Lavanya First Love

252 26 1
                                    

Pagi ini aku berangkat sekolah bersama dengan Hanan yang memang setiap paginya selalu menjemput ku. Saat motor Hanan sudah berada di depan SMA Pelita, aku melihat cowok keren yang melerai perkelahian kami dengan anak SMA Pelita kemarin.

Sejak kejadian itu entah mengapa aku terus-terusan memikirkannya, cara bicaranya yang tegas dan kharisma yang dia miliki membuat ku merasa dunia berhenti sejenak, terpanah satu kata yang cocok untuk ku saat itu. Mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta? Ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini kepada seorang cowok yang bahkan aku tidak kenal dengannya.


"Eh, ngapain Lo ngelamun?" kata Hanan yang menyadarkan lamunan ku tentang Ares si ketua osis SMA Pelita. "Eh udah sampe yah?" kataku  "menurut Lo?" Balas Hanan dengan tampang menjengkelkan. Aku langsung saja melepas helem yang ku pakai memberikannya kepada Hanan, "Thanks beb, gw duluan yah" ucapku lalu kabur meninggalkan Hanan "Dasar Nenek Lampir!" Ku dengar teriakan kesalnya padaku, hahaha aku memang suka membuatnya kesal.

Kini aku berjalan ke kelasku 11 IPA 3, oh ya aku punya 6 orang sahabat dan diantara mereka hanya aku, Kalandra, dan Chia yang sekelas. Sedangkan Hanan dan Trisha dikelas IPA 1, Arga dan Hanas di IPS 1. Kami berteman sejak masa ospek dan berlanjut sampai sekarang dan ku harap untuk selamanya.

Ku lihat Kala yang sedang makan bersama Chia, aku yakin pasti dia memakan bekal Chia lagi dasar manusia gratisan. "Selamat pagi Chia cantik" sapa ku kepada Chia setelah sampai di bangku yang ku tempati dengannya, Chia hanya merespon dengan senyum manis dengan pipi yang sedikit menggembung karena makanan duh gemesnya. "Dih Chia doang nih yang di sapa?"  kata Kala "gak usah banyak omong, mending minggir deh balik ke bangku Lo sana!" ucap ku ke Kala "ck, ia sabar nih minum dulu" katanya yang telah menghabiskan bekal makan Chia, walaupun mereka makan bersama aku yakin pasti dia yang paling banyak makannya.

Setelah kala kembali ke bangkunya aku langsung duduk di samping Chia, dan mulai bercerita beberapa hal dengan gadis polos ini hingga bel masuk berbunyi.










Kini semua teman sekelas ku tengah sibuk membereskan barang mereka dan bersiap untuk pulang, baru saja aku ingin menelpon Hanan untuk mengantarku pulang dia sudah menelpon ku duluan

"Halo"

"Nya, gw gak bisa nganterin Lo pulang nih."

"Lah kok tiba-tiba?"

"Ia nih ada urgen, biasalah osis. Oke kalo gitu byee"

"Eh tu-"

Tutt tutt tutt

Dasar cowok kurang ajar selalu saja mematikan telepon sepihak padahal kan aku belum selesai bicara. Aku melirik ke arah Kala yang bangkunya tepat dibelakang ku dan Chia.

"Kala" panggil ku dengan senyum super manis, "idih ngapain Lo manggil gw sambil senyum-senyum, pasti ada maunya nih" kata Kala yang sepertinya sudah tau siasat ku "hehehe, tau aja deh. anterin gw dong, yah yah plis" kataku memohon "Sorry banget gw mau nganter Chia pulang" yah aku memasang tampang cemberut "Vanya kalo mau pulang bareng Kala pergi aja biar Chia pulang sendiri." kata Chia yang baik hati ini. "Gak usah, gw bareng Arga aja" kataku kepada Chia, aku tidak tega membiarkan nya pulang sendirian apalagi setelah kejadian kemarin.

"Lo gak baca group yah?" tanya Kalandra kepada ku, aku hanya menggeleng lalu membuat handphone ku dan melihat group chat kami di bbm, sial ternyata hari ini Hanas dan Arga ada kerja kelompok. Kalo begini aku pulang dengan siapa? "Jadi gimana nih?, Lo pulang bareng siapa?" tanya Kala kepada ku "gak tau deh atau gw nunggu angkot aja yah?" kataku "Gimana kalo gw anterin Chia dulu, terus balik ke sini lagi jemput Lo" tawar Kala, sebenarnya aku mau menerima tawarannya tapi yah aku kasian juga kalau dia harus mengantar Chia lalu kembali ke sekolah dan mengantar ku juga padahal arah rumah kami berbeda.

"Thanks nih tawarannya, tapi kayanya gak usah deh gw naik angkot aja" kataku menolak tawarannya "Bagus deh kalo Lo nolak, tadi kan cuman basa basi doang" katanya walaupun menyebalkan tapi aku tau dia tadi memang tulus menawarkan cuman yah begitu dia suka pura-pura tidak peduli padahal dia paling perhatian kepada teman-temannya.

Aku pun berjalan ke depan gerbang sekolah menunggu angkot yang barang kali lewat. namun sudah setengah jam aku menunggu tidak ada sama sekali angkot yang lewat, tadinya ada sih tapi sayang tujuannya berbeda dengan rumah ku makanya aku masih menunggu di depan gerbang sekolah yang sudah sepi ini karena anak-anak lain sudah pada pulang.

Kenapa tidak minta dijemput? Aku mau minta kepada siapa, aku hanya tinggal berdua dengan ibuku setelah kematian ayah dan ibu sibuk bekerja tidak ada siapapun di rumah ku. Itu alasannnya aku selalu bersama Hanan untuk berangkat maupun pulang sekolah.

Ku lihat sebuah mobil berhenti dihadapan ku,   kaca mobil dibuka dan aku melihat Ares yang kini menatap ku, "Kamu cewek yang kemarin kan?" dia bicara kepadaku? Aku menoleh ke kanan dan kiri lalu menunjuk diriku sendiri "aku?" Kataku. "Ia kamu" dia mengingatku yah "e-eh ia" kataku sedikit salting setelah mengetahui fakta bahwa ia mengingat diriku ini.

"Kenapa belum pulang?, Ini kan sudah sore dan sekolah sudah sepi" tanya nya "a-aku lagi nunggu angkot" kataku gelagapan dan sejak kapan aku berbicara menggunakan aku kamu. "Gimana kalo saya anter aja?" heh dia nawarin nih, "eh emang boleh?" tanyaku "ia, naik aja saya yang anter" tanpa basa-basi aku langsung masuk ke dalam mobilnya dan duduk di kursi depan.

Kata Arga kesempatan tidak boleh dibuang, kapan lagi aku bisa diantar pulang dengan Ares yang tampan dan keren ini. Duh sejak tadi aku terus-terusan deg-degan. Mana sesekali dia mengajak ku mengobrol dan oh tuhan senyum nya itu kyaaaa aku sudah merasa ada di surga saja.














Aku melambaikan tangan kepada Ares ketika melihat mobilnya sudah jalan keluar dari komplek perumahan tempat ku tinggal. Betapa bahagianya diriku, apa ini bayaran dari kesabaran ku menunggu angkot. Kebahagiaan ku tidak sampai di situ saja, bahkan tadi kami saling bertukar nomor dan saling berteman di Facebook, yah kalian tau lah siapa yang memulai.

Pastinya aku, dengan alasan untuk menjalin komunikasi aku meminta nomor handphone nya dan juga mengajaknya berteman di Facebook. Ares yang baik hati mengiyakan permintaan nenek sihir ini hahaha.

Setelah kejadian itu, aku dan Ares sering bertukar pesan walaupun aku yang duluan memulai. Yah sepertinya diriku merasa sudah dekat dengannya, walaupun aku tidak pernah mengungkapkan perasaan ku. Hanya menyimpan nya sendiri tapi sudah senang bisa dekat dengannya.

Namun, beberapa bulan kemudian aku mendapat kabar kalau dia berpacaran dengan si wakil osis yang namanya Jihan itu. Bisa dibilang setelah mengetahui hal itu, aku langsung galau bahkan beberapa teman ku yang bahkan tidak tau alasanku galau, sudah menghibur tapi yah namanya juga patah hati.

Aku memutuskan untuk menjaga jarak dengannya, selain karena dia sudah punya pacar aku juga ingin perlahan menghilangkan perasaan ini. Apalagi setelah insiden itu, hingga akhirnya tanpa terasa kami sudah tidak lagi berkomunikasi dan sekarang setelah sepuluh tahun aku malah mengingat nya lagi.


Hfft, kisah cinta di SMA memang seru dan selalu membekas di hati, meskipun akhirnya bad ending.









ReunianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang