper mereka, setelah itu dibantu oleh Surya dan Diki.

"Yuk masuk dulu. Pasti pada capek 'kan? Sambil istirahat kita bisa sambil ngemil di ruang televisi," ucap Shila.

"Ayo!" Acha dan Tio berlari terlebih dahulu, meninggalkan keluarganya yang masih di teras.

Tak lama terdengar teriakan Acha dan Tio. Shila dan yang lain saling tatap kemudian segera menyusul ke dalam.

"Ada apa?" tanya Ina.

Ketika mereka sampai di sumber suara, ternyata Acha dan Tio sudah duduk di lantai sementara di depan mereka ada lelaki yang sedang berdiri sambil memegang handuk kecil.

"Acha sama Tio kenapa duduk di lantai, Nak?" tanya Shila seraya sedikit meringis.

Acha bangkit dengan dibantu lelaki tadi kemudian membantu Tio ikut berdiri. "Ih, Omah! Siapa yang duduk di lantai? Tadi aku sama Tio nabrak dia terus jatuh," ucap Acha sambil menunjuk lelaki di hadapannya.

Lelaki itu menurunkan tangan Acha perlahan dan berkata, "Gak boleh gitu sama calon suami, gak sopan namanya."

BLUSHHH! Pipi Acha merona, dirinya merutuki pipi gembil miliknya itu. Tapi, ia segera tersadarkan.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Acha pada lelaki itu.

"Kamu kenal dia, sayang?" Shila bertanya balik pada Acha.

"Dia Aji, pacarku, Omah," jawab Acha, keceplosan. Setelah itu ia kembali merutuki dirinya yang suka ceplas-ceplos.

"Oalah, ternyata udah saling kenal dan punya rasa," ucap Shila menggoda Acha.

"Ish. Apa, sih, Omah!" Acha pergi meninggalkan mereka di ruang televisi sambil menggerutu tak jelas. Kemudian ia masuk ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Acha tidak melakukan apapun. Acha hanya memikirkan perkataan kekasihnya tadi.

"... calon suami, .... "

"Maksudnya apa?" ucap Acha bermonolog.

🌸•🌸•🌸

"Pasti kamu bingung kenapa aku bisa ngomong dengan santai kalo aku calon suamimu," ucap Aji menebak.

"Jelas, Mas. Ya kali gak bingung, apalagi kamu ngomongnya depan mereka. Gampang banget kayaknya," balas Acha.

Ternyata Dia JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang