Tentang Buku

24| Tentang 21 Menuju 22 #1

Dalam pencarian jati diri layaknya mobil yang kehilangan kemudi.
Belok ke kanan, belok ke kiri terkadang juga berjalan lurus.
Seperti banyak magnet di sekitar.
Menarik kesana kemari.
Menelaah masalah satu-persatu.
Mempelajari lika-liku hidup.
Menerima masukan.
Memendam amarah yang memang tidak harus diutarakan.

Untuk saat ini, aku adalah manusia yang sedang kehilangan semangat hidup.
Tapi tidak untuk mengakhiri hidup.
Setiap malam memikirkan ini itu.
Hidup kok gini-gini aja.
Disaat yang lain mulai melangkah ke tahapan selanjutnya.
Memikirkan mengapa aku belum mampu seperti dia?
Apa aku tidak seberuntung itu?
Sampai insecure datang
Rasanya terlalu singkat jika harus memikirkan kekurangan diri secara terus menerus.
Tapi entahlah, aku bingung dengan hidupku saat ini.

Sungguh pusing menjadi dewasa.
Belum lagi harus memenuhi kebutuhan orang lain.
Gapapa capek sedikit.
Namanya juga manusia itu makhluk sosial yang saling membutuhkan manusia lainnya.
Entah sekarang ataupun nanti.

Tapi sadar atau tidak.
Dalam perjalanan hidup ini.
Terlalu banyak ketakutan.
Terlalu banyak kekhawatiran.
Terhadap apapun yang terjadi bahkan yang belum terjadi.
Namun sudah memikirkan dampaknya.

Iya boleh bertindak seperti itu.
Tapi terkadang juga tidak cukup baik bagi otak dan pikiran.
Sedikit menimbulkan kecemasan yang berlebih.
Karena tidak mau sesuatu yang buruk itu terjadi.
Padahal yang akan terjadi di kemudian hari itu tidaklah selalu yang buruk-buruk
Sekalipun buruk, pasti ada hikmah yang bisa diambil dari kejadian itu.

Ingatlah bahwa semesta selalu berlaku adil.
Pada setiap manusia yang sedang berproses.
Aku percaya bahwa semua hal yang terjadi dalam hidup ini ada campur tangan "Sang Pencipta dan ciptaan-Nya".
Tidak perlu khawatir.
Tetap jalani hidup ini dengan penuh rasa syukur.
Dan jangan lupa terus menjadi orang baik.
Karena kebaikan itulah yang akan menjadi penolong kita di masa-masa sulit.

[15.07.2021]
-rdhagst-