BAB 15

25 7 0
                                    

Pukul satu dini hari, acara LDK dibubarkan, semua peserta dan panitia diminta kembali ke asrama masing-masing. Karena asrama mereka terletak di kompleks sekitar sekolah, mudah dijangkau dengan berjalan kaki, sehingga tidak ada yang perlu di khawatir jika mereka pulang tengah malam sekali pun.

Hanya para panitia serta peserta dari kelompok satu dan tiga yang tahu persis alasan dihentikannya kegiatan tahunan OSIS ini, mereka menutupi dengan rapat kejadian menyeramkan yang terjadi di ruang belajar terbuka. Namun, memori tersebut tertanam di ingatan mereka sehingga menimbulkan rasa takut yang teramat kuat terhadap sekolah mereka, terutama Aula dan ruang belajar terbuka.

“Akting yang luar biasa, Nida. Sejak kecil kamu memang berbakat jadi aktris,” ucap Halidy seraya berbisik pada Nida saat menuruni tangga tengah bangunan kelas favorit. Dili dan Satria yang berada tepat di belakang mereka bisa mendengar kalimat mengejutkan itu, tentu saja mereka tidak kecewa karena merasa tertipu, tapi justru Halidylah yang kali ini salah mengira.

Nida hanya tersenyum mendengar pujian dari remaja laki-laki yang sangat penting dalam hidupnya. Dari desas-desus yang pernah Dili dengar, Halidy dan Nida adalah anak dari dua sponsor sekolah mereka selain perusahaan ayah Rama, mereka berdua sudah berteman sejak kecil karena hubungan kerja sama dari perusahaan orang tua mereka, bahkan ada kabar yang mengatakan bahwa mereka berdua sudah dijodohkan bahkan sebelum lahir ke dunia.

Baik Nida atau Halidy tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis, karena ke mana-mana mereka berdua selalu bersama, satu sekolah, satu tempat les, bahkan selalu satu kelas sejak TK. Kecerdasan mereka diakui karena selalu menjadi juara kelas dan memenangkan berbagai lomba serta Olimpiade.

“Dan terima kasih atas bantuan kalian. Bagaimana kalian bisa tahu tentang rencana yang kami buat untuk membubarkan LDK?” Halidy menghentikan langkahnya di anak tangga terakhir dan membalikkan badan menghadap Dili dan Satria yang ikut menghentikan langkah karena jalan mereka terhalang oleh Halidy dan Nida.

“Maaf, aku memberitahu Dili karena percaya dia bisa menjaga rahasia dan bersedia membantu kita.” Nida segera menjawab pertanyaan tersebut karena takut Dili dan Satria memberitahu hal yang sebenarnya kepada Halidy. Dia menatap Dili dengan wajah memelas, menyampaikan permohonan agar Dili bersedia menjaga rahasia itu.

Meskipun Nida tidak ingat dengan apa yang terjadi padanya, dia sempat mendengar penjelasan dari Halidy dan beberapa senior yang langsung meminta maaf padanya, dari sanalah dia mengerti tentang kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya.

Karena Dili dan Satria disebut-sebut sebagai penyelamatnya, Nida menyimpulkan bahwa Dili dan Satria bisa melihat makhluk yang mengganggunya, kalau saja mereka mengatakan pada Halidy bahwa Nida benar-benar diganggu oleh makhluk itu, maka Halidy pasti akan menyalahkan diri sendiri yang hampir kehilangan Nida karena rencana konyolnya.

Kejadian lampu berkedip di Aula adalah inspirasi dari rencana Halidy untuk menjahili para senior, dia ingin LDK segera dihentikan karena melihat kondisi Nida yang kurang sehat. Meski rencana itu sepenuhnya diatur olehnya, dia ingin Nida yang melakukan peran untuk menakut-nakuti panitia karena mereka pasti sulit percaya jika yang mendapat gangguan adalah laki-laki, sedangkan jika korbannya perempuan akan lebih mudah untuk dipercaya.

Awalnya Nida memang hanya berakting ketakutan, siapa sangka hal itu malah berujung kejadian tak terduga. Jika saja Halidy terlambat menariknya sedikit saja, nyawa Nida akan melayang karena dia benar-benar tidak sadar pada saat itu. Dia enggan memberitahu pada Halidy tentang hal yang sebenarnya terjadi karena rencana itu dibuat oleh Halidy demi Nida, agar mereka bisa segera pulang dan Nida bisa beristirahat.

Meski tidak mengetahui kebenarannya, Halidy sangat terkejut saat melihat Nida memanjat pagar pembatas, dia khawatir karena menurutnya Nida terlalu menghayati perannya sampai melakukan hal sejauh itu yang jelas-jelas membahayakan keselamatannya. Merasa gelisah melihat kejutan tak terduga dari Nida membuat Halidy sangat waspada, karena itulah dia berhasil menarik Nida dari pagar pembatas tepat pada waktunya.

Good Generation (TERBIT✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang