One More Change

64 6 1
                                    

Cho Kyuhyun dan Im Yoona adalah milik orang tuda dan Tuhannya. Aku hanya meminjam tokoh

Cho Kyuhyun SJ as Cho Kyuhyun

Im Yoona GG as Im Yoona

=================================

Yoona PoV

"I Im Yoona , take you, Cho Kyuhyun , to be my husband . I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love you and honor you all the days of my life."

Begitulah janji pernikahan yang kuucapkan lima bulan lalu. Selama kami hidup bersama, tak pernah sekalipun suamiku memandang ke arahku. Mataku terasa sembab ditambah perutku yang terasa mual belakangan ini.

"Oppa annyeong! Kau mau sarapan apa pagi ini? Aku sudah membuatkanmu nasi gor—" perkataanku terpotong mana kala suamiku meletakkan tasnya dengan kasar di sofa ruang tv.

brakk

"Jangan bersikap baik padaku, ingatlah pernikahan ini tak memiliki arti apapun bagiku. Karena kau tak lebih dari pengganti Seohyun di rumah ini, dan saat Seohyun kembali pergilah ketempatmu berasal nona Im"

Seperti itulah makananku sehari-hari, aku menikah dengannya karena paksaan keluargaku. Selanjutnya, dia pergi begitu saja dan aku melanjutkan membersihkan rumah sebelum pergi ke panti asuhan. Tempat yang kuhabiskan setelah tidak lagi kembali ke Jerman untuk bekerja.

====

"Noona kau melamun lagi?" kugelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Haru-salah satu anak penghuni panti yang cukup dekat denganku- sambil mengusap rambutnya.

Begitulah keseharianku, kuhabiskan waktu dengan bermain bersama anak-anak yang kurang beruntung sepertiku. Aku cukup nyaman berada di sini, terasa seperti di rumah sendiri. Mungkin karena mereka menerimaku dan adikku-enam tahun lebih muda dan saat ini sedang kuliah kedokteran di Universitas bergengsi di sini- ibu panti juga menganggap kami adalah anaknya, sehingga tak jarang aku berkeluh kesah padanya tentang hidup.

Sambil duduk di lapangan memperhatikan anak-anak, aku ceritakan mengapa kami bisa menikah. Suamiku dulunya adalah professor di rumah sakit tempat sepupuku bekerja dan seiring kebersamaan mereka, suamiku jatuh cinta kepada sepupuku. Yang kudengar, mereka cukup dekat dan dikabarkan berkencan. Bahkan suamiku sudah melamar Seohyun-sepupuku- dua bulan sebelum pernikahan kami.

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja aku dihubungi oleh bibiku-mama Seohyun- dan beliau menginginkanku untuk kembali ke korea secepatnya. Aku yang diburu seperti itu segera saja memesan tiket penerbangan pertama menuju korea, dengan perasaan tak menentu aku berharap semua baik-baik saja. Aku hanyalah seorang piatu, ibuku meninggal saat akan melahirkan adik bungsuku. Dan setelah kepergian ibu dan adikku, aku dititipkan oleh appa ke rumah bibiku.

"Yoona –ya, bagaimana ini, uri..uri Seohyunnie pergi" begitulah sambutan yang kudapat waktu itu. Bibiku memelukku sambil menangis tergugu.

"Mwo? Apa maksud bibi?"

"Uri Seohyunnie bilang bahwa dia belum ingin menikah. Dia masih ingin menjadi dokter yang hebat. Ottokhe Yoona-ya? Padahal pernikahan akan dilaksanakan dua hari lagi, tapi uri Seohyunnie pergi dan meninggalkan masalah besar untuk kita"

Kepalaku tiba-tiba pusing, bagaimana bisa Seohyun pergi disaat pernikahannya akan terlaksana kurang dari empatpuluh delapan jam lagi? Aku paham perasaan paman dan bibi, karena yang kutahu calon suami Seohyun cukup baik kepada mereka, bahkan cukup loyal untuk seukuran pacar dan bos anak mereka.

"Yoona, kau tahu kami sudah merawatmu selama ini, kan? Mau kah kau membantu kami Yoona-ya, kami sudah tak tahu harus bagaimana lagi. Pernikahan tidak mungkin dibatalkan, meski sejujurnya aku berharap Seohyun mendapat suami yang lebih kaya daripada Professor itu" aku ingat, saat itu paman berbicara dengan datar dan kalut. Maklum saja, Seohyun merupakan anak bungsu dikeluarga ini, selain itu, dia adalah cucu yang paling disayangi semua keluarga. Tidak sepertiku, tentu saja. Aku adalah kebalikan dari Seohyun, aku cukup pemalas dan susah diatur, ditambah pekerjaanku yang dinilai tidak menjanjikan. Hanya sebagai seorang oceanographer.

"Membantu?"

"Ya, menikahlah dengan Professor Cho. Anggap saja sebagai hutang budi selama kau tinggal disini. Sudah cukup kau membebani kami, sekarang ringankan sedikit beban kami, Yoona." perasaanku begitu sakit mendengar ungkapan pamanku. Tapi apa mau dikata, perkataannya memang benar aku sudah cukup menjadi beban keluarga Kim.

"Ba-baiklah, paman"

Begitulah kisah mengapa aku bisa menikah dengan suamiku, Cho Kyuhyun, pria kasar yang kucintai. Sejujurnya tak terhitung berapa kali aku menangis sejak menikah dengannya, bukan hanya paman dan bibiku yang-meski mereka tak begitu menyukai Kyuhyun karena dianggap masih terlalu miskin-masih belum menerima kalau akulah yang menjadi istri Cho Kyuhyun, yang ternyata memiliki harta berlimpah, tapi juga keluarga Kyuhyun yang terang-terangan menolakku.

Ayah suamiku adalah pemilik kerajaan bisnis di negeri ini hingga beberapa Negara di Eropa dan Asia, salah satunya tempat kerjaku sebelum menikah dengan Kyuhyun. Beliau salah satu orang yang mendukungku bersama adik kedua Kyuhyun, Cho Mino. Mereka berdua bersikap cukup baik, terlebih Mino yang selalu bersikap hangat padaku secara terang-terangan. Sedangkan ayah suamiku cenderung pendiam dan selalu mendukungku dengan nasihat-nasihatnya yang luar biasa.

Sedangkan ibu Kyuhyun, bersikap cukup baik padaku. Dia adalah pemiliki rumah sakit dimana Kyuhyun dan Seohyun bekerja. Meski cukup baik, dia tak menerimaku sebagai menantunya. Katanya, "Yoona-ya, aku menyayangimu namun aku tak bisa menukar kebahagiaan anakku begitu saja. Aku ingin kau menjadi menantuku, tapi anakku mencintai sepupumu. Kalau Seohyun kembali kuharap kau mau meninggalkan anakku". Sakit memang, namun aku paham perasaannya. Ibu mana yang mau melihat anaknya tersiksa karena menikah dengan wanita yang tidak dicintainya?

Saat asik memikirkan masa lalu, teleponku bordering, dari bibi.

"Annyeong"

"...."

"ne, aku segera ke sana"

Entah mengapa perasaanku gelisah, seperti aka nada yang terenggut dari hidupku.

===

Kegelisahanku terjawab saat menginjakkan kaki di rumah tempat aku dan adikku tinggal beberapa tahun ini, Seohyun terlihat duduk di sana. Dan tak lama aku tiba, aku melihat suamiku datang dengan tergesa. Aku memutuskan sembunyi di balik pepohonan di depan rumah itu.

"Oppa mian, aku pergi waktu itu" kulihat di sana, suamiku memeluk Seohyun dengan erat.

"Gwencanha, harusnya aku yang minta maaf padamu, chagi. Karena memaksa kehendakku untuk menikah cepat"

"Oppa kau mau kan kembali padaku? Aku masih mencintaimu" setelah itu, mereka berpelukan dengan erat.

Aku hanya membatu dan membekap erat mulutku, apalagi yang kuharapkan? Dia mencintaiku dan meninggalkan Seohyun? Tidak mungkin, Im Yoona. Jangan bermimpi.

Setelah melihat mereka masuk, aku memutuskan untuk pergi. Pergi sejauh mungkin dari Negara ini dan memulai kehidupanku yang baru bersama bayiku. "ne aegi-ya, mianhae, jeongmal mianhae. Eomma harus memisahkanmu dengan appa demi kebahagiaannya. Eomma janji akan membahagiakanmu dan mencintaimu selamanya, hanya kita berdua, ye?" gumamku sambil mengelus perut yang sedikit membuncit.

Selamat tinggal, Cho Kyuhyun.

End

FICTION KYUHYUN-YOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang