16. Kabar Duka

4 1 0
                                    

Sampai suatu ketika, aku terbangun dari tidur malamku. Aku menerima kabar tak mengenakan, bahwa kamu telah pergi, pergi untuk selamanya. Pada saat itu juga, hatiku hancur, sayapku luruh berkeping keping dan air mataku tak henti menetes.
Untukmu, seseorang yang aku sayangi. Selamat jalan, sudah tak ada lagi gelak tawa dari bibir manismu. Sungguh, ini menyakitkan.

Lebih baik aku tak mengenalmu kala itu, daripada aku harus merasakan kehilangan yang sangat menyakitkan. Kamu boleh pergi, pergi sejauh mungkin untuk mengejar bahagiamu. Tapi, janganlah pergi dari dunia ini. Aku tau, dunia terlalu jahat untuk orang baik sepertimu. Tapi pada nyatanya, kamu tetap pergi meninggalkanku dna menyisakan sepi di hati ini.

Kudatangi nisan bertuliskan namamu. Masih banyak taburan bunga segar di atasnya. Kulihat fotomu terpajang nyata di sana.
Oh Tuhan, inikah mimpi buruk dalam hidupku?

Nyatanya, seseorang yang aku anggap lelaki kuat dan pemberani, hari ini harus menemui takdirmu.
Perlahan, kuamati dan kupegang nisan itu.

Kuusapkan namamu, tak kusangka secepat inikah semua berakhir?
Selamat jalan laki laki baik, bahagialah di atas pangkuan Tuhan. Tersenyumlah ke arahku, aku rapuh saat ini. Aku kehilangan sebelah sayapku. Ia hancur dan tak bisa kembali lagi.

Isakan tangis terus keluar dari bibirku, aku tak sanggup harus menerima takdir ini. Takdir yang sangat menyakitkan untukku.
Terima kadih sudah hadir dalma hidupku, terima kasih sudah memberikan pelnagi keindahan dalam perjalananku. Tenanglah, aku selalu menyayangimu.

Kepergianmu untuk mengejar bahagiamu mungkin tak begitu menyakitkan untukku. Karena, aku masih bisa melihatmu dari jauh dan merasakan kebahagiaan ketika senyum manis terukir dari bibirmu.
Namun saat ini, kehilanganmu untuk kembali pada Tuhan telah membuatku sangat hancur. Seperti tak mempunyai semangat untuk hidup.

By : dian.dra14
Bekasi, 25 Aguatus 2021

SajakkuWhere stories live. Discover now