"Ternyata bukan dia yang menyakitiku, tapi diriku sendiri"
---
Bara dengan santai berjalan di koridor kelas XI keringat yang dari tadi terus menetes di biarkan begitu saja.
"BARA WOI" teriak wanita di belakangnya, tapi bara tidak menghiraukan.
"HEH BUDEK YA LO"
"Kejar anjir"
Ketiga manusia berisik kali ini ingin mengintrogasi Elbara Atma Jaya, lelaki yang dari tadi mengacuhkannya bukan aneh bagi ketiganya akan merecoki Bara karena ini selalu ada sangkut pautnya dengan Alea.
"Lo emang budek ya? Kita sautin gak nengok- nengok" Sebal Febby, tepat di depan tubuh Bara menghalangi jalannya.
"Apa" Tanya Bara tanpa ingin berbasa-basi.
"Temen gue dimana?" Kali ini Zea yang bertanya.
Bara menggidigkan bahunya.
"BARA BELAHAN HATI ALEA MANA MUNGKIN LO GAK TAU DIA DIMANA ANJIR!" teriak Alika geram.
"Minggir" bukannya menjawab, Bara malah mendorong tubuh Feby dan Alika kesamping agar dirinya tidak menghalangi jalan Bara.
"Ii monyet, gue sumpahin leher lo sakit beneran!" Teriak Alika dengan Bara yang sudah berjalan.
"Apa-apaan ini main sumpah- sumpahin" Ucap lelaki jangkung yang baru tiba, tidak lain teman Bara. Leo Aldy Pertama yang ntah dari mana dia muncul bersama kedua sahabatnya Jay Smith Mangkubumi dan Satya Indradewa.
"Temen lo ya anjing!" Sewot Alika
"Buset tuh mulut ke abis makan cilok mercon pedes gila" timpal Jay
"DIEM LO JAELANI" semprot Alika.
"Kamu udah makan?" Bukannya beradu argumen dengan yang lain tapi Satya malah membucin pada Zea.
"Apaan si lo nanya-nanya, emang lo mau ngasih gue makan?" Cetus Zea dan pergi meninggalkan manusia-manusia itu.
"Sabar ya Sat, gue sama Alika pergi dulu" Febby menepuk pundak Satya, dan pergi kembali mencari Alea.
"ALEA ADA DI RUANG P3K" teriak Satya sebelum punggung ketiga gadis itu menghilang.
"Cinta di tolak emang gak enak" senandung Jay berjalan menjauh dari Satya.
"Diem lo Jaelani"
"Nama gue Jay ya bukan Jaelani J A Y"
"So soan Inggris najis" Leo menangkupkan tangannya ke pundak Jay, keduanya berjalan beriringan.
"Lah nama gue kan emang Inggris sirik aja lo upil singa"
"Najis banget sirik sama kutil badak kaya lo"
"Udah ngaku aja lo!"
Perdebatan pun terus berlangsung. Di sisi lain Alea merasa canggung ingin sekali dirinya beranjak dari tempat tidur tapi Artha melarangnya bahkan dari tadi Artha tidak lepas memandang wajah Alea.
"Nanti pulang nya aku anter ya"
"Eh gak usah Tha, gue bisa sendiri"
"Boleh ya kali ini aja Al, gue anterin lo pulang. Gue takut lo kenapa-kenapa nantinya" Artha memohon agar Alea bisa menerimanya, sangat susah memang mendengar Alea mengatakan 'iya'
"Hm yaudah iya"
Brak
Pintu UKS terbuka lebar, dentuman keras terdengar sangat nyaring deru nafas Ardan sangat tidak beraturan, tangannya bertumpu di lututnya untuk mengatur nafasnya kembali. Saat mendengar Alea berada di UKS dari Fabby dengan segera Ardan berlari meninggalkan kelas begitu saja yang berada jauh dari lantai tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion's
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKE] Dandelion's bunga yang di bilang rentan, padahal nyatanya tidak. Bunga kecil yang tertiup angin akan terbang dengan sendirinya, dandelion akan tumbuh di manapun ia berlabuh tidak peduli seberapa banyak dia terjatuh. Sama...