Soal tes kali ini di buat oleh kepala sekolah, yaitu pak Jacky dan dia sendirilah yang akan membacakan soalnya saat tes berlangsung, sehingga soal dianggap aman. Bahkan sejak kepala sekolah mengumumkan keputusannya, para murid kelas favorit dan delapan belas murid perwakilan kelas jurusan menjalani karantina di Aula, ponsel mereka disita agar tidak ada sedikit pun celah untuk melakukan kecurangan.
Pukul tujuh pagi, tes dimulai. Seluruh murid yang mengikuti tes dikumpulkan di Kelas X Favorit. Tes ini disiarkan secara langsung agar murid-murid lainnya bisa melihat situasi di tempat tes tersebut. Soal tes mencakup pengetahuan dari berbagai ilmu, serta tes logika. Terdapat lima belas soal yang hanya boleh dijawab peserta tercepat, jika jawabannya benar maka dia dinyatakan lulus.
“Hitunglah jumlah dari perkalian 111.111.111 x 111.111.111!
Tepat saat soal selesai dibacakan, Rama mengangkat tangan. Pak Jacky mempersilakan Rama untuk menjawab. Dia tidak heran sama sekali karena potensi Rama adalah berhitung cepat.
“Jawabannya adalah 12.345.678.987.654.321.” Rama membacakan jawaban tersebut dengan pelan agar pak Jacky bisa memastikan dengan baik jawabannya benar atau salah. Tentu saja Rama yakin bahwa dia tidak akan salah, dan keyakinan terbukti. Rama menjadi peserta pertama yang lulus dan berhasil mempertahankan posisinya sebagai murid Kelas X Favorit.
Meski ada 14 soal lagi, para peserta tes cukup gugup karena mereka sudah kehilangan satu kesempatan. Mereka memfokuskan indra pendengaran saat pak Jacky membacakan soal kedua.
“Seorang pembunuh berantai mengundang calon korban ke rumahnya. Mereka makan malam bersama. Setelah itu, si pembunuh berantai menawarkan korbannya sebuah apel. Korban mengatakan kalau ia sudah kenyang dan akan mengambil sebagian saja.
Si pembunuh kemudian membagi apel menjadi dua dan mereka berdua memakannya. Segera setelah itu, sang korban tergeletak tak bernapas di atas meja.
Pertanyaannya:
Jika keduanya memakan apel yang sama, mengapa hanya salah satu dari mereka yang mati?”
Dili mengangkat tangan dengan percaya diri. Kemudian pak Jacky mempersilakan Dili untuk menjawab. Sejak permainan Sang Juara, Dili tampak menguasai permainan teka-teki. Ya, itulah potensinya, memecahkan kasus misteri.
“Pembunuh itu menggunakan pisau yang salah satu sisinya dioleskan racun,” jawab Dili tanpa keraguan sedikit pun. Kiya dan Satria yang kini duduk berdampingan menonton siaran langsung tersebut merasa lega mendengar jawaban Dili yang masuk akal. Dan ternyata jawabannya benar.
Para anggota Komunitas 9 Cahaya yang semula deg-degan, kini bisa bernapas lega. Meski begitu ada dua lagi anggota mereka yang sedang berjuang, yaitu Ali dan Lia. Mereka berharap Ali dan Lia bisa menjawab soal selanjutnya dengan mudah seperti Dili.
“Sebutkan nama tulang terkecil di tubuh manusia beserta letaknya!”
Lia yang menyukai ilmu kesehatan, bisa menjawab pertanyaan ini dengan tepat. Jawabannya adalah tulang stapes yang terletak di dalam telinga. Dengan berat hati dia harus meninggalkan Ali berjuang seorang diri.
“Di Bumi, satu tahun adalah 365 hari. Di planet Merkurius satu tahun berapa hari?”
Saatnya pencinta Astronomi unjuk tangan. “2 hari,” jawab Rikma yang sejak kecil suka mempelajari tentang planet dan perbintangan. Fakta ini cukup sulit dijawab oleh yang lain karena mereka tidak peduli tentang fakta planet lain.
“Seorang pria menaruh sejumlah uang di atas meja dan berangkat bekerja. Ketika ia kembali, uang itu hilang. Ia memiliki tiga tersangka: juru masak, pembantu, dan tukang listrik.
Juru masak berkata, “Saya menaruh uang itu di bawah sebuah buku untuk membuatnya aman." Pria itu memeriksanya dan tidak menemukan uang tersebut.
Sang pelayan berkata, “Saya memindahkan uang itu ke dalam buku antara halaman 10 dan 11." Pria itu membuka halaman 10-11, dan ternyata di tengahnya tidak ada uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Generation (TERBIT✓)
Teen Fiction🥇#1 - Potensi 🥇#1 - Marathon 🥉#3 - Istimewa SMA Cahaya Banua adalah satu-satunya sekolah yang memiliki program kelas favorit. Program ini bertujuan untuk mengembangkan potensi para murid agar siap menjadi pelopor kemajuan bangsa di masa depan. ...