Ketemu lagi?

6 1 0
                                    

"Cinta pertama sekaligus luka pertama. Ayah"

***

Drtt drtt drtt...

Baru saja gadis berambut pendek berdiri di penghujung bibir pintu kelasnya, getaran ponsel bergetar sendirinya di tangan Alea menampakkan telepon masuk tertulis di sana dengan nama Ayah. Alea menghela nafas sebelum mengangkat telponnya.

"Halo Yah?"

"Nanti malam Ayah jemput kamu, kita makan malam sama Tante Jia" terdengar suara berat milik Ayahnya.

"Ngga bisa Yah, Alea ada janji sama temen-temen" Bohong Alea karena memang tidak sanggup jika harus melihat Ayahnya kembali.

"Alea kali ini Ayah mohon jangan nolak ya? Ayah mau ketemu sama kamu, Ayah kangen" terdengar Damar melembutkan suaranya.

"Iya"

Hanya itu yang terucap dari bibir Alea untuk mengakhiri ucapan dirinya dan Ayahnya. Kebanyakan yang mereka bilang kalau Ayah adalah pelindung bagi dirinya, tapi nyatanya Ayahnya Alea malah meninggalkan dirinya dengan luka.

Bara yang melihat Alea dari kejauhan, membeku sorot matanya yang begitu sendu Bara hanya menginginkan dirinya baik-baik saja begitu juga dengan Alea teman kecilnya.

Gadis kecil? tidak pantas Bara seorang pengecut.

"Lea gue-"

ting!

+628****

Diam! atau kamu mau hal yang dulu, terjadi lagi pada Alea? gadis lemah itu!? ingat Bara semakin kamu tidak menjaga sikapmu kamu akan kehilangan semuanya bukan hanya Alea tapi Ibumu juga.

Damn!

Pesan itu muncul lagi, Bara meremas ponselnya emosinya kembali menyulut tatapan sendu kini kembali berubah menjadi amarah.

"Keluar sini lo!"

"Gue tau lo ngawasin gue, keluar lo bajingan!"

+628***

Send your video

shit! Bara mengusap wajahnya kasar, siapa di balik semua ini? sudah hampir 3 tahun setelah kejadian itu dirinya menerima teror Bara sudah berusaha mencari tahu dalang semua ini tapi selalu gagal dan gagal. Jika boleh dirinya berbicara dengan semesta kenapa harus dirinya? dari sekian manusia yang ada?

"Sorry Bar"

Setelah mengatakan itu, Pria dengan menggunakan jaket hitam bergambar merpati putih beranjak meninggalkan Bara yang masih gusar frustasi mencari puzzle yang sudah berantakan.

"Kenapa tuh muka manyun aja, di tolak sama si batu Bara ya lo?" Alika memalingkan wajahnya dari papan tulis berisi rumus-rumus cantik.

"Nggak" jawab Alea tanpa suara.

"Terus kenapa? Lo mau apa neng, sini gue jabanin"

"Bokap gue ngajak makan sama calon mak tiri gue" Jujur Alea.

"WHAT!" Nada suara Alika meninggi membuat pasang mata tertuju padanya.

"Siapa itu? Kalau mau berisik silahkan diluar!"

"Nggak Bu, maaf hehe" cengirnya.

"Beneran Lea?" kini Fabby yang bersuara pelan.

Alea mengangguk lemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dandelion'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang