BAB 21

19 6 0
                                    

Rangkaian acara penyambutan murid baru ditutup dengan acara Pesta Penyambutan. Berbagai tes telah mereka lalui, hari-hari melelahkan sekaligus menegangkan sudah berakhir. Karena itu para panitia mengadakan pesta tepat tiga jam setelah rangkaian tes terakhir.

Pukul 20.30 adalah waktu pesta itu akan dimulai. Bukan hanya para panitia dan peserta yang diundang, tetapi semua murid senior kelas sebelas dan dua belas turut meramaikan acara, begitu pula dewan guru dan jajaran staf sekolah. Pesta ini bukan sekedar hiburan semata, karena akan ada peristiwa penting di dalamnya.

Lima belas menit sebelum acara dimulai, Dili sudah sampai di depan Aula. Dia mengenakan gaun putih panjang, kain satin polos yang agak longgar di bagian atas, berpadu cantik dengan kain sasirangan berwarna dasar putih yang dilapisi dengan kain kasa putih polos. Dia lebih menyukai pakaian longgar karena membuatnya lebih mudah bergerak.

Rambut panjangnya ditata rapi membentuk sanggul, menyisakan sedikit rambut yang agak pendek yang dibiarkan terurai di samping wajahnya. Meski tidak menggunakan riasan wajah, penampilannya cukup membuat orang-orang melirik bahkan sampai terpana dengan kecantikan alaminya. Dia memang sudah terkenal sejak MOS, hanya saja dia tidak menyadari itu dan merasa tidak nyaman saat menjadi pusat perhatian.

Di sampingnya ada gadis yang tidak kalah populer. Dia mengenakan gaun merah muda polos berpola lurus, dipadukan kardigan sepinggang yang terbuat dari bulu domba. Rambutnya dibiarkan terurai, dihiasi pita kain berwarna senada dengan gaunnya yang tampak manis di mata. Dia menggunakan aksesoris serba merah muda, mulai dari anting, kalung, gelang, hingga dompet kecilnya.

Wajahnya dipoles dengan riasan wajah tipis yang tampak natural, dia menggunakan lensa kontak berwarna merah muda, serta lipstik mengkilap berwarna senada. Siapa pun yang melihatnya bisa dengan mudah menyimpulkan bahwa gadis itu sangat menyukai warna merah muda.

"Wah, Bunga Sakura kita sudah datang," ucap Mariani, salah satu teman sekelompok Kiya saat tes Pramuka. Dia memanggil Kiya sebagai bunga sakura karena penampilannya yang sangat cantik dan menggunakan pakaian berwarna merah muda, rasanya seperti melihat bunga sakura yang mekar.

"Sepertinya peluangmu untuk memenangkan kontes Putri Cahaya Banua sangat besar," sahut gadis satunya yang juga terlihat akrab dengan Kiya. Padahal dia juga tidak kalah cantiknya dengan Kiya.

Kehadiran dua teman Kiya membuat Dili menghindar karena merasa cukup canggung. Beruntung dia bertemu Ika yang juga sedang sendirian. Sebelum dia melangkahkan kaki mendekati Ika, sebuah helikopter turun di tengah lapangan utama, dan keluarlah dua laki-laki tampan bersama seorang perempuan yang begitu cantik, diiringi lelaki dewasa yang menggandeng wanita dewasa yang tampak awet muda, mereka adalah keluarga Alvarendra.

Jantung Dili berdetak kencang sejak melihat wanita itu, seakan bertemu dengan seseorang yang memiliki hubungan spesial dengannya, padahal baru pertama kali dia melihat ibu Rama. Meski keluarga Alvarendra sangat terkenal, wajah nyonya besar jarang terekspos kamera karena dia tidak suka difoto.

Dua keluarga sponsor lainnya sudah duduk rapi di dalam Aula, ditemani pak Jacky yang sibuk melaporkan tentang perkembangan sekolah mereka sejak adanya program kelas favorit. Dia sangat bangga dengan pencapaian murid-murid kelas favorit angkatan pertama. Dia juga menjelaskan potensi-potensi dari para calon murid kelas favorit angkatan kedua.

Acara dibuka dengan doa bersama, lalu sambutan dari kepala sekolah serta para sponsor. Selanjutnya pengumuman lima belas murid yang akan menjadi murid kelas favorit angkatan kedua. Pengumuman dibacakan oleh seorang pengusaha batu bara yang juga salah satu sponsor SMA Cahaya Banua, nama beliau adalah Ivander Adley Byakta.

"Dari 320 murid baru, kami hanya memilih lima belas murid untuk mengikuti program kelas khusus ini. Lewat seleksi yang ketat, kami berharap lima belas murid ini bisa mengikuti jejak langkah para seniornya yang sangat membanggakan. Tanpa membuang banyak waktu, saya langsung umumkan, untuk nama-nama yang disebutkan harap langsung naik ke atas panggung." Ucapannya terhenti sejenak saat membuka amplop berisi daftar nama murid-murid yang beruntung bisa merasakan program kelas khusus yang hanya ada di sekolah mereka.

Good Generation (TERBIT✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang