Don't Leave Me

65 5 2
                                    


Yoona PoV

"Eomma, aku mau cake cocholate jusseyo!"

"Naega, naega taro cake jusseyo"

"Nan cookies and cream, eomma. Cookies and cream with whipe cream, jusseyo!"

"Nado- nado"

Kalian penasaran suara berisik itu berasal darimana? Suara-suara imut tadi berasal dari ketiga anak kembarku. Terkejut? Aku pun begitu, tak menyangka bayi yang hadir di tengah prahara rumah tanggaku berjumlah tiga orang. Aku tahu, aku memiliki riwayat kembar dari appaku. Tetapi yang tak kusangka adalah aku mampu mengandung ketiga anak kembarku tanpa dampingan seorang suami.

Hari ini, rencananya kami ingin menghabiskan waktu bersama-aku dan anak kembarku-di Lotte World, sudah lama kami tak menghabiskan waktu bersama sejak aku memutuskan kembali ke Negara ini bersama suamiku. Terakhir kali liburan sekitar satu tahun yang lalu, saat tahun baru di kediaman kami di Berlin sana. Untuk itulah, aku berinisiatif mengajak mereka ke Lotte World sambil menunggu waktu libur suamiku. Namun bukannya berada di Lotte World, aku malah membawa mereka ke café tempat kerja suamiku.

Semua berawal dari panggilan tiba-tiba dari seniorku-ya, aku harus merangkak dari awal karena pindah tempat kerja-yang memang sedang sakit, demi kelancaran penelitianku nanti, mau tidak mau aku harus menemuinya hari ini juga. Entah kebetulan atau bagaimana, seniorku dirawat di rumah sakit tempat suamiku bekerja, hingga di sinilah kami sekarang.

"Appaa!" suara Jihyun-anakku-seakan membelah kebisingan di café ini. Kulihat dia berlari menghampiri appa-nya yang tak sengaja bertemu di café rumah sakit.

"Jihyunie, kau ingin mengunjungi appa eoh?" sahut suamiku sambil menggendong buah hati kami seraya berjalan menghampiriku kemudian mengecup keningku seperti kebiasaannya delapan tahun belakangan.

Perlakuannya membuatku merona, meski sudah menikah 5 tahun lamanya perlakuan manisnya tetap mampu membuat rona merah mampir di pipiku. Tak ingin semakin terlihat merona, kualihkan pandanganku pada kedua anakku yang lain, Jaehyun dan Jeehyun. Keduanya terlihat cemberut menatap ayah mereka, seakan mengatakan mereka ingin perlakuan yang sama seperti adik bungsu mereka.

"Wah ada uri Jaehyunie dan Jeehyunie juga eoh. Apakah kalian ingin memberi kejutan pada appa oh?" Tanya suamiku yang menyadari kedua anaknya cemburu.

"Ani, kami tadi pergi ke Lotte world appa" Jeehyun menjawab pertanyaan appanya.

"Lalu kenapa kalian di sini, hm?" suamiku bertanya sambil menggendong Jeehyun di lengan kirinya.

"Saat sampai di gerbang, tiba-tiba eomma mendapat telepon dari temannya appa."

"aa" sembari menunggu pesanan kami, mereka terus berbicara sambil sesekali tertawa.

Begitulah kehidupanku setelah meninggalkan Negara kelahiranku. Aku tak menyangka keputusanku untuk mengalah akan membawaku pada kebahagiaan yang tak ternilai seperti ini.

Setelah pesanan kami siap, kami hendak melangkah menuju meja yang tadi ditempati suamiku bersama rekannya.

"Annyeonghaseyo Cho Kyosunim" sapaan dari beberapa dokter di rumah sakit mengalihkan perhatian kami, terlebih suamiku.

"Ne, annyeonghaseyo." Balas suamiku ramah sedang anak-anakku masih sibuk berceloteh ria.

"Kyosunim, apakah ini keluarga anda?"

"Ne." balas suamiku dan kemudian, "Anak-anak ayo sapa teman-teman ayah" suamiku menurunkan Jeehyun dan Jihyun dari gendongannya.

"Ye" mereka mengangguk dan mulai membungkukkan badan memberi salam, "Annyeonghaseyo sonsaenim, Cho Jaehyun imnida" jaehyun kemudian menegakkan badannya dan menampilkan evil smirk khas ayahnya.

FICTION KYUHYUN-YOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang